Home / Romansa / Beauty in the dark / Gerardo Ignacio

Share

Gerardo Ignacio

Author: Wina johana
last update Last Updated: 2021-03-25 15:48:42

Disebuah mansion mewah milik keluarga besar Ignacio, saat ini sedang mengadakan pertemuan keluarga. Mereka tentu saja akan melakukan sebuah perdebatan sengit mengenai satu-satunya penerus keluarga besar mereka yang ada dalam ancaman kutukan masa lalu.

Gerardo Ignacio, pria berusia 30 tahun itu saat ini sedang berdiri menghadapan dinding kaca yang memperlihatkan hamparan kota. Semua nampak sama, namun dirinya yang kini telah berubah.

“Permisi Tuan muda! Tuan dan Nyonya besar saat ini sedang menunggu anda di ruang keluarga,” jelas maid berusia 50 tahun itu.

“Katakan pada mereka, aku akan segera datang.”

“Baik Tuan Muda.”

Selepas kepergian maid tersebut, Gerardo segera menghabiskan minuman dalam gelasnya dan berjalan dengan santai menuju ruang keluarga. Derap langkah pria itu terdengar menggema saat memasuki ruang keluarga, membuat semua orang mengalihkan pandangannya pada pintu utama.

Gerardo adalah satu-satunya pewaris dari keturunan Ignacio yang masih tersisa. Entah apa yang terjadi, tapi semua putra yang lahir dikeluarga tersebut mati secara perlahan dan terus menerus. Sakit, kecelakaan bahkan ada yang mati mengenaskan karena terbunuh.

“Apa kabar mu Gerard?” sapa Alexander.

“Seperti yang ayah lihat, aku masih hidup hingga detik ini.”

“Gerardo!!” Kalia memperingati.

Gerardo hanya mendelik dan segera mengambil tempat ternyaman untuknya mendengar setiap petuah dan hal-hal yang tidak berguna acap kali pertemuan ini dilakukan.

Selama ini, Gerardo menyelidiki setiap penyebab kematian keluarga dan saudaranya dan nyatanya mereka semua benar-benar mati karena penyakit ganas yang menyertai mereka. Bukan karena sebuah kutukan.

“Come on, Ma! Sampai kapan kalian akan seperti ini? Hidup dalam ketakutan dan menganggap semua yang terjadi karena kutukan sialan itu!”

“Jaga bicara mu! Sampai detik ini kamu selamat hanya karena benda-benda yang selalu kau bawa kemanapun kau pergi.”

Gerardo tertawa lepas. Selama ini mereka hanya tahu jika barang-barang aneh itu selalu dibawa putranya kemanapun ia pergi. Tapi kenyataannya Gerardo selalu membuang barang-barang aneh itu dan langsung membakarnya.

“Selama ini aku sama sekali tidak pernah memakai semua itu! Setiap kali kalian mengirimkan barang aneh itu, aku selalu membakarnya dan yang tersisa hanya butiran debu.”

Kalia dan Alexander terbelalak. Bisa-bisanya selama ini mereka tidak mengetahui hal itu, sedangkan nyawa Gerardo bisa saja melayang karena hal itu.

Melihat raksi yang berlebihan dari orang tuanya, Gerardo memberikan penjelasan dan meminta mereka semua untuk tenang. Setidaknya semua yang terjadi dapat dijelaskan.

Tidak ada kutukan. Tidak ada sihir yang mengintainya. Hanya kelompok mafia yang selalu saja mengejar keluarganya dan menakuti dengan kata kutukan yang tidak pernah nyata. Pria itu lelah diperlakukan layaknya anak kecil yang masih menggunakan popok, maka dari itu ia akan membuktikan jika semua ketakutan mereka tidak akan pernah terjadi.

“Mulai hari ini berhentilah untuk mengirimkan benda-benda itu, karena semua itu sama sekali tidak berguna,” Gerardo geram dan memutuskan untuk meninggalkan kedua orang tuanya, yang menurutnya terlalu kolot dalam berpikir.

***

Saat ini Aldric hanya bisa mengepalkan tangannya kuat. Apa yang akan dilakukan Rae sangat berbahaya, dan ia mulai merasa khawatir dengan adik perempuannya itu.

"Kenapa Papi memberikan tugas berat itu pada Rae? Bagaimana kalau sampai pria itu melukainya, apa Papi tidak khawatir dengan anak perempuan Papi?"

Sepeninggalan adik perempuannya itu, Al mulai menunjukan protes yang besar pada Eduard. Ia tidak pernah mengerti bagaimana cara berpikir ayahnya itu, sampai ia berani mengirim Rae untuk menghabisi Gerardo—pria yang sulit tersentuh karena kelicikannya.

"Apa kau lupa Al siapa adikmu itu? Dia adalah calon penerus Venosa dan ini adalah ujian terakhir yang harus ia lewati, sebelum ia menduduki kekuasaan."

Aldric hanya berdecak kesal. Sudah puluhan anak buahnya yang mendekati Gerard. Tapi mereka hanya kembali nama atau jasad yang sudah tak berbentuk. Lalu bagaimana jika pria itu melakukan hal yang sama pada Rae?

Meskipun Al dan Rae tidak pernah terlihat dekat, namun Al tetaplah seorang kakak dan sangat menyayangi adik perempuannya.

"Hentikan Rae, Pi! Sebelum semuanya terlambat," Al benar-benar memohon dihadapan Eduard dan ini untuk pertama kalinya ia melakukan itu.

"Rae tidak akan berhenti!! Coba saja kau hentikan dia jika kau bisa," jawab Eduardo dengan santai. Ia tahu bagaimana Rae dan tidak mungkin putrinya itu akan mundur dalam tugasnya.

Al terdiam. Apa yang dikatakan oleh Eduard memang benar. Rae Catalina, gadis itu sama sekali tidak akan kembali sebelum tujuannya tercapai. Tapi untuk kali ini Al tidak ingin gegabah dan melepaskan Rae sendiri menjalankan tugas yang diberikan Eduard.

Tidak ingin membuang waktu. Al segera meninggalkan kediaman Eduard dan langsung menghubungi anak buahnya untuk mencari tahu dimana adiknya itu berada. Cukup ia pernah merasakan kehilangan wanita yang ia cintai karena dunia gelap ini dan ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi pada adiknya kandungnya.

"Kemana dia pergi?"

".........."

"Pantau dia! Jangan sampai bahaya mendekatinya!" seru Al. "Meskipun aku tahu, dia sendiri yang akan menjemput bahaya," gumam Al setelah panggilan itu terputus.

Al hanya bisa menghela napasnya berat. Tangannya mengepal kuat saat ia hanya bisa diam dalam ketidakberdayaannya untuk menghentikan Rae dalam menjalankan tugasnya.

Setelah itu, Al memutuskan untuk pergi ke tempat dimana adiknya itu berada. Meskipun ia tahu apa jawaban Rae, setidaknya ia akan mencoba untuk membujuk adiknya untuk melepaskan tugas ini. Dengan kecepatan tinggi ia melaju, di kiri dan kanannya hanya ada pohon-pohon besar yang membuat jalanan itu nampak sepi dan mengerikan.

***

Sedangkan Rae, gadis itu saat ini sedang berdiam diri dalam ruangan gelap dengan lima gawai yang menyala dihadapannya. Tentu saja gawai ini adalah alat yang ia gunakan untuk mencari tahu siapa pria yang ada dalam foto tersebut. Hanya satu yang ia tahu, pria itu bernama Gerardo Ignacio dan selain itu semunaya nampak gelap, membuat Rae mau tidak mau harus menggunakan dunia maya untuk mencari tahu siapa pria itu.

Pucuk di cinta ulam pun tiba. Saat  ia sedang bersusah payah mencari siapa pria itu, sebuah blog mempermudah jalannya. Identitas pria itu terpampang jelas, bahkan semua hal mengenai Gerardo tercatat lengkap. Rae mulai membaca baris demi baris, merekam semua mengenai Gerardo dalam memorinya. Tapi sayangnya saat ia membutuhkan ketenangan, suara gaduh di depan pintu ruangannya membuat ia harus bergerak dan melihat apa yang terjadi di luar sana.

“Kenapa kalian membuat keributan di sin—“ Rae terdiam saat melihat pria yang kini berdiri di hadapannya dan memberikan senyum terbaik untuknya.

“Al? Kenapa kamu datang kemari? Jangan bilang kalau kamu ingin memintaku untuk membatalkan tugas yang Papi berikan,” tebak Rae.

“Apa begini cara menyambut kedatangan kakak mu satu-satunya ini, Rae?” balas Al, sedikit mengulur waktu.

Rae hanya tersenyum kecut pada Aldric, dan dengan terpaksa ia membuka pintu ruangan tersebut mempersilahkan kakaknya itu masuk dan melihat apa yang saat ini dikerjakannya.

Untuk pertama kalinya, Al menyambangi kediaman Rae dan melihat isi ruangan khusus milik perempuan itu. Ruangan bernuansa putih itu sangat berbeda, bahkan membuat Al tersihir dengan apa yang ia lihat.

“Apa kamu hanya datang untuk melihat ruanganku ini, Al?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Beauty in the dark   Cinta yang abadi (TAMAT)

    Lagi, lagi dan lagi, Rae dibuat terkejut dengan kenyataan yang ia temukan malam ini. Bukan mengenai kemewahannya, namun karena jarak antara Mansion Gerardo dan kediaman di mana wanita itu berada tidaklah sejauh yang Rae bayangkan.“Jangan berusaha untuk mengecohku! Ini bukanlah tempat yang akan kau datangi bukan?” Rae menekan urat leher pria itu dengan senjata kecil. Sangat kecil, tapi dengan racun yang memastikan.“Ti-tidak! Ini adalah kediaman Nona dan aku memang diminta untuk membawamu ke tempat ini,” jelasnya. Tapi Rae tetap tidak percaya begitu saja.Diam-diam, pria itu meraih ponselnya dan berniat untuk mengabari Nona tetunya, namun Rae bukanlah wanita bodoh yang tidak mengerti mengenai trik murahan seperti ini.“Jadi kau ingin bermain-main denganku? Cepat hubungi dia dan loud speaker!”“Ba-baik …”Sikap pria di hadapannya ini sangat mencurigakan untuk sekelas penjahat. Ya, dia ter

  • Beauty in the dark   Aku menemukannya

    “Gerard! Rae berlari mengejar sebuah mobil,” beritahu Dante.Tanpa berpikir Panjang, Gerardo bergegas keluar menggunakan mobil. Ia melaju dengan kecepatan tinggi dan setelah puluhan meter ia menemukan Rae yang sedang berjalan dengan langkah gontai.“Apa yang kau lakukan di sini, Nona Catalina? Apa kau sudah gila?” Gerardo berteriak, menghakimi Rae tanpa tahu apa yang membuatnya berlari begitu jauh seperti orang bodoh. Gerardo turun dan segera menopang tubuh Rae yang hampir saja jatuh.Rae dibawa ke dalam mobil dengan cepat, napasnya tersengal-sengal, ia lelah. “Kejar dia, Tuan Gerard! Dia orangnya. Wanita itu …”“Rae, tenangkan dirimu!” Gerardo menangkup wajah Rae, membuat istrinya itu sadar di mana mereka berada saat ini. “Tenang! Jangan terpancing,” bisiknya pelan.“Aku melihatnya! Di-dia adalah …”“Sstttt … Aku tahu dia adalah wanita itu.&rd

  • Beauty in the dark   Salah memasuki gerbang

    Dua hari telah berlalu, Rae terus saja mempersiapkan diri dengan segala senjatanya yang mematikan. Ia bahkan kembali melatih tubuhnya saat malam tiba dan terlelap saat menjelang pagi. Gerardo berusaha untuk membuat Rae istirahat, namun istrinya itu tidak pernah ingin diatur.“Jangan seperti ini, Nona Catalina! Kau bisa jatuh sakit,” Gerardo mencekal tangan Rae yang berniat ingin kembali memukul samsak, dan satu tangannya mencegah benda itu agar tidak mengayun pada tubuh Rae.“Cukup! Simpan tenagamu.” Gerardo kembali melunak. “Kita tidak tahu kapan, dari mana dan bagaimana mereka menyerang.”“Itulah alasan kenapa aku tetap seperti ini. Aku harus terjaga!”Gerardo mengerti apa yang Rae maksud, namun jika terus dibiarkan Rae bisa tumbang sebelum berperang.“Pergerakan mereka terhenti! Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi ini begitu mencurigakan,” jelasnya kemudian.Rae terdiam,

  • Beauty in the dark   Tetap di sampingku

    Dua pekan kepergian Alex masih menyimpan banyak luka untuk Gerardo dan Kalia. Ada dendam yang belum terbalaskan dan ini begitu menyiksa.Kemana, di mana dan pada siapa mereka harus meluapkan semunya? Tidak ada jawaban pasti.“Jaga Mansion ini, aku mungkin kembali satu pekan lagi,” ujar Gerardo pagi ini.“Tidak! Aku tidak ingin memikul beban yang berat. Jaga sendiri Ibumu!” Rae berkata ketus. Bukan tidak ingin, namun Rae takut jika harus menjaga Kalia. Apapun bisa terjadi dan Rae tidak bisa menduga itu.“Kau tidak ingin menolongku, Nona Catalina?” suara Gerardo terdengar marah, ini bukan masalah besar untuk Rae.“Ya! Aku takut jika terjadi sesuatu dan aku harus kembali kehilangan. Aku tidak bisa!”Gerardo menarik napas dalam, apa yang Rae katakan begitu mengusiknya. Rae Catalina sudah terlalu sering merasa kehilangan dalam hidupnya dan sekarang ia menolak, hatinya takut untuk mengalami hal yang

  • Beauty in the dark   Selamat tinggal Kalia (Alex)

    Panggilan itu terputus, lebih tepatnya Alex yang mengakhiri perbincangan dengan Kalia. Posisinya sudah terlalu terjepit, artinya Alex tidak memiliki banyak waktu sekarang.“Maafkan aku, Kalia, tapi ini yang terbaik untuk menebus semua dosa-dosaku.”Alex menaikan kecepatan mobilnya dan melesat meninggalkan dua mobil yang terus berusaha untuk mencelakainya. Sampai di sebuah jalanan sepi, Alex menghentikan mobilnya. Pria tua itu berdiri di depan mobil dengan membawa senjata laras Panjang. Ia menantang mereka.‘Inilah waktunya. Selamat tinggal, Kalia.’“Kau masih punya nyali yang besar ternyata,” cibir anak buah Nona.“Aku tidak akan pernah takut! Karena ini sudah waktunya bagiku berhenti dan mati.”“Ahaha … Jika itu yang kau mau, aku akan mengabulkannya dengan senang hati pak tua.”“Tunggu! Tanyakan dulu apa keinginan terakhirnya?” ujar salah satu dari anak bu

  • Beauty in the dark   Demi kebahagiaan Gerardo

    Gerardo menuruni tangga dengan wajah yang sedikit gelisah. Apa yang Rae katakan mengenai situasi yang tiba-tiba saja berubah sepi. Banyak kemungkinan yang bisa terjadi, termasuk penyerangan lebih besar dan menggila. Namun pikiran itu buyar seketika saat ia mendengar suara yang tidak asing di telinganya.“Apa kabarmu, anakku?” Alex berdiri, ia menatap putranya dengan mata yang berembun.“Aku baik-baik saja,” jawab Gerardo saat mereka berhadapan.“Gerard …” suara Alex tiba-tiba saja tertahan, rasa kecewa pada dirinya sendiri tiba-tiba menyeruak dan membuat pria tua itu sesak. “Maafkan ayah, Gerard.”Untuk pertama kalinya Gerard melihat sikap Alex selemah ini. Pria itu yang sejak lama mengajarkannya untuk selalu bersikap kuat tanpa mengenal kata lelah dan menyerah. Namun hari ini, pria yang sama bahkan mengucapkan kata maaf itu dengan suara begitu pelan.“Kenapa?” tanya Gerardo. &ldquo

  • Beauty in the dark   Tidak bisa berjanji

    “Apa yang kau lakukan pada mereka?” Kalia berdiri dengan wajah penuh amarah. Sejak awal, ia mencurigai jika suaminya terlibat dengan kasus penyerangan yang terjadi pada Gerardo. “Aku sudah memintamu untuk berhenti dan menjauh dari wanita itu, tapi kenapa kau kembali?” Lanjutnya lagi. “Kau tidak akan mengerti!” sahutnya dengan melangkah pergi. Sebagai seorang ibu, Kalia tidak ingin terjadi sesuatu pada putranya, meskipun ia tahu jika Gerardo bisa melindungi dirinya sendiri. Tapi ini sudah keterlaluan, Kalia tidak bisa diam saat melihat suaminya melakukan hal yang bisa menyakiti Gerrado dan menimbulkan perang keluarga. “Tunggu, Alex!” “Apa lagi, Kalia? Apa kau ingin aku berhenti dan membiarkan hidup Gerardo hancur dengan terus bersama wanita itu?” Alex menunjukkan sikapnya saat itu. “Rae bisa saja menghabisi putra kita kapan saja. Apa kau menginginkan itu, Kalia?” “Hah … Apa yang kau ketahui tentang mereka, Alex? Apa kau tahu jika mereka sudah s

  • Beauty in the dark   Sesama Penipu

    Satu pekan telah berlalu dan Rae tetap menyimpan pesan yang tertulis dari surat kaleng itu. Namun tidak dapat dipungkiri jika Rae merasa gelisah. Ini adalah pertama kalinya ia melabuhkan hatinya pada seorang pria dan rintangan sudah lebih dulu datang mengusiknya.Tidak ada penyerangan atau teror apa pun lagi, semua berjalan seperti biasa. Bahkan gerbang utama telah selesai di perbaiki. Gerardo semakin memperketat keamanan dan memastikan jika tidak akan terjadi seperti hari itu. Saat melihat Rae terluka, Gerardo merasa separuh napasnya direnggut secara paksa dan ia tidak ingin melihat hal itu terjadi lagi.“Apa yang kau pikirkan, Nona Catalina?” Rae terkejut saat tangan kekar itu memegang pundaknya.“Kenapa mereka bisa ada di paviliun? Apa mereka pernah menikah denganmu?” Pertanyaan ini adalah hal penting untuknya, meski Rae yakin jika Gerardo sama sekali tidak memikirkan itu.Sudut bibir Gerardo sedikit terangkat, tangan kekarnya m

  • Beauty in the dark   Aku ada di sini bersamamu

    Gerardo berdiri di ambang pintu, tangannya bergerak menekan saklar dan menyalakan lampu utama kamarnya.“Keluarlah dari kegelapan, Nona Catalina.”“Aku tidak tahu cara untuk keluar dari kegelapan! Dan apa aku pantas memasuki dunia baru yang begitu terang?” Rae menatap nyalang Gerardo. Dia, pria yang ingin Rae habisi saat ini menjadi alasan terbesar baginya untuk tetap bisa bertahan.Dengan bantuan tongkat, Gerardo bisa terlihat lebih normal, meskipun seharusnya ia istirahat agar penyembuhan lukanya lebih cepat. Namun itulah Gerardo, ia tidak akan tennag sebelum memastikan jika Rae baik-baik saja.Gerardo melempar tongkatnya, duduk di tepian ranjang, tepat di samping istrinya. Tanpa memita ijin atau berbasa-basi, Gerardo menyentuh pipi Rae dan menghapus air mata yang tersisa di wajahnya.“Buka dirimu. Buka hatimu dan berdamailah dengan keadaan.”“Aku tidak bisa! A-aku, aku ….”Meli

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status