Sambil menunggu update ekstra part. Bisa baca juga cerita saya yang lainnya. 1 . Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya (tamat) 2. Kunci Brangkas Rahasia Suamiku (tamat) 3. Maaf, Aku Pantang Cerai (tamat)
"Silakan duduk Nina Sarah. Ada apa datang kemari?"Risma tersenyum saat melihat Sarah masuk ke ruangannya. Ruangan tempat dia bekerja di butiknya, ruangan yang sudah dua tahun ini dia tempati."Aku datang karena mas Malik yang minta. Dia tak ingin terjadi keributan makanya memintaku bicara denganmu."Risma menegakkan punggungnya saat mendengar ucapan Sarah. Dia tak menyangka, wanita ini bilang di minta Malik untuk bicara dengannya."Bicara soal apa? Aku rasa tak ada yang perlu kita bicarakan. Apalagi soal yang berhubungan denganmu dan suamiku," ucap Risma."Baguslah kalau kau sadar. Aku hanya ingin kau tau, kalau hubunganku dengan Malik sudah sangat mendalam. Kami bahkan sudah tidur bersama, saat kau kedinginan di mobil malam itu. Aku dan Malik justru berada di atas ranjang yang membara."Risma menatap ke arah Sarah. Dia tak menyangka wanita elegan ini ternyata murahan juga, dia jadi ingin tau kedok wanita ini."Bagus dong kalau begitu. Sekarang kau hanya perlu mengikatnya dalam ikatan
Plak ...."Dasar perempuan tak berotak, aku sudah memberimu banyak bantuan, Gendis. Dari anak-anakmu masih hidup hingga mereka semua mati, aku membantumu tapi apa yang kau lakukan? Mengoda suamiku dan membuat lumpuh mertuaku."Indah membabi buta saat menghajar Bu Gendis. Wanita itu hanya diam saat mendapatkan perlakuan kasar itu, karena di sana banyak orang-orang Indah.Keadaannya sudah sangat menyedihkan tapi Indah masih belum puas. Bu Gendis mengepalkan tangan saat melihat Risma duduk menikmati sepiring siomay. Mantan menantunya itu memanggil penjual siomay keliling, untuk berhenti di depan rumah kontrakannya.Keramaian di rumahnya pasti ulah Risma. Dia tak menyangka mantan menantumu mengetahui tempat tinggalnya, sedangkan rencananya dengan Sarah belum berhasil."Yank, apa ini tidak terlalu kejam? Lihat dia sudah terluka seperti itu, kasihan."Malik meraih sendok di tangan istrinya lalu ikut makan siomay dengan santai. Dia tak perduli meski sang istri melotot ke arahnya."Pria yang m
Ekstra Part 14."Aku tidak menyangka sama sekali. Niat mereka begitu kejam, tapi aku masih tak habis pikir, kenapa harus aku yang mereka pilih?"Malik membelai perut sang istri. Dia mengira perut wanita itu keram seperti biasa, karena melihat Risma terus mengusap perutnya.Plak ..."Jauhkan tanganmu, aku kekenyangan, kau sibuk ikut mengelus perutku."Risma memukul tangan Malik. Memikirkan Sarah sudah membuatnya kesal, sekarang tanpa dosa suaminya membelai perutnya yang mulai membuncit, bukan hanya karena ada bayi tapi juga karena makanan yang mertuanya masak. Risma benar-benar kekenyangan."Tidak apa, Yank. Kan ada anak kita di dalam sini. Meski gemuk kau tetap cantik."Malik tersenyum ke arah sang istri. Dia mengira sudah membuat wanita itu senang, siapa sangka reaksi Risma justru mengerikan."Aku belum gemuk saja kau sudah dekat-dekat dengan Sarah. Aku tak tau saat perut ini besar nanti, wanita mana lagi yang kau dekati!"Risma semakin kesal setelah mendengar ucapan Malik. Pria itu t
"Masak apa hari ini, Ris? Coba ganti menu yang agak enakan gitu. Apa tidak bosan si Bayu makan kangkung sama tempe dan ikan asin. Bukankah gaji suamimu besar delapan juta jangan kejam begitu semua kau habiskan buat keluargamu."Aku menarik napas panjang mendengar ucapan pemilik warung dekat rumah. Lihatlah dia bahkan tau jumlah gaji mas Bayu suamiku. Taulah aku darimana dia mengetahuinya."Kau beruntung punya mertua sebaik, Bu Gendis. Dia jenis mertua yang baik hanya minta beras lima kilo dan uang seratus ribu saja disetiap anaknya gajian. Apalagi yang membuatmu tidak senang?"Aku masih tetap diam mendengarkan wanita itu bicara meski makin lama tanganku gemetar mendengar apa yang dia pikirkan."Itu karena mbak Risma jenis wanita serakah dan bodoh. Dengan uang delapan juta setiap bulan tidak bisa merasakan masak enak. Bagaimana cukup keluarganya saja pengeretan."Brak.....Kali ini aku sudah cukup diam apalagi yang kali ini bicara wanita yang selalu mengoda mas Bayu."Kalau begitu kena
Aku sedang menikmati makan malam ku. Tentu menu yang sama dengan tadi siang, meski tumis kangkungnya baru aku masak lagi. Setiap hari aku masak sekali makan, sore masak baru meski sayuran yang sama.Saat sedang menikmati makanan aku dengar suara motor khas milik Mas Bayu. Tak lama dia masuk dan melihatku sedang menikmati makanan yang ada di meja makan."Baru makan, Ris. Kenapa tidak dari tadi sih makannya? Kalau terlambat makan kau akan semakin kurus seperti orang kurang makan."Aku hampir tersedak mendengar ucapan mas Bayu. Apa dia tidak tau atau pura-pura tidak tau, bagaimana bentuk makanan yang aku nikmati setiap harinya."Mas terlambat pulang pasti sudah makan di rumah ibu. Masak apa dia hari ini? pasti enak kan apalagi kumpul keluarga besar."Aku berkata sinis beginilah sebagai menantu yang di sayangi mertua. Aku tidak wajib datang pertemuan, cukup menerima hasil musyawarah mereka saja."Hanya masak ayam goreng, opor ayam dan gulai nangka ditambah sambal belacan."Aku menghela na
AKHIRNYA TERPILIH JUGA PELAMINAN INDAH INI.Sebuah caption unggahan foto pelaminan mewah ala sultan. Benar-benar nekad mereka mengeluarkan uang untuk acara mewah ini. Jika mereka nekad aku juga harus nekad."Mas gak salah Nina mau mengunakan WO mahal dan terkenal itu? Apa sudah kalian bicarakan dengan pihak pria untuk biayanya?"Aku bertanya saat mas Bayu sedang menikmati kopi dan pisang goreng yang baru aku suguhkan tadi."Tidak perlu ikut campur, kau kan tau Nina adikku sekaligus anak bungsu di keluarga kami. Tentu saja pesta pernikahannya harus besar dan mewah."Aku menarik napas panjang, mencoba menahan gemuruh di dadaku yang seperti hendak meledak kali ini, tentu setelah mendengar ucapan mas Bayu barusan."Masalahnya biayanya ada tidak? Paling engak calon suaminya memberi banyak untuk pestanya. Atau semua saudaramu ikut patungan gitu."Brak ...."Diam dan tutup mulutmu, ini urusan keluargaku. Semua sudah dibicarakan jangan pernah ikut campur lagi."Aku mengelus dada mencoba mengh
Risma buka pintu."Mas Bayu berteriak dari luar, tidak biasanya dia pulang lebih awal, ada apa?"Aku segera membuka pintu, untuk melihat kenapa dia kembali lagi. Bukankah seharusnya dia pergi kerja tadi, katanya ada rapat penting."Ada apa, Mas? Kenapa kembali lagi, bukannya kamu bilang mau rapat?"Bukannya menjawab, mas Bayu justru mengeluarkan sebuah kartu. Melihat benda itu ada di tangan mas Bayu, jantungku rasanya berhenti berdetak. Entah kapan dia mengambil benda itu dari dalam tasku.""Sejak kapan ATM bapakmu ada di dalam tasmu? Kenapa kau tidak bilang kalau kau mempunyai kartu ATM ini? Jangan bilang kau mencuri uangku untuk keluargamu?"Plak ....Aku menampar pipi mas Bayu. Untuk pertama kali dan mungkin terakhir kalinya aku lakuakan, karena dia sudah sangat keterlaluan. Aku mengambil Kartu milik bapak dari tangan mas Bayu. kemudian mengambil kartu miliknya lalu melempar kehadapaannya."Ambil kartu milikmu, tanpa sepengetahuanku kau ingin mengambil gajimu, Mas. Tidak usah mencu
"Risma jangan banyak bicara, dalam keluarga kami kau hanya menantu. Istri adikku Bayu, jangan melampaui batasan mu itu kalau tidak kau akan menyesal."Aku tersenyum, wanita ini bicara seolah lupa diri. Baiklah jika itu yang mereka mau akan aku turuti. Bukankah semua sudah lebih dari cukup, aku juga berhak bahagia meski tanpa keluarga mereka."Baiklah, Mbak. Aku pastikan mulai sekarang tidak akan mencampuri urusan keluarga mas Bayu lagi. Sepertinya kalian sudah bisa mengatasi sendiri."Kali ini Mbak Ana menatapku seolah tidak percaya, dengan apa yang aku katakan. Dia berdiri menuju kedapur, melihat isi kulkas lalu dia berkata dengan nada sinis."Pantas kulkasmu masih seperti baru. Isinya cuma beginian, dasar miskin kemaruk."Aku hampir tertawa, kalau tidak berusaha menahannya. Tentu saja bagus, karena memang isinya hanya air putih dingin dan sayur kangkung."Mbak tenang saja, sebentar lagi saat kulkasku bisa terisi penuh, aku undang mbak datang ke rumahku."Wanita itu tidak menjawab, t