***
Orang tua Andara langsung membawa putri dan juga cucu mereka keluar dari rumah kontrakan yang di huni oleh Danu juga Andara.
Amarah nampak terlihat jelas di mata kedua orang tua yang seharusnya sudah merasakan ketenangan di masa tuanya. Namun, semua itu terusik karena menantu yang tidak tahu diri.
"Kita harus melaporkan hal ini ke pihak kepolisian, Andara. Kau tidak bisa lagi bersabar menghadapi kekerasan suamimu!" ucap sang papa menahan amarah.
Andara hanya bisa terisak pelan dalam pelukan sang mama yang merasa iba melihat penderitaan putri juga cucunya setelah menikah dengan Danu.
"Andara menyerahkan semua pada papa. Aku sudah tak sanggup lagi menahan kekerasan ya
"Kebodohan para orang tua yang hanya mengedepankan ego, berimbas pada anak-anak. Kalian tidak pernah tahu, jika anak-anak boleh meminta, mereka memilih untuk tidak usah dilahirkan ke dunia" =Khasmeera=***Andara menatap putri kecilnya yang masih terlelap dalam dekapan. Dia merasa berdosa, tidak bisa memberikan kebahagiaan untuknya. Padahal, bukan ini yang dia inginkan ketika terlahir ke dunia.Andai waktu bisa berputar kembali, Andara ingin kembali ke masa di mana dia bahagia bersama Gilang, mantan suaminya. Namun, sekali lagi, kebodohan menghancurkan hidupnya."Maafkan kesalahan bunda, Nak. Seharusnya kau tidak boleh melihat kesedihan dan luka ini. Kau hanya boleh melihat senyum dan kebahagiaan bunda saja" ucap Andara menatap putrinya.Tanpa Andara sadari, sang mama mendengarkan semua yang Andara ucapkan pada cucunya. Dia juga merasa berdosa pada Andara. S
"Perceraian adalah hal yang dibenci Tuhan. Namun, terkadang setiap pasangan tidak pernah mengerti, bagaimana menghargai pasangan, supaya tidak terjadi perpisahan" =Khasmeera=***"Aku ingin kita bercerai" ucap Andara pada Danu tanpa ekspresi."Baguslah. Akhirnya kau menyerah juga. Kau urus saja, lebih cepat akan lebih baik bagi kita" jawab Danu terlihat bahagia."Kau tenang saja, pengacara papa sudah mengurus semua. Setelah selesai, kau boleh tinggalkan rumah ini, dan bawa semua barang-barangmu" ucap Andara berlalu pergi."Kau tidak akan menuntut nafkah Siena setelah kita bercerai, bukan?" tanya Danu tanpa peduli perasaan Andara.Andara berhenti melangkah, dan berbalik, lalu berjalan menghampiri Danu dengan amarah yang selama ini dia tahan."Kau jangan khawatir, Danu! Aku tidak akan minta sepeser pun uangmu untuk membiayai S
"Kau hanya masa lalu untukku, Danu! Pergi, dan jangam pernah datang lagi""Aku tidak akan pernah membiarkan Galih memilikimu, Saujana. Kau hanya milikku, dan tidak ada seorangpun yang bisa mengambilmu dariku!"Ucapan Danu membuat Saujana bergidik ngeri. Dia tidak pernah menyangka, mantan tunanganya datang, dan membuat kekacauan di depan ruang prakteknya."Security, tolong usir dia dari sini. Jangan biarkan dia datang lagi, dan membuat kekacauan" perintah Saujana pada pihak keamanan rumah sakit."Baik, Dokter" ucap dua petugas keamanan sambil menyeret Danu keluar dari rumah sakit.Saujana benar-benar dibuat malu oleh Danu hari ini. Beberapa pasien hanya menatapnya iba karena kejadian itu. Dia memutuskan menghubungi Galih dan menceritakan kejadian yang membuatnya takut."Jangan kemana-mana, tetap di sana. Sepuluh menit lagi aku sampai" ucap Galih menutup telepon.Saujana masih trauma dengan kejadian t
"Masa lalu mengajarkan kita untuk belajar menghargai, betapa berharganya kenangan. Namun, jangan terpaku oleh kenangan masa lalu, ketika masa depanmu jauh lebih berharga, dan lebih indah" =Khasmeera=***"Aku tidak akan membiarkan kau selamat jika sampai terbukti Andara mengalami kekerasan" ucap Galih menahan amarah.Andara memang mantan istrinya. Kesalahan terbesarnya adalah mengkhianati pernikahan mereka. Namun, Galih tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti wanita yang pernah menjadi bagian dalam hidupnya dahulu."Apa kau masih mencintainya?" tanya Saujana saat dia menceritakan kekerasan yang di alami Andara.Galih menatap wajah calon istrinya. Dia tahu, Saujana cemburu. Dia sadar. dirinya tidak boleh melakukan kesalahan yang akan membuat Saujana berpaling dan meninggalkannya."Rasa cinta itu sudah tidak ada lagi dalam hatiku untuk
"Obsesi, terkadang membuat orang menjadi hilang akal sehat, dan menghancurkan diri sendiri" =Khasmeera=***"Aku membencimu, Danu! Lepaskan aku, pengecut!" teriak Saujana."Teriaklah, tidak ada seorangpun yang mendengar. Kau tahu, sudah lama aku menanti saat di mana aku bisa bersamamu lagi. Tidak akan ku biarkan siapapun mengambilmu dari sisiku," ucap Danu tersenyum misterius.Saujana benar-benar jijik melihat kelakuan mantan tunangannya. Dia tidak pernah menyangka, Danu sanggup melakukan hal ini padanya. Dia tidak pernah berpikir resiko yang akan ditanggungnya kelak."Galih tidak akan membiarkan kau selamat, Danu! Kau telah mengobarkan genderang perang padanya," ucap Saujana sinis."Galih, Galih, dan hanya Galih saja yang ada dalam pikiranmu, Saujana! Aku sudab pernah bilang, tidak akan membiarkan siapapun memilikimu," ucapnya setenga berteriak menahan kesal."Wajar saja aku menyebut nama Galih. Dia tunanganku
Rasanya, belum sempat Saujana dan Galih menghirup udara bebas akibat ulah Danu. Sekarang, cinta mereka kembali harus di uji dengan hadirnya Andara.Andara yang kecewa karena Danu, melampiaskannya dengan berusaha merebut Galih dari sisi Saujana. Dia iri dengan kebahagiaan mantan suami dan juga mantan kekasih suaminya, Danu, yang selalu dipenuhi kebahagiaan.Dulu, dia yang mendapatkan limpahan kasih sayang itu dari Galih. Namun, akibat perselingkuhan yang Andara lakukan, semua itu hilang dalam sekejap mata. Mereka yang dulu mencintai, dan menyayanginya, berubah menjadi benci.Semua karena Saujana, yang telah merebut kebahagiaan itu darinya. Dia tidak menyadari, dirinyalah yang membuat mereka yang dulu meyayangi berbalik membencinya. Hidup bagai seorang Ratu, dia tinggalkan, dan memilih hidup jadi rakyat jelata."Aku akan membuat Galih jatuh cinta kembali. Takkan ku biarkan Saujana menikah dengannya. Ha
"Seharusnya, kau tidak perlu mengatakan hal itu pada Andara, Sayang. Kasihan. Dia hanya sedang mencari perhatianmu saja," ucap Saujana di dalam mobil yang membawa mereka pergi dari rumah sakit itu."Aku hanya tak sanggup melihat tatapan kebenciannya terhadapmu, Saujana. Dia bukan siapa-siapa untukku. Sementara kau, ... Kau adalah hidup, juga masa depanku," ucap Galih padanya.Saujana menyandarkan kepalanya di bahu Galih yang sedang menyetir. Dia terharu sekaligus bahagia, karena menemukan lelaki yang tepat sebagai calon imamnya di masa depan."Terima kasih atas cinta, dan kasih sayangmu, Mas," ucapnya menahan air mata bahagia."Aku mencintaimu, Saujana ...""I love you to ..."***"Tinggalkan Galih, sebelum aku berbuat kasar padamu, Saujana! Kau ular! Mengambil kesempatan, dan merebut dia dariku," teriak Andara yang menerobos masuk ke dalam ruang pra
Di saat Galih dan Saujana tengah menikmati liburan. Andara justru tengah berjuang menyelamatkan Siena, Putrinya.Keadaan Siena semakin menurun, dan Dokter pun sudah menyerah. Mereka memutuskan untuk mencabut semua alat bantu pernapasan dari tubuhnya. Namun, Andara mencegahnya.Dia merasa Dokter tidak adil, dan ingin membunuh putrinya. Padahal, dari rekam medis pun diketahui, jika Siena sebenarnya sudah tidak ada.Sel kanker menyebar sangat cepat, hingga menyebabkan tubuh Siena tidak mampu lagi menahan laju pertumbuhannya. Dia masih terlalu kecil untuk bisa kuat menerima setiap kemo, hingga akhirnya dia memilih menyerah."Tidaak ..., Putriku belum mati. Jangan kalian cabut alat-alat itu dari tubuh Siena. Ku mohon, Dokter," tangis histeris Andara tidak membuat pihak rumah sakit mengabulkan permintaannya."Maafkan kami, Bu Andara. Siena sudah tidak ada. Apa ibu tidak kasihan melihat dia menderita dengan alat-alat itu? Ikh