Beranda / Romansa / Begin Again With You / 14. Cerita kepada sahabat

Share

14. Cerita kepada sahabat

Penulis: Kristiana0909
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-28 21:26:57

Pradnya menatap Hanna dengan kening berkerut karena Hanna yang baru saja sampai di rumahnya terlihat ketakutan dan napasnya seperti orang yang baru saja selesai mengikuti lomba lari marathon. Penampilannya kali ini benar-benar sudah tidak on point. Rambutnya sudah tidak tertata rapi di tempatnya, keringat juga sudah membasahi keningnya hingga membuat Pradnya segera mengambil kotak tisu wajah yang ada di meja dekat televisi berada. Ia segera memberikannya kepada Hanna yang langsung menerimanya sambil mengucapkan terimakasih secara pelan. Beberapa saat Pradnya menunggu hingga akhirnya keadaan Hanna jauh lebih baik.

"Gue ambil minum buat lo dulu," kata Pradnya lalu ia segera berdiri dari sofa yang ia duduki.

Beberapa saat Pradnya meninggalkan Hanna di ruang keluarga hingga akhirnya saat ia kembali, Hanna baru saja selesai menelepon seseorang.

"Thanks, Nya," ucap Hanna sambil membuka botol air mineral dingin yang ditaruh Pradnya di atas meja.

Baru setelah Hanna selesai meminum air
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Begin Again With You   84. Adit Sakit

    Perjalanan malam ini harus dilalui Adit dan Raga lebih lama dari waktu seharusnya karena sudah tiga kali ini Adit mengajak Raga berhenti di minimarket sekedar untuk menumpang ke kamar mandi. Raga kira awalnya Adit hanya sekedar ingin buang air kecil, namun saat yang ketiga kali dan wajah Adit tampak pucat, Raga menyadari satu hal. Ada yang tidak beres pada diri Adit."Om Adit sakit?" tanya Raga kala melihat Adit kembali memasang sabuk pengamannya.Kali ini Adit mencoba tersenyum dan menyembunyikan rasa sakit perutnya yang benar-benar sudah tidak bisa ia tahan sejak mulai melajukan mobil ke arah rumah sepulang dari warung pecel lele. "Enggak, Papa baik-baik aja.""Beneran?" tanya Raga mencoba memastikan kembali.

  • Begin Again With You   83. Pecel Lele

    Setelah memasuki mobil, Adit mencoba mengatur dirinya kembali agar bisa tenang dan mencoba menyingkirkan semua prasangka-prasangka yang mulai menggelayuti dirinya sejak ia bertemu dengan Puspa. Adit berusaha untuk berpikiran positif dan ia tidak boleh cemburu kepada Dana. Tapi kenapa itu sulit sekali ia lakukan? baikah, ia sudah berusaha sekuat tenaga melakukan hal itu sesuai permintaan Hanna, tapi kenyataannya Puspa masih berhubungan baik dengan Dana bahkan mencarikan tempat tinggal yang tersembunyi dari keluarga. Dan Adit yakin kedatangan Puspa ke tempat ini ada sangkut pautnya dengan Raga.Adit mencoba duduk dengan tegak di dalam mobilnya dan pelan-pelan ia menarik napas dalam-dalam lalu ia embuskan perlahan. Beberapa kali Adit melakukan ini hingga ia merasa jauh lebih tenang. Setelah merasa tenang, ia segera mengirimkan pesan untuk Raga.

  • Begin Again With You   82. Terpaksa Mengintimidasi dan Mengancam

    Group Lapak DosaAdit : Sabtu pagi besok gue mau ajakin kalian ke Bali dua hari. Free semuanya, gue yang tanggung. Ketemu di tempat biasa bagi yang mau.Gavriel : Lo kalo bikin jadwal liburan bisa enggak sih kagak dadakan begini? Gue sudah terlanjur janji pergi ke Solo. Ada acara sama orangtuanya Gadis.Elang : Sumpah... gue heran banget sama lo, Gav. Pacar lo justru menikmati masa jandanya buat keliling dunia, tapi lo di sini jagain emak bapaknya. Apa enggak takut lo kalo Gadis di sana cari terong yang lebih gede dari punya lo?Gavriel : Jodoh itu cerminan diri. Gue yakin kalo gue setia, dia pasti juga seti

  • Begin Again With You   81. Mari bicara baik-baik

    Setelah Adit pergi mengantarkan Raga ke sekolah, Hanna segera menuju ke arah kamar mandi yang ada di kamarnya. Ia harus bersiap-siap secepat yang ia bisa dan pergi dari rumah ini sebelum Adit sampai di sini kembali. Sekitar setengah jam waktu yang Hanna butuhkan hingga akhirnya ia keluar dari kamarnya dan turun ke lantai satu rumahnya. Niat hati ingin langsung ngacir ke garasi rumah, namun saat melihat meja makannya yang masih berantakan, tangan Hanna gatal ingin membereskannya. Ia tidak biasa meninggalkan rumahnya dalam keadaan kotor seperti ini. Karena ia tidak mau pulang ke rumah dalam keadaan rumahnya yang sangat tidak nyaman dipandang apalagi di tempati. Kini Hanna berjalan menuju ke ruang makan dan ia taruh tas kerjanya di kursi. Ia lepaskan blazer warna hitam yang ia kenakan dan menyampirkannya pada sandaran kursi. Tanpa membuang banyak waktu, Hanna segera menuju ke arah dapur dan ia mencuci semua piring serta gelas

  • Begin Again With You   80. Bersedia yang bersyarat

    Raga menatap Adit yang baru saja selesai menyantap sarapannya dengan wajah penuh keheranan. Karena sepertinya tadi pagi Mamanya terlihat baik-baik saja tetapi saat ini Hanna mengatakan ia tidak enak badan sehingga tidak bisa ikut sarapan. Hanna juga mengatakan kepada Raga untuk meminta diantar oleh Adit ke sekolah pagi ini karena ia tidak bisa mengantarnya. "Kenapa lihatin Papa begitu?""Enggak, cuma penasaran aja. Kenapa Mama enggak mau ikut sarapan dan minta aku diantar om Adit? Padahal selama ini Mama selalu sarapan bareng dan antar aku ke sekolah kalo enggak ada meeting pagi di kantor.""Marah kali Mama sama Papa, jadinya enggak mau turun buat sarapan bareng kita.""Mama bukan tipikal orang yang baperan, Om. Kalo enggak sampai kebangetannya sikap orang itu, Mama enggak mungkin menghindar."

  • Begin Again With You   79. Perdebatan di Dapur Rumah Hanna

    Pradnya : Okay, gue mau bantuin lo besok Sabtu. Gue akan ketemu sama Aiman. Kedua mata Hanna langsung membelalak lebar pagi hari ini karena Tuhan mengabulkan doanya secepat ini. Segera saja ia berdiri dan turun dari atas ranjang. Tanpa banyak mengulur waktu lagi, Hanna segera keluar dari kamarnya dan ia menuju ke kamar Raga untuk memberitahukan rencana liburan dadakan mereka ke Bali hari Sabtu besok. Sayangnya saat membuka kamar Raga, ternyata anaknya itu sudah bangun dan tidak ada di dalam kamarnya. Hanna segera menutup pintu itu dan menuruni tangga untuk mencari Raga di tempat gym pribadinya. Baru juga ia melewati ruang makan, langkah kakinya terhenti karena menemukan sosok tamu yang tidak ia harapkan ada di tempat ini. "Kamu ngapain pagi-pagi buta ke sini?" tanya Hanna kepada Adit yang kini seda

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status