Andara hamil, dan itu bukanlah berita istimewa untukku. Karena itu bukan darah dagingku. Janin itu hasil hubungan gelap mereka.
Karena kehamilan Andara sangat diharapkan oleh kedua orang tua kami berdua, maka aku membuat rencana seolah itu adalah anak kami.
Aku ingin membuat mereka bahagia dengan berita kehamilan Andara. Kehadiran seorang cucu yang telah lama mereka nantikan selama tiga tahun belakangan, sebentar lagi akan menjadi kenyataan.
Sengaja ku undang kedua orang tua kami untuk datang ke rumah, dan mengabarkan berita bahagia. Andara tidak tahu jika aku meminta mereka semua datang.
'Mas, mengapa kau tidak bilang jika papa dan mama akan datang ke rumah?" tanyanya kecewa.
'Apa pendapatmu masih ku butuhkan? Terserah aku mau mengundang mereka kapan saja. Ini rumahku,dan kau hanya menumpang di sini," ucapku sinis.
"Aku istrimu, Mas! Tega kau bilang aku hanya menumpang di rumah ini. Apa kau sengaja melakukan hal ini padaku, Mas?" tanya Andara sedih
Aku tidak menanggapi ucapannya, dan memilih untuk turun menemui mereka, sekaligus mengabarkan berita bahagia yang tentu saja akan membuat namaku baik di mata mertuaku.
Setelah semua berkumpul, termasuk Andara, aku pun mulai berbasa basi sejenak sebelum mengabarkan berita itu.
"Papa, Mama, sengaja aku mengumpulkan kalian di rumah ini untuk memberikan kejutan" ucapku pada keluarga kami.
"Kejutan? Jangan buat kami penasaran, Gilang" ucap mama padaku."Andara hamil. Usia kandungannya sudah 2 bulan" jawabku sambil mengeluarkan hasil USG dan testpack pada mereka.Betapa bahagianya orang tua dan juga mertuaku. Ini adalah berita yang mereka tunggu sejak lama. Akhirnya, di usia ke tiga pernikahan kami, Andara hamil. Walau itu bukan anakku, melainkan hasil hubungan Andara dengan Danu."Akhirnya, kita akan punya cucu" teriak mama bahagia.Mulailah terdengar nasehat-nasehat yang diberikan oleh mama dan mertuaku pada Andara. Sementara, Andara terlihat bingung, dan tidak tahu harus berkata apa.Dia menatap ke arahku. Tapi, aku segera membuang pandanganku ke arah lain. Entahlah, hati ini tidak bisa menerima apa yang telah dia lakukan padaku."Galih, kau harus jaga calon cucu kami baik-baik. Awas, jangan sampai Andara kecapean. Biarkan dia di kamar saja, dan ambil satu pembantu lagi untuk membersihkan rumah ini" ucap Mama padaku."Tenang saja, Mah. Kalau perlu Galih sewa lebih banyak asisten rumah tangga untuk menjaga Ratu dalam rumah ini. Supaya Andara tidak perlu melakukan apa pun juga."Andara terlihat tidak suka dengan perkataanku tadi. Dia menatapku dengan rasa kesal. Namun, aku bersikap masa bodoh."Aku pikir, tak perlu mengadakan pesta secara besar-besaran. Cukup keluarga inti saja" kata Andara tak setuju.Terlihat sekali Andara tidak ingin semua keluarga mengstahui berita kehamilan dirinya. Mungkin dia takut, Danu mendengar hal ini dari Evan. Itu akan mempermalukan dirinya di depan keluarga jika mereka tahu yang sebenarnya.Namun, kedua orang tua kami tidak peduli dengan keberatan Andara. Mereka tetap ingin membuat sebuah pesta kecil-kecilan, dan mengundang keluarga ini kami.
Aku paham betul, kedua mertuaku tidak ingin terlihat jelek di mata keluarga besarnya. Terlebih, kehamilan Andara sangat di tunggu oleh mereka semua. Karena selama ini aku di anggap mandul.
"Bagaimana bisa kita menyembunyikan kebahagiaan ini, Sayang? Kau kan tahu, seluruh keluarga kita sangat menanti kehadiran penerus keluarga ini" ucapku mematahkan argumennya."Tapi, Mas ..." ucapanya tertahan oleh suara papa mertuaku."Galih benar, seluruh keluarga besar kita menantikan berita bahagia ini. Jadi, kita tetap sepakat mengadakan pesta penyambutan penerus keluarga kita" ucapnya tertawa bahagia.Andara bangkit dari tempat duduk, dan berlalu dari hadapan kami semua. Tentu saja kelakuannya itu membuat kedua orang tua kami terkejuy dan juga bingung. Namun, aku berusaha meyakinkan bahwa Andara baik-baik saja."Tererah kalian saja. Pendapatku tidak ada artinya disini. Lebih baik aku istirahat saja di kamar. Silakan lanjutkan rencana papa dan mama untuk mengadakan pesta itu," ucap Andara berlalu pergi.
Kedua orang tua kami tentu saja heran melihat Andara yang tiba-tiba merajuk dan emmilih masuk ke dalam kamar. Aku mencoba mencairkan suasana dan meminta mereka melanjutkan rencana pesta tersebut.
"Biarkan saja, Mah. Mungkin itu bawaan bayi" ucapku asal bicara.
"Iya benar. Andara sepertinya mulai sensitif dengan setiap perkataan yang kita keluarkan. Wah, ini mirip sekali denganmu, Galih, hahaha" tawa mama dan semua orang di sini.Aku hanya tersenyum melihat kebahagiaan mereka. Rasanya tidak tega jika mereka tahu janin yang ada dalan kandungan Andara bukan benihku.
Tiga jam ku lalui hanya untuk membahas pesta calon penerus keluarga kami. Jujur, aku tidak antusias, karena itu bukan anakku, melainkan anak Danu dan Andara.Aku hanya ingin membalas setiap waktu yang telah habis terbuang karena perselingkuhan mereka. Tidak akan ku biarkan Andara, juga Danu bahagia.Menyesal, hanya kata itu yang menggambarkan perasaanku saat ini. Selama tiga tahun ini aku di bohongi oleh dua orang yang sangat aku sayang.Ternyata, tanpa ku sadari, telah menyimpan bangkai yang baunya baru terendus. Tidak bisa ku bayangkan, saat kami memadu kasih, ternyata Andara baru saja bergumul dengan Danu, dan aku mendapatkan bekasnya.Tapi, mengapa saat bersama Danu, justru Andara bisa hamil? Sedangkan bersamaku, tidak? Apakah ada masalah denganku?"Sebaiknya besok aku check up sekali lagi untuk memastikan keadaanku" ucapku dalam hati.Lamunanku dikejutkan oleh suara mama yang pamit kembali ke kediaman mereka. Aku pun mengantarkan mereka sampai tidak lagi terlihat mobil yang membawa mereka pergi dari kediamanku.Andara sudah ada di ruang keluarga ketika aku masuk kembali ke dalam rumah. Wajahnya masih menyiratkan rasa kecewa karena aku menentang kemauannya."Mengapa kau lakukan ini padaku, Mas? Apa kau sengaja ingin membuatku malu di hadapan keluarga besar kita nanti? itu yang kau harapkan?" tanyanya dengan nada tinggi padaku.Aku hanya menatap sinis padanya. Tidak ingin membuang waktu dengan berdebat dengannya. Berlalu dari hadapannya, dan memasuki kamarku, tidak peduli teriakan Andara yang memanggil namaku. Itu yang saat ini ku lakukan."Kau menghukumku dengan sangat kejam, Mas! Aku memang membuat kesalahan yang tak mungkin termaafkan. Tapi, bukan berarti kau bisa seenaknya mempermalukan diriku. Aku ini masih istrimu, Mas!" teriaknya dari balik pintu.Memilih untuk diam dan tidak peduli adalah hal yang menurutku tepat ku lakukan untuk saat ini. Sambil. menyusun rencana apa yang akan ku buat untuk mereka. Pertama-tama mungkin aku harus mencari tahu tentang tunangan Danu, sahabatku."Kau telah merusak kebahagiaan yang seharusnya menjadi milikku. Akan ku rusak pertunangan kalian""Sah ..."Satu tarikan napas Galih saat ijab kabul telah menyatukan hati keduanya. Saujana telah resmi menjadi istri Gilang, dan itu membuatnya bahagia.Tanpa terasa, air mata kebahagiaan bercampur kesedihan mengalir dari kedua pipinya. Bahagia, karena Galih telah mewujudkan impian dan janji mereka berdua untuk selalu bersama dalam suka duka. Terlebih, setelah mereka melewati halangan dan berbagai peristiwa yang menguji cinta.Sedih, karena sekarang dia sudah milik orang lain. Tanggung jawab kedua orang tua padanya usai sudah setelah mengantar ke gerbang pernikahan bersama lelaki pilihannya.Tangis kebahagiaan kedua keluarga tidak terbendung ketika acara sungkeman, memohon doa restu pada kedua orang tua mereka. Galih dan Saujana larut dalam tangis bahagia, berharap, rumah tangga mereka akan bahagia selamanya."Papa titip Saujana. Jaga dan sayangi dia, seperti kami menjaganya dulu. Pa
"Kami ingin mengabarkan kematian saudara Danu di selnya. Dia memotong urat nadi menggunakan ujung sendok yang secara diam-diam dia sembunyikan dan di buat runcing. Hanya surat ini yang kami temukan."Danu menempuh jalan pintas dengan memgakhiri hidupnya. Dalam surat yang dia tinggalkan, tertulis permohonan maaf atas semua perbuatan yang dia lakukan selama ini.Kematian Siena, dan kegilaan Andara adalah kesalahan terbesar yang dia perbuat. Dia merasa tidak berguna sebagai ayah dan juga suami untuk keluarga kecilnya. Seharusnya, dia bisa melindungi mereka berdua. Namun, dia justru dia penyebab semua kejadian ini."Sampaikan permintaan maafku pada Andara, istriku. Dia pantas bahagia. Katakan padanya, aku lelaki paling bodoh yang tidak bersyukur mendapatkan wanita terbaik seperti Andara."Galih dan Evan yang membaca suray wasiat Danu, sahabat mereka tidak pernah menyangka, dia mampu melakukan kebodohan seperti ini tanpa memikirkan keluarga y
Namaku Evan, hanya cameo dalam kisah rumit dua pasang suami istri yang merupakan sahabatku. Entah mengapa diri ini bisa masuk rerlalu dalam di kisah mereka. Namun, yang pasti, aku belajar arti kesetiaan. juga kejujuran dari mereka.Galih yang ku kenal sebagai pribadi yang humble, dan mempunyai rasa empati tinggi. Harus mengalami begitu banyak kejadian dalam hidupnya. Pernikahan yang awalnya terlihat bahagia, dan membuat iri semua orang, ternyata harus berakhir denga sebuah perpisahan.Miris, ketika tahu, biang kehancuran dalam rumah tangga mereka adalah sahabat kami sendiri, Danu. Dia yang selama hidupnya di bantu perekonomiannya oleh Galih, tega menusuknya dari belakang. Seorang sahabat yang ternyata kekaaig masa lalu istrinya, yang merasa teraniaya oleh sikap kedua mertua Galih.Aku yang membongkar perselingkuhan istrinya dengan sahabat kami, Danu. Hancur, itu yang dirasakan Galih. Kado ulang tahun pernikahan ketig
"Danu sudah tertangkap. Dia sudah di amankan pihak berwajib."Pesan yang Evan kirim membuat Galih bisa bernapas lega. Akhirnya, setelah sekian lama, lelaki bejat itu tertangkap juga. Sebuah kado terindah untuk dirinya juga Saujana. Terutama, Andara.Galih bergegas mengambil kunci mobil. Berpamitan dengan kedua orang tuanya. Setelah itu melajukan mobil membelah jalanan kota Jakarta.Tidak sabar rasanya ingin bertemu dengan Danu. Laki-laki yang telah membuat Andara gila karena tidak kuat menahan beban penderitaan yang menimpanya. Belum lagi peristiwa penculikan yang menimpa. Saujana, calon istrinya. Hal itu telah membuat Galih muak."Hari ini, aku tidak akan memaafkanmu. Kau harus membayar penderitaan yang Andara terima," ucapnya kesal.Panggilan telepon dari Saujana membuat Galih bingung. Dia tidak ingin Saujana mengetahui tentang berita tertangkapnya Danu. Saujana pasti akan menyuruhnya tidak bersikap kasar pada Danu.
Galih dan Saujana memutuskan kembali ke Indonesia. Mereka sudah mengetahui tentang Andara. Evan memberitahukan keadaan Andaea yang saat ini tengah di rawat di rumah sakit jiwa.Ada rasa kasihan sekaligus rasa bersalah dalam hati Galih. Seandainya saja dia tidak menyerahkan Andara begitu saja pada Danu, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.Akan tetapi, setiap peristiwa pasti ada hikmah di dalamnya. Sebuah pembelajaran baginya untuk menjadi lebih baik, dan bertanggung jawab kelak.Pernikahan Galih dengan Saujana tinggal menghitung hari. Sebelum hari bahagia itu tiba, mereka berdua ingin menemui Andara. Memaafkan segala kesalahan yang dia lakukan di masa lalu.Memaafkan diri mereka sendiri, supaya jalan masa depan yang akan mereka jalani sebentar lagi tidak akan mendapatkan halangan berarti. Mungkin, itu jauh lebih baik, daripada menyimpan dendam dan rasa sakit hati atas perbuatan Andara dan Danu dulu."Akan ada ma
"Anak adalah anugerah bagi setiap pasangan yang menikah. Kehilangan buah hati bagi seorang ibu adalah kegagalan. Meski kelak mereka akan bertemu di alam abadi." =Khasmeera=***"Tidak, jangan pendam anakku dengan tanah itu! Siena masih hidup, kalian semua akan ku tuntut karena membunuh anakku!" Teriakan dan rontaan Andara saat pemakaman Aira menjadi momen kesedihan bagi keluarga mereka untuk kesekian kalinya. Andara tidak mampu mengendalikan emosi karena kehilangan.Evan berinisiatif menjauhkan Andara dari tanah pekuburan itu, biar orang-orang bisa lebih tenang menjalankan kewajibannya untuk mengurus jenasah Siena.Sakit rasanya melihat wanita yang lemah lembut seperti Andara, harus mengalami rentetan kejadian yang telah menghancurkan hidupnya. Dan semua itu karena satu nama, Danu. Lelaki bejat yang tidak bertanggung jawab. Mengorbankan Andara hanya karena dendam."Kau