Sambil menunggu update bab terbaru. Bisa baca juga cerita saya yang lainnya. 1 . Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya (tamat) 2. Kunci Brangkas Rahasia Suamiku (tamat) 3. Maaf, Aku Pantang Cerai (ongoing)
"Karena kita tetangga, kalau mau damai tunggu mbak Ana dan polisi. Kau pikirkan damai yang kau katakan itu bagaimana bentuknya."Bu Ida dan Intan saling memandang, mereka seolah berpikir apa yang harus mereka lakukan jika mau berdamai."Siapkan lima puluh juta, jika kalian mau berdamai."Semua orang terkejut mendengar suara dari belakang. Ternyata Ana datang bersama dua orang polisi, membawa sebuah surat yang mungkin berisi surat perintah penangkapan."Kalian gila mau memeras ku, jangan harap bisa."Bu Ida berdiri dan menatap Nina dan kakaknya. Meski takut dia tidak mau di ancam, apalagi di peras seenaknya."Kalau begitu tangkap dia Pak polisi. Wanita itu yang melukai kepala ibuku."Ana menunjuk ke arah Bu Ida. Melihat wanita itu ketakutan membuat Nina dan Ana tersenyum sinis."Kalian tau ibu adalah segalanya bagi kami, seenaknya saja kau mencelakai dia. Uang limapuluh juta itu tidak sebanding dengan luka di kepalanya, jadi jangan harap kami akan berdamai."Kedua polisi mendekat dan me
Wajah mas Bayu terlihat memerah, dia mungkin tidak menyangka aku mengetahui semuanya, termasuk Vidio call yang dia lakukan dengan Intan."Sejak kapan kau tau soal itu, Ris.""Sudah sejak lama aku tau tapi kau saja yang terlalu bodoh, sehingga tidak sadar saat aku melihatmu melakukan itu."Sekali lagi mas Bayu menatapku seolah tidak percaya, kalau aku mengetahui perbuatannya selama ini."Bukankah aku ini wanita bodoh, Mas. Sehingga menahan diri dengan tingkahmu yang menjijikan itu. Tapi akhirnya kalian juga yang menyadarkan betapa bodohnya istrimu ini."Tanpa perduli aku kembali masuk ke dalam rumah dan berniat menutup pintu. Namun aku kembali membuka pintu lalu menatap kearah mas Bayu."Sekali lagi kau tekan bel. Aku pastikan kau akan di bawa ke kantor polisi, karena menganggu ketenangan kami semua."Mas Bayu tidak jadi menekan bel rumah yang baru kami pasang. Berani dia melakukannya, maka aku pastikan satpam depan akan membawanya menuju kantor polisi sekarang juga."Sana pulang, seles
"Sialan memang si Risma berani dia mengusir kita. Ingat bayu di harta Risma, ada hakmu jadi pertahankan. Jangan mau bercerai jika tidak mendapat konpensasi dari mereka."Kepalaku pusing memikirkan perlakuan Risma. Apa dia benar-benar berniat bercerai denganku. Tidakkah dia ingat kenangan indah kami berdua."Bayu kau dengar tidak!?"Aku terkejut saat mendengar teriakan mbak Ana. Apa dia tidak berpikir suaranya bisa mengundang orang yang ingin tau masalah keluarga kami."Sudahlah Mbak, memangnya hak apa yang aku miliki setelah melakukan hal yang keji kepada Risma?"Mendengar ucapanku bukannya sadar mbak Ana tampak marah, dia bersiap akan memukul tapi segera aku tepis. Dia semakin kurang ajar rupanya, memangnya aku anak kecil yang bisa dia pukul sesuka hati."Jaga kelakuanmu, Mbak. Jangan kurang ajar, kita memang saudara tapi bukan berarti kau berhak memukulku seperti anak kecil."Melihat mataku melotot membuat mbak Ana menurunkan tangannya. Dengan kikuk dia berjalan dan duduk di kursi sa
"Bayu kau dengar tidak!?"Aku terkejut saat mendengar teriakan mbak Ana. Apa dia tidak berpikir suaranya bisa mengundang orang yang ingin tau masalah keluarga kami.Salah sendiri dari tadi berlagak sok kaya. Menghina tanpa berpikir, ternyata dia tengah membeli barang milik orang yang dia hina."Mas Bayu keterlaluan, daritadi kenapa tidak bilang kalau itu butik milik mbak Risma."Enak saja dia menyalahkan aku, sedangkan daritadi dia tidak bertanya soal itu."Bukan urusanku, daritadi kau tidak bertanya. Jadi jangan salahkan orang lain."Aku kembali pergi meninggalkan mereka semua. Terserah meski terdengar Intan menangisi uang yang di belanjakan di butik Risma tadi."Mas Bayu tunggu kita pulang sama-sama."Intan mengejar dan menarikku menuju motornya yang terparkir di ujung jalan. Terpaksa aku ikut daripada harus bersama ibu."Mas Bayu jadian nih ceritanya sama Intan. Ketagihan ya layanan bobok manjanya?"Aku terkejut saat dari ujung jalan seseorang berteriak mengejekku. Belum sampai depa
"Dasar perempuan jalang jadi ini alasan kau meminta bercerai dengan suamimu. Baru punya butik sudah berani merendahkan suami dan sekarang mencari pria kaya untuk memenuhi sifat matremu itu."Aku berdiri karena sangat malu. Ibu mertua datang dan berteriak keras di dalam restoran, tempat aku menemui orang yang ingin bekerjasama."Ibu bisa diam, kalau tidak tau apa-apa jangan mempermalukan aku."Bukannya diam ibu mas Bayu terlihat meludah seolah jijik melihatku."Masih punya malu rupanya, apa kau malu saat tidur dengan pria ini dan menghianati pernikahanmu dengan anakku."Sakit rasanya mendengar ucapan ibu mertuaku. Ingin rasanya menampar mulutnya yang kotor itu, namun masih bisa menahan diri agar tidak semakin malu di pandang orang.Plak ...plak ....Aku terkejut saat melihat seorang wanita datang dan menampar pipi ibu mas Bayu. Wanita itu juga terkejut tidak menyangka ada yang berani melakukan hal kurang ajar itu."Apa yang kau lakukan kepada ibuku, perempuan sialan?"Mbak Ana dan Nina
POV : BayuAku hancur semua ini karena Risma coba dia tak keras kepala. Bukankah dalam pernikahan kita harus saling mengerti, seharusnya dia paham anak lelaki harus berbakti kepada ibunya. Bukannya mendukung dia marah melihat bakti seorang anak.Sejak dia pergi hidupku berantakan, nafsu tak tersalur tak ada pelayanan sama sekali. Sehingga melihat Intan datang menunjukan dadanya, membuat kalap tanpa berpikir meniduri wanita yang bukan istriku.Sialnya ketangkap basah pula, tak hanya warga tapi Risma juga melihat. Alamat memang minta cerai lah dia masalah tidak selesai bertambah pula."Bayu lihat ibumu viral menyerang Risma."Bu Memes menunjukan gawainya yang menayangkan sebuah Vidio. Sial kenapa ibu menyerang Risma di tangkap pula, melihat tempat kejadian aku tau kemana ibu akan di bawa.Untungnya dugaanku tepat di depan kantor polisi aku bertemu Risma. Seolah tanpa perasaan dia pergi meninggalkan aku menghadapi masalah ibu dan saudariku.Sekali lagi hatiku hancur melihat ibu menangis d
POV : Bayu"Tidak perlu melakukan hal yang melukai hargadirimu, Mas. Keputusanku sudah bulat kebebasan harus terjadi karena, sudah cukup mengabdi untuk keluargamu."Sial belum lagi aku mengatakan permohonan ku Risma sudah mengatakan kalau tidak ada jalan untuk menghentikan keinginannya untuk berpisah."Apa kau tidak takut menjadi wanita durhaka, Ris. Lagipula menjadi janda karena meminta cerai itu tidak baik, pikirkan masa depanmu dan tentu saja nama baik bapak dan ibu."Bicara baik tidak di dengar terpaksa mengunakan cara kasar agar dia paham wanita tanpa pria tidak ada gunanya."Kau bicara seolah sudah bersikap baik, Bay. Ingat kau bahkan tidak pernah berlaku adil selama menjadi suami Risma. Aku rasa masyarakat akan mendukung keputusan berpisah jika mengetahui alasannya. Lagipula sudah ada pria yang menunggu jandamu untuk di nikahi. Jadi jangan pikirkan nasib wanita yang kau ceraikan."Duar....Rasanya suara bom meledak di kupingku. Saat mendengar ucapan bapak Risma. Dengan rasa tak
POV : Risma"Orang-orang aneh, kenapa bisa kita berhubungan dengan mereka. Di kepalanya hanya ada uang...uang dan uang."Bapak mengomel setelah melihat mobil, yang membawa mas Bayu dan keluarganya meninggalkan rumah kami. Mereka akan menghadapi setiap masalah tanpa melibatkan aku lagi dan itu aku syukuri.Menikah adalah sebuah niat baik, tapi saat pernikahan tidak menjadi baik maka harus di hentikan segera. Jika tidak maka akan banyak yang terluka, bisa anak, istri, suami atau bahkan kedua belah pihak keluarga."Aku tak bisa bersamamu dalam satu bahtera rumah tangga, Mas. Tapi aku berdoa semoga kelak kau jadi nahkoda yang lebih bijaksana dan bertangung jawab.""Matamu berkaca-kaca apa mulai menyesal kehilangan Bayu, Ris?"Aku terkejut karena bapak dan ibu menatapku iba. Mereka salah paham, aku sedih karena rumah tanggaku hanya berusia seumur jagung."Risma hanya berdoa semoga mas Bayu berubah, agar tidak ada lagi wanita yang terluka karena keluarganya."****"Risma!"Dania berlari menu