Accueil / Urban / Bayangan di Balik kedamaian / Wejangan dari Senior Misterius

Share

Wejangan dari Senior Misterius

Auteur: Regulus
last update Dernière mise à jour: 2023-12-04 18:38:44

Leo mengerutkan kening mendengar wejangan sinis dari atasannya yang bertubuh tambun itu. Namanya Sheriff Rogers, pangkatnya Kepala Polisi Kota Senja sekaligus pemimpin satu-satunya anggota kepolisian di kota kecil ini. Dari name tag yang tersemat di seragam kebesarannya, Leo menyimpulkan pria paruh baya itu sudah cukup lama bertugas.

"Maaf Pak Sheriff, saya tidak mengerti maksud Anda," sahut Leo sopan. "Bukankah sudah menjadi kewajiban polisi untuk melayani dan melindungi masyarakat?"

Sheriff Rogers mendengus geli mendengar pertanyaan lugas Leo. Dia menepuk bahu muda itu sok akrab. "Dengar Letnan, di kota antah berantah seperti Senja, hukum rimba-lah yang berlaku. Tidak ada gunanya memberi 'pelayanan maksimal' pada penduduk. Mereka cuma sekumpulan petani kolot yang penakut," cetusnya malas.

"Tapi... menjadi polisi berarti mengabdi demi keadilan dan kebenaran, Pak. Itu sudah sumpah setiap anggota kepolisian," bantah Leo bersikeras.

Sheriff Rogers kembali terkekeh mengejek. "Sumpah apanya? Itu cuma formalitas belaka agar terdengar muluk! Dengar ya Letnan, selama kau mau 'tutup mata' pada 'ketidakberesan' di Senja, kau akan aman terkam lubang," ujarnya penuh arti.

Leo menautkan alis tidak mengerti. Apa maksud Sheriff adalah menyuruhnya berpura-pura buta dan tuli pada tindak kejahatan? Tentu saja itu melanggar prinsipnya sebagai penegak hukum!

"Maaf Sheriff, saya tetap pada pendirian akan menjunjung tinggi keadilan dan profesionalisme dalam bertugas," tegas Leo.

Sheriff Rogers berdecak kesal mendengar kegigihan Leo. "Terserahlah! Tapi jangan menyesal nanti jika berurusan dengan keluarga Rosewood. Mereka berkuasa mutlak di kota ini!" ancamnya.

Nama Rosewood kembali mengusik rasa penasaran Leo. Sebelumnya si kakek tua juga sempat menyebut 'polisi cuma pajangan' saat Leo nyebut Kota Senja. Apa hubungannya keluarga itu dengan reputasi buruk kepolisian di sini?

"Maaf Sheriff, keluarga Rosewood itu... siapa?" tanya Leo hati-hati.

Sheriff Rogers melotot kaget mendengar pertanyaan itu. "Astaga Letnan! Masa kau tidak tahu keluarga bangsawan pemilik Senja sekaligus 'penguasa' di balik layar seluruh wilayah barat?! Darimana saja kau selama ini?!" pekiknya heboh.

Leo menggaruk kepalanya salah tingkah. "Saya kan baru lulus akademi dan langsung ditugaskan ke mari..."

Sheriff Rogers menggeleng-geleng tak percaya. "Ya sudahlah, dengarkan baik-baik. Keluarga Rosewood itu pemilik tanah seluas 80% wilayah Kota Senja. Mereka keturunan bangsawan kaya raya peninggalan kerajaan dulu. Jadi silakan tebak, siapa yang sebenarnya pegang kendali di kota ini?" jelasnya retorik.

Leo mengangguk paham. Pantas saja Sheriff bersikap masa bodoh soal kewajibannya. Ternyata ada koneksi kuat antara pejabat setempat dengan keluarga pemilik tanah ini.

"Jadi... apa Rosewood sering mempengaruhi keputusan pemerintah kota?" tanya Leo penasaran.

"Bukan cuma itu, mereka bahkan bisa membuat peraturan sendiri yang HARUS dipatuhi semua warga. termasuk polisi seperti kita!" dengus Sheriff jengkel. "Makanya aku bilang, tutup saja mata dan telinga selama bertugas di mari. Atau kau mau cari masalah dengan keluarga angker itu?"

Bulu kuduk Leo meremang mendengar nama Rosewood disebut angker. Apa keluarga ini memiliki koneksi gelap selain kekayaan dan kekuasaannya? Rasanya Leo harus segera mencari tahu lebih banyak tentang siapa sebenarnya klan bangsawan misterius ini.

"Terima kasih infonya, Sheriff. Akan saya ingat baik-baik," ujar Leo mengakhiri sesi pengarahan singkat itu. Dia pun beranjak masuk ke dalam kantor untuk membereskan meja kerjanya yang berdebu.

Sementara Sheriff Rogers hanya mendesah dan geleng-geleng kepala melihat entengnta sikap Leo. Dalam hati dia mendoakan semoga anak ingusan itu cepat ditampar kenyataan dan jera sebelum terlibat masalah dengan sang Bos Besar di Senja.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Bayangan di Balik kedamaian   Resolusi Absurd Hukum Absolut

    "TERDAKWA EMILY ROSEWOOD DINYATAKAN BERSALAH MELAKUKAN PEMBUNUHAN BERENCANA TERHADAP ADRIAN ROSEWOOD, DENGAN VONIS HUKUMAN MATI!!"Jeger!!Bagai disambar petir di siang bolong, hati Emily serasa dihantam palu godam 10 ton ketika mendengar keputusan kejam Sang Hakim Agung. Dia sama sekali tak mengira pengadilan tertinggi negeri ini akan sekejam itu menjatuhkan eksekusi mati bagi pelaku pembunuhan kategori 'terpaksa' dan 'sudah dalam tekanan mental ekstrim' seperti kasusnya ini!Sementara di bangku penonton, Leo dan tim pembela hukum lain hanya bisa mematung dengan ekspresi syok parah dan tak percaya. Sama sekali tak ada yang sanggup berkomentar atau sekedar memberi dukungan moril tatkala suara tangisan dan pekikan histeris kompak terdengar dari seluruh penjuru ruangan. Bahkan ada yang sampai pingsan saking syoknya.Emily sendiri sudah ambruk lemas dengan wajah seputih mayat kapur. Kedua matanya berkaca-kaca menahan air mata yang sudah mengaliri pipi ayunya. Dia sama sekali tak mengira

  • Bayangan di Balik kedamaian   Audiensi di Istana Kebenaran

    Esok paginya rombongan kecil Emily tiba di ibukota setelah perjalanan menegangkan menyusuri hutan belantara demi menghindari para residivis bayaran Rosewood yang makin bringas belakangan ini. Syukurlah mereka dijemput tim kepolisian elit yang sudah disiapkan Leo demi pengamanan ketat sang gadis most wanted selama menjalani proses hukum di pusat ini.Sesampainya di pengadilan, Emily langsung diajak masuk ke ruang pemeriksaan dan introgasi intensif guna memberi keterangan tambahan sebagai pelaku utama pembunuhan Adrian Rosewood si Tetua bangsat keluarganya sendiri itu. Sang gadis tentu menjalani proses penyidikan berjam-jam dengan sabar dan tabah meski dilanda kelelahan fisik dan mental akibat perjalanan panjang.Begitu sesi pemeriksaan usai, kini tersisa menunggu beberapa hari ke depan sampai jaksa dan majelis hakim menyelesaikan dakwaan dan memutuskan vonis bagi Emily sang terdakwa. Leo dan antek-anteknya yang lain tetap setia mendampingi selama masa penantian menegangkan itu meski se

  • Bayangan di Balik kedamaian   Menuju Fajar Baru

    Sesosok mayat renta tergeletak mengenaskan di lantai kotor dengan genangan darah pekat di sekitarnya. Emily berdiri angkuh di sampingnya dengan belati pusaka penuh noda merah. Napasnya terengah menahan amarah campur duka pedih menyadari dia baru saja menghabisi nyawa kakek angkatnya sendiri demi pembalasan dendam atas kematian sang ibunda tercinta.Leo dan antek-anteknya yang baru tiba sontak terperanjat syok melihat kondisi tragis di hadapan mereka. Sedikit pun tak menyangka sang gadis lembut yang selama ini mereka kenal bisa bertindak sekejam itu demi melampiaskan rasa sakit dan kebencian yang dipendamnya selama ini."Ya ampun Nona Emily... Jadi kau sudah..." Desah Leo tak sanggup meneruskan kalimat pedihnya itu. Hatinya remuk redam menyaksikan orang yang dicintainya harus mengotori tangan demi membalaskan luka masa silamnya yang begitu dalam dan menyakitkan.Emily menoleh dengan senyum getir menghias wajah cantiknya yang pucat. "Maafkan atas ketidaksopanan dan kekacauan ini, Letnan

  • Bayangan di Balik kedamaian   Penentuan Nasib Akhir

    Fajar menyingsing di ufuk timur Kota Senja yang kelabu, menandakan dimulainya hari penentuan bagi naik-turunnya angka kriminalitas di wilayah barat tanah air. Pasalnya hari ini adalah momen penjegalan di Pelabuhan kumuh Baron, tempat Adrian Rosewood sang Dalang utama aktivitas kejahatan keluarganya selama ratusan tahun berencana melarikan diri demi menghindari vonis mati atas semua dosanya. Leo dan regu kepolisian kecilnya tentu tak tinggal diam. Berkat bantuan Sheriff Rogers dan mata-matanya, mereka sudah lebih dulu menyiapkan penyekatan darat dan laut guna menggagalkan pelarian gelap si Tetua bangsat dari cengkraman hukum. Salma dan William bertugas mengepung dari arah darat dan menstrerilkan area sekitar dermaga dari ancaman.Sementara Sheriff Rogers sendiri bertugas ‘mengamankan’ Adrian beserta anteknya begitu berhasil ditangkap guna persiapan interogasi lebih lanjut. Tentu dengan ‘metode khusus’ Sang Sheriff yang super sadis dan tak berperikemanusiaan. Sedangkan Leo dan Emily m

  • Bayangan di Balik kedamaian   Antara Cinta dan Pengorbanan

    Leo yang sedang mengobati luka lecet Emily di sudut ruang persembunyian mereka tanpa sengaja mencuri dengar pembicaraan penuh haru sang nona muda dengan kepala pelayan setianya William. Raut wajah kusut sang majikan tampak sendu sekaligus penasaran ketika membuka topik masa lalu si kepala pelayan yang cukup tersembunyi itu.‘Ah... mimpi buruk masa silam ya... Kurasa saatnya aku berterus terang soal kisah kelam itu Nona...’ desah William pasrah.Emily mengernyit penasaran mendengar kesedihan yang menyelip dari nada suara renta seniornya itu. Seumur hidup dia memang belum pernah melihat atau mendengar William menyinggung sedikit pun perihal kehidupan pribadi apalagi silsilah keluarganya. Yang dia tahu William adalah pegawai paling setia dan andal dari zaman kakek buyutnya dulu. Reputasinya juga sangat bagus dimata keluarga Pemilik tanah dan seluruh staff rumah tangga lain.Namun justru kemisteriusan dan kerahasiaan tinggi yang selalu dipertahankan lelaki paruh baya ini sukses membuat no

  • Bayangan di Balik kedamaian   Antara Hidup dan Mati

    Leo meringis kesakitan luar biasa saat si pria bertindik itu terus saja melayangkan pukulan demi pukulan keras ke sekujur tubuhnya yang sudah babak belur. Darah segar terus mengalir dari hidung dan sudut bibirnya. Namun Sang Letnan tetap bergeming dan tidak mengeluh sedikitpun meski disiksa fisik sedemikian rupa.Emily hanya bisa menangis tersedu menyaksikan pemandangan menyayat hati ini. Dia benar-benar merasa bersalah luar biasa karena keberadaannya telah membuat orang lain menderita, terlebih Leo sang penyelamat jiwanya yang rela berkorban demi melindungi nona muda buronan ini.Puas menyiksa, si pria bertindik itu mengisyaratkan anak buahnya yang kekar-kekar menyeret tubuh babak belur Leo ke pojok ruangan. Sang Letnan disandera dalam posisi berlutut sambil kedua tangannya diborgol di belakang punggung. Sementara mulutnya disumpal kain kotor hingga hanya erangan kesakitan tertahan yang bisa lolos. Meski babak belur, kilatan mata Leo tetap menyala-nyala penuh gairah membara. Jelas d

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status