Inicio / Urban / Belenggu Hasrat Dendam Membara / Bab 8 ORION BLAZE, PENJAGA PINTU KEKUASAAN

Compartir

Bab 8 ORION BLAZE, PENJAGA PINTU KEKUASAAN

last update Última actualización: 2025-12-18 15:34:48

“Sebutkan nama.” Suara berat tiba-tiba datang dari balik gelap bahkan sebelum Ethan benar-benar masuk ke dalam gudang. Bau karat, oli, dan air laut bercampur menusuk hidungnya. Tampak lampu kuning redup berayun pelan dari kabel panjang, seakan tidak yakin ingin tetap menyala atau mati saja.

Ethan menarik napas pendek. “Ethan Deighton.”

Dari balik kontainer gelap itu, muncul dua orang bodyguard. Postur tubuh mereka seperti tembok yang bisa berjalan. Yang satu mendekati Ethan kemudian mendorongnya mundur. Pria itu harus menggunakan tenaga agak keras, barulah Ethan bergerak.

“Kau harus diperiksa dulu,” katanya.

“Ya, silakan.” Ethan tidak bereaksi. Bukan karena tidak mau, tapi karena tahu perlawanannya di wilayah Orion hanya akan membuatnya pulang tinggal nama.

Mereka menggeledahnya kasar, seperti sedang mencari emas. Satu dari mereka menemukan pisau kecil yang ia selipkan di balik sabuk.

“Ini, bos,” kata pria itu pada rekannya sambil mengangkat pisau kecil itu seperti menemukan barang cu
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Belenggu Hasrat Dendam Membara   Bab 10 KABAR YANG MENCUITKAN API

    “Cepatlah naik, Tuan. Sebelum ada orang yang melihat Anda dalam keadaan seperti ini.”Suara Graham langsung meledak ketika Ethan membuka pintu mobil tua yang ia bawa malam itu, seda sewaan yang bunyinya seperti akan meledak saat setiap kali gas diinjak. Begitu Ethan duduk, Graham menatapnya lima detik penuh tanpa berkedip.“Oh, ini gila. Tuan, Anda baik-baik saja?”“Aku masih hidup,” jawab Ethan sambil menyandarkan kepala.Graham menarik napas keras, seperti menahan sumpah serapah. Kemeja Ethan penuh darah kering dan segar, wajahnya memar, dan bajunya sobek di beberapa bagian. Tetapi tatapan matanya? Tetap tajam.“Kalau tahu ini yang akan mereka lakukan.” Graham menghela napas sambil menyalakan mesin, “aku tidak akan mengirim Anda ke pelabuhan. Tapi, kita memang tidak punya pilihan lain.” Ada raut sesal di wajah tuanya.“Yang penting dia mau bicara,” balas Ethan, suaranya tenang.Graham menoleh cepat. “Tunggu. Jadi dia, Orion Blaze, benar-benar–““Ya.” Ethan menutup mata sejenak. “Dia

  • Belenggu Hasrat Dendam Membara   BAB 9 TES DARAH SEORANG DEIGHTON

    “Tuan Blaze, Anda yakin dia ini bisa menahan kami?” Suara seorang pria terdengar lirih namun penuh ejekan.“Kelihatannya hanya bocah hilang yang salah masuk gudang,” sahut yang lain sambil memutar pipa besi di tangannya.”Ethan berdiri diam di tengah gudang kosong, dikelilingi oleh lima orang pria bertubuh besar dengan wajah yang tampak seperti dipahat oleh kerasnya hidup.Di atas sebuah peti kontainer, Orion Blaze duduk menyilangkan kaki, cerutunya menyala merah. Ia menatap Ethan seperti menilai seekor binatang yang baru dibeli.“Ini ujian sederhana, Tuan Deighton,” katanya tanpa berdiri. Suaranya tenang, tapi dinginnya menusuk. “Kalau kau tidak mati, kita mulai berbisnis.”Ethan tidak menjawab. Ia hanya memutar bahu, menarik napas, dan menatap balik para penjaga itu satu per satu.“Lima lawan satu.” Ia berkata pelan. “Sepertinya kalian butuh lebih banyak penjaga.”“Dengar itu!” Salah satu dari mereka menunjuk Ethan sambil tertawa keras. “Dia hanya sendirian tapi sombongnya tak terto

  • Belenggu Hasrat Dendam Membara   Bab 8 ORION BLAZE, PENJAGA PINTU KEKUASAAN

    “Sebutkan nama.” Suara berat tiba-tiba datang dari balik gelap bahkan sebelum Ethan benar-benar masuk ke dalam gudang. Bau karat, oli, dan air laut bercampur menusuk hidungnya. Tampak lampu kuning redup berayun pelan dari kabel panjang, seakan tidak yakin ingin tetap menyala atau mati saja.Ethan menarik napas pendek. “Ethan Deighton.”Dari balik kontainer gelap itu, muncul dua orang bodyguard. Postur tubuh mereka seperti tembok yang bisa berjalan. Yang satu mendekati Ethan kemudian mendorongnya mundur. Pria itu harus menggunakan tenaga agak keras, barulah Ethan bergerak.“Kau harus diperiksa dulu,” katanya.“Ya, silakan.” Ethan tidak bereaksi. Bukan karena tidak mau, tapi karena tahu perlawanannya di wilayah Orion hanya akan membuatnya pulang tinggal nama.Mereka menggeledahnya kasar, seperti sedang mencari emas. Satu dari mereka menemukan pisau kecil yang ia selipkan di balik sabuk.“Ini, bos,” kata pria itu pada rekannya sambil mengangkat pisau kecil itu seperti menemukan barang cu

  • Belenggu Hasrat Dendam Membara   BAB 7 BAYANGAN DI BALIK NAMA CROSS

    Celeste melangkah keluar dari lift di lantai 32 gedung Cross Holdings dengan napas sedikit memburu. Ia baru saja tiba dari Bank Hesler, dan belum sempat meletakkan tas di meja kerjanya ketika seorang staff senior memanggilnya.“Nona Morel,” panggil staff itu, suaranya ketat, seperti sedang menahan sesuatu. “Tuan Cross ingin bertemu Anda. Sekarang.”Celeste menghentikan langkah, menoleh ke arah pintu. “Sekarang?”“Sekarang.” Pria itu menelan ludah. “Dia tidak terdengar seperti sedang dalam mood yang baik.”Celeste tidak bertanya apa pun lagi. Tidak ada yang pernah menolak panggilan Marcus Cross. Tidak akan ada yang berani.Celeste mengatur napas, merapikan blazer dan kerah kemeja putihnya. Lalu berjalan menyusuri lorong panjang menuju ruang eksekutif, sebuah ruangan yang jarang digunakan. Hanya ketika Marcus ingin benar-benar mengisolasi seseorang, dan hari ini, orang itu adalah dirinya.Ia mengetuk pintu satu kali. Ketika ia masuk, pintu tertutup otomatis di belakang punggungnya.Marc

  • Belenggu Hasrat Dendam Membara   BAB 6 INFORMASI ADALAH SENJATA

    “Apa dia serius?”Ethan mengembuskan napas, menyandarkan punggung ke kursi tunggu bank yang empuk tapi entah kenapa tetap terasa seperti duduk di atas batu. Ia sudah menunggu hampir lima belas menit sejak Celeste mengatakan untuk menunggunya selama sepuluh menit.Tanpa sadar kedua mata Ethan sudah berkali-kali melirik pintu lift tempat Celeste masuk sebelumnya.Orang-orang lalu-lalang, staf bank sibuk, dan di luar hujan tipis masih turun, membuat seluruh kaca berembun. Tapi bukan cuaca yang membuat ketegangan mencubit tengkuknya.Isi pesan di ponsel itu membuatnya ingin buru-buru mendapatkan jawaban dari Celeste, dan ia sudah tidak bisa menunggu lebih dari ini.“Jangan abaikan Celeste Morel. Dunia ini tak sekecil yang kau kira.”Sial. Bahkan untuk standar orang yang baru keluar penjara, ini meresahkan.Ethan mengetuk ujung sepatunya ke lantai marmer, ritme tak sadar yang menunjukkan ia gelisah. Bukan gelisah karena Celeste, tapi karena fakta bahwa ada seseorang yang sepertinya mengiri

  • Belenggu Hasrat Dendam Membara   BAB 5. BENIH YANG MULAI BERGERAK

    Pagi itu, Ethan sedang berjalan dengan langkah cepat melewati trotoar Manhattan yang penuh dengan orang-orang kantoran berlalu lalang. Udara masih dingin, tapi pikirannya jauh lebih dingin lagi. Hari ini, ia fokus pada satu hal, yakni tentang situasi perusahaan yang masih sah atas namanya, miliknya. Satu-satunya warisan dari mendiang sang ayah yang tidak diketahui oleh Marcus Cross.Kantor yang ia tuju saat itu hanyalah ruang sempit di lantai dua sebuah gedung tua. Bukan gedung ilegal seperti Cross Group. Tapi justru di ruangan sederhana inilah Graham menunggunya.Saat Ethan masuk, Graham mengangkat kepala dari tumpukan berkas di atas meja kerjanya. “Selamat pagi, Tuan Deighton.”“Pagi.” Ethan duduk, mengusap rambutnya yang masih sedikit basah karena hujan pagi. “Apa kita bisa mulai sekarang?” tanyanya dengan nada berat.“Sudah mulai sejak semalam, Tuan,” jawab Graham sambil menutup map. “Saya punya beberapa hal yang perlu Anda lihat.”Ia menggeser sebuah folder ke arah Ethan. Di dala

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status