Share

Bab 6 Cocktail Special

    Pukul tiga keesokan harinya Shanara memasuki The Heaven bar lewat pintu karyawan setelah berada di dalam dia di sambut ramah oleh rekan kerja yang hampir tiga minggu ini tidak dilihatnya.

    "Shanara.." Akhirnya kamu kembali juga! Bar mulai sepi tanpa kamu. Ucap Vivian yang sudah bekerja disana lebih lama dari Shanara.

    "Maaf.. Aku.. Ucapannya segera di potong oleh Vivian "Kami semua sudah tau dari Clara." Katanya kamu habis kecelakanan." Bagaimana keadaan mu? Tanya Vivian tampak kawatir.

     Walau tidak sedekat Clara, Vivian adalah gadis yang baik dan ramah, Shanara tersenyum lalu berkata "Aku sudah tidak apa-apa." Tidak ada yang serius. Ucapnya

    "Oh syukurlah kalau begitu! Karena kalau kamu libur lebih lama lagi aku takut Daniel akan gulung tikar. Ucapnya sembari terkekeh.

   

     "Ahh ya! dia ada di ruangannya." Sana gih temui dia dulu." Ucap Vivian sembari sedikit mendorong Shanara menuju kantor Danniel yang berada di lantai dua bangunan itu.

    Tiba didepan pintu kantor Danniel, Shanara menghela nafas sebelum mengetuk pintu.

   "Tok..tok..tok!" Shanara menunggu beberapa saat.

    "Masuk" Perintah suara dari dalam

    Shanara membuka pintu perlahan dia melongokan kepala ke dalam ruangan itu, di belakang meja seorang laki-laki awal 30 an sedang duduk memandang laptop di meja tanpa memperhatikan siapa yang masuk.

   

     Shanara berjalan ke arah laki-laki itu, tiga minggu tidak bertemu dia terlihat sedikit kurus dan kelelahan.

    "Sepertinya Bos sedang sibuk ! Aku akan kembali lagi nanti." Ucap Shanara tanpa beranjak dari tempatnya berdiri.

    Saat mendengar suara yang begitu di kenalnya Danniel mengangkat kepala untuk melihat Shanara.

    "Shanara..!! Ucap nya lansung berdiri dengan wajah bersemangat menghampiri karyawan favorit nya itu.

    " Hallo bos." Ucap Shanara sambil nyengir.

    "Kamu ini! Menghilang dua minggu tanpa memberi kabar, apa kamu mau membuat The Heaven ganti nama jadi The Hell?!" Ucap Danniel berpura-pura marah.

     "Maaf bukan maksudku begitu." Ucap Shanara merasa bersalah.

     "Ahh tidak penting." Sekarang bagaimana dengan mu, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Danniel terdengar kawatir.

     "Aku sudah tidak apa-apa." Lihat! Shanara mengerakkan tangannya dari atas ke bawah untuk menunjukan dirinya telah pulih.

     Danniel memperhatikan Shanara dengan seksama, di kening dan siku gadis itu memang ada bekas luka tapi terlihat sudah hampir hilang. Setelah memastikan Shanara benar-benar telah pulih Danniel baru menghela nafas lega.

      "Yah bagus lah! Kalau begitu kamu boleh memulai bekerja kembali. Ucapnya,

<span;>  Shanara mengangguk pelan lalu melangkah menuju pintu. Setibanya di lantai satu area bar, Shanara menuju locker room untuk berganti costum kerja.

  

     Sepuluh menit kemudian Shanara keluar dari ruang ganti mengenakan celana panjang dan kemeja berlengan pendek berwarna hitam, Kemeja tersebut memiliki saku di bagian dada kiri dan kanan berwarna merah hati dan bergaris putih di kedua sisi bahu.

     Di pingganngnya melingkar sebuah apron bersaku ukuran mini mirip rok. Shanara tampak sangat cantik dengan kostumnya saat itu. Rambut panjangnya di kuncir seperti ekor kuda. Make tipis dan lipstik berwarna pink muda membuat panampilan tampak sempurna.

    Shanara memasuki area bar dengan senyum mengembang di bibir tipis nya, hampir tiga minggu dia tidak kesini Shanara merindukan tempat ini. Kedatangan nya di sambut Ramah Jordan dan Matthew mereka berdua adalah rekan kerja Shanara sebagai bartender.

     "Sha.." Lama tidak bertemu kamu semakin cantik saja." Ucap Matthew yang memang telah lama menaruh hati pada Shanara tapi tidak pernah berani untuk mengungkapkan perasaannya itu.

    Shanara ramah dan periang semua rekan kerja menyukainya namun tidak ada yang bisa menebak isi hati manusia. Di pojok bar seorang waitress berdiri menatap tajam ke arah Shanara, gadis itu adalah Chelsea dia selalu iri terhadap Shanara yang di sukai semua orang termasuk Danniel yang selalu menomor satukan Shanara.

    

     Chelsea menyukai Matthew tapi cintanya itu di tolak mentah-mentah oleh laki-laki itu, dia tau Matthew menyukai Shanara, itu menambah kebenciannya pada Shanara. Tiga minggu ini Shanara menghilang Chelsea adalah satu-satunya orang yang mengharap gadis itu tidak kembali tapi saat ini melihat Shanara bercanda dan tertawa riang berkumpul bersama rekan-rekan yang lain, tangan nya mengepalkan tinju.

    "Shanara lihat saja nanti apa kamu masih bisa tertawa seperti itu. Ucapnya dalam hati lalu menghilang di balik tembok.

   Shanara memulai pekerjaannya seperti biasa, tapi karena masih sore keadaan bar masih sepi hanya ada beberapa pelanggan saja yang nonggkrong dan minum kopi sambil menikmati makanan ringan dan mengobrol.

     Ketika hari sudah mulai gelap, satu persatu pelanggan berdatangan hingga tanpa terasa bar yang berukuran cukup luas yang berisi 30 meja berukuran 90 meter yang masing-masing mejanya di lengkapi dengan empat kursi berukuran 70 meter itu mulai perlahan terisi.

     Shanara terlihat sangat sibuk di belakang bar bersama kedua rekannya Jordan dan Matthew. Meja bar yang berukuran besar yang membentuk huruf D itu telah di penuhi pelanggan beberapa dari mereka adalah pelanggan lama yang bersikeras meminta Coctail buatan Shanara.

     Jordan dan Matthew hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

    "Nona Shanara ayolah buatkan kami cocktail special mu, hari ini aku membawa beberapa teman untuk mencoba." Jadi jangan kecewakan kami ya! Ucap Brad sambil tersenyum, dia adalah pelanggan tetap The Heaven, Hari ini saat mendapat berita Shanara telah kembali bekerja dia lansung mengajak ke enam rekan kerja nya untuk minum-minum disana.

     "Iya..iya.. Sabar ya." Karena kalian hanya mau minuman yang aku buat maka kalian harus bersiap menunggu." Ucap Shanara melempar senyum

   "Sha.. Sini aku bantu." Ucap Jordan seraya mempersiapkan semua keperluan membuat cocktail special Shanara yang dia beri nama Tomb Rider itu. Jordan tau beberapa pelanggan lama hanya mau minuman yang di buat Shanara salah satunya adalah Brad.

    Mereka sedikit kasihan dengan Shanara yang menjadi sangat sibuk, entah kekuatan apa yang di miliki gadis itu pikir nya.

    Beberapa minggu ini The Heaven sedikit sepi, tapi baru hari pertama Shanara kembali dirinya seperti magnet yang menarik semua pelanggan yang kini keadaan bar sangat ramai. Jordan dan Matthew sebenarnya sudah tidak kaget dengan hal itu tapi mereka tidak dapat berhenti merasa heran kenapa bisa begitu.

   ''Terimakasih Jordan.'' Ucap Shanara dia merasa bersyukur memiliki rekan kerja seperti mereka.

   ''Tidak apa-apa Sha.'' aku senang bisa membantu, paling tidak hanya ini yang bisa kami lakukan untuk meringan kan sedikit beban mu menghadapi pelanggan-pelanggan lama yang tetap memilih menu specialmu. Ucap Jordan tulus.

    ''Iya Sha.'' Kita sudah berkerja bersama cukup lama, jadi kamu tidak perlu sungkan.'' Ucap Matthew menimpali.

    ''Kalian memang rekan kerja yang pengertian.'' Terimakasih! Ucap Shanara tersenyum sambil tangan nya masih tetap bekerja.

     Dalam sekejap enam gelas Cocktail Tomb Rider telah siap dan di sajikan di depan para pelanggan.

     ''Terimakasih nona Shanara. Ucap Brad menyambut minuman-minuman itu dengan senyum merekah di bibir.

     ''Ayo teman-teman silahkan di coba Cocktail special di The Heaven Bar Kreasi nona Shanara. Ucap Brad mengangkat gelas mengajak teman-teman nya untuk bersulang dia tidak lupa melempar senyum  aprisiasi kepada Shanara.

    ''Wow!" Brad.'' Kamu benar ini cocktail ternikmat yang pernah ku coba ! Ucap Aron salah satu rekan Brad sambil mengecap-ngecap bibirnya.

     ''So pasti man.'' Mana aku pernah bohong pada kalian. Ucap Brad bangga.

   ''Benar-benar nikmat.'' Aku penggemar cocktail dan biasanya tidak begitu suka dengan yang manis, tapi ini benar-benar berbeda. Kirk menimpali

     ''Ha..ha..ha..! Tapi hati-hati dengan minuman ini. Ucap Brad mengingatkan

    ''Oh?!'' Kenapa? Tanya Aron penasaran

  ''Dari namanya saja sudah pasti ini bukan minuman yang bisa kalian anggap enteng.'' Dulu saat aku pertama kali mencoba minuman ini aku terus meminta lagi dan lagi.

    ''Rasa yang enak membuat aku lupa diri, entah sudah berapa gelas aku minum saat itu.'' Aku tidak merasa mabuk tapi saat akan berdiri, entah di mana kaki ku saat itu.'' Ucap Brad sambil mengenang saat pertama kali dia mencoba minuman ini.

    ''Ha..ha..hah..'' Brad Aku rasa semua minuman yang mengandung alcohol akan membuat orang seperti itu jika mengkonsumi terlalu banyak. Ucap salah satu rekan Brad yang lain.

    ''Memang benar yang kita tau semua alcohol begitu tapi ini benar-benar berbeda.'' Aku tidak merasa mabuk, tidak merasa kehilangan ingatan dan yang lebih aneh lagi. Keesokan harinya saat bangun aku tidak merasa hangover. Ucap Brad menjelaskan

     ''Oh! Apa benar bisa begitu?'' Tanya Kirk tertarik.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status