Home / Romansa / Beneath the Midlands Sky / 01. Mary Evelyn Wijaya

Share

Beneath the Midlands Sky
Beneath the Midlands Sky
Author: myma.

01. Mary Evelyn Wijaya

Author: myma.
last update Last Updated: 2025-03-23 13:25:06

“Mereka termenung, menebak masa depan. Aku termenung, menebak masa lalu.”

Setelah selesai dengan barang- barang yang telah dikemasnya, Mary Evelyn Wijaya duduk sejenak di window seat kamarnya. Ia menikmati waktu dengan memandangi taman belakang rumahnya yang luas.

Di bawah sana, keponakannya Annelyne sedang bermain dengan kelinci kecil peliharaannya. Diana Nasution, kakak iparnya, dengan gesit mengambil foto anaknya.

Seulas senyuman kecil mengembang di wajah Mary. Rasa syukur menyeruak di dadanya, membuatnya selalu merasa penuh. Ia merasa sangat beruntung bisa dikelilingi keluarga yang sangat menyayanginya. Terutama sosok Justin Alexander Wijaya, kakaknya yang cukup protektif.

Tok.. tok..

Seseorang mengetuk pintu kamar Mary yang terbuka, senyumannya semakin mengembang saat melihat sosok yang berdiri di ambang pintu.

Tentu saja, satu orang lagi yang sangat berarti bagi Mary, sahabat setianya, Park Ha Joon.

"Hey, ini ada kiriman bunga untukmu." Seru lelaki yang dipanggil Joon itu dari diambang pintu.

Lelaki asal Korea Selatan ini lalu berjalan mendekati Mary dan menyerahkan buket bunga peony merah muda yang dipadukan dengan bunga lavender dan daun ekaliptus yang segar.

"Dari siapa?" Tanya Mary saat menerima bunga itu.

"Lihat saja sendiri." Jawab Joon yang kemudian bergabung dengan Mary di window seat. Sahabatnya itu duduk di ujung  lainnya dengan kedua tangan dilipat di dada.

"Baiklah..." Mary membuka sebuah kartu ucapan yang disimpan di dalam amplop berwarna senada dengan bunganya. 

Sebuah pesan singkat dengan tinta biru bertuliskan 'Perfect flowers for a perfect girl. Aku tidak sabar untuk bertemu denganmu , Mary. — Lee Joon Hee’ membuat senyuman manis sekali lagi mengembang di bibir merah muda gadis itu. 

Lee Joon Hee. Pikirannya terus melayang pada sosok lelaki yang baru ia temui lewat video call tadi pagi. Lelaki itu sangat tampan dengan suara yang lembut dan menenangkan. 

“Kau sangat menyukai bunga itu?” Tanya Joon yang membuyarkan lamunan Mary. Ia lupa bahwa sahabatnya itu masih di sana memandangnya dengan penasaran.

Mary menoleh ke arah Joon. “Ya, ini bunga peony bagaimana aku tidak suka.”

"Kau yakin karena itu bunga peony?" Joon membungkuk, mencoba melihat raut wajah Mary.

Alih- alih menjawab, Mary hanya mengangkat kedua bahunya. “Bagaimana dia bisa mengirimkan bunga ini padaku?”

"Mary, kita hidup di zaman yang sudah ada teknologi. Dia bisa menghubungiku dan memintaku membelikan bunga kesukaanmu. Masuk akal, bukan?"

"Ah, iya benar." Sesungguhnya Mary tidak terlalu memikirkannya. Lebih tepatnya pertanyaan itu hanya celetukannya saja.

"Kalian pacaran?" Tanya Joon tiba- tiba.

Mary mengerutkan dahinya, sebenarnya pertanyaan yang sama ada dalam benaknya. "Bukankah seharusnya kau juga tahu kalau kami berpacaran?"

“Kau pikir aku punya jawabannya? Siapa tahu kalian sengaja tidak ingin memberitahuku." Terdengar nada kesal pada setiap kata dari kalimat Joon.

Kedua mata Mary menyipit, mencurigai sahabatnya itu. “Kau cemburu???” Tuduh Mary.

“Apa aku terlihat cemburu?”

Lagi- lagi Mary hanya mengangkat kedua bahunya.

Tok.. tok..

Lagi, seseorang mengetuk pintu kamar Mary. Kali ini seseorang yang sangat ia kenali.

“Apa aku mengganggu?” Tanya Justin yang berjalan masuk tanpa perlu dipersilahkan. “Kalian akan berangkat hari ini?”

“Tidak, kami akan berangkat besok.” Jawab Joon.

Justin bergabung dengan kedua sahabat itu dan tersenyum saat melihat anak dan istrinya di bawah sana.

“Apa kini adikku punya penggemar?” Justin menunjuk pada bunga yang masih dipegang Mary.

“Dia hanya seorang teman.” Mary mengoreksi kakaknya.

“Teman yang mengaguminya.” Tambah Joon.

Kalimat Joon menarik perhatian Justin, yang kemudian mengambil kartu ucapan yang ada di atas meja Mary.

“Lee Joon Hee… Aku baru mendengar namanya.” Komentar Justin.

“Kau tidak mengenalnya?” Tanya Mary heran.

“Haruskah aku mengenalnya?” Justin menaruh kartu ucapan itu kembali ke atas meja. “Kau harus mengenalkannya padaku jika dia sudah di Birmingham.”

“Tentu saja!” Mary beranjak dari duduknya dan menaruh bunganya di atas meja.

“Dia akan sampai di Birmingham besok lusa.” Celetuk Joon.

“Kalau begitu ajak dia makan siang di restoran kita.” Ide Justin.

“Mengapa kalian semangat sekali?” Mary menjatuhkan tubuhnya di atas kasur.

Justin bergabung dengan Mary di tempat tidur. Kakaknya itu duduk di ujung  tempat tidur dengan kedua tangan dilipat di dada.

“Aku senang kau mulai melangkah maju, tidak terus duduk termenung memikirkan masa lalu.” Justin mengusap kepala adiknya dengan lembut.

“Aku juga senang jika Joon Hee hyung akan membantumu membuka lembaran baru, tapi jangan sampai posisiku terganti olehnya.” Joon membuang nafas berat.

Justin dan Mary saling melirik melihat tingkah Joon. 

“Aku yakin dia cemburu.” Seru Justin.

“Aku juga berpikir begitu.” Mary semakin yakin.

Joon hanya memutar kedua matanya.

“Baiklah…” Justin menegakkan tubuhnya. “Aku juga punya hadiah untukmu." Seru Justin dengan bangga.

"Hadiah apa?" Mary tak berharap banyak pada kakaknya itu. Justin tidak pandai dalam memilih hadiah untuk adik perempuannya. 

Kakaknya itu pernah membelikannya sepasang sepatu hak tinggi. Ujung sepatu berwarna merah maroon itu yang terlalu runcing. Hal hasil kulit kaki Mary lecet dan dia pulang tanpa alas kaki.

"Makan siangmu."

Mendengar jawaban singkat kakaknya itu membuat Mary tertawa sinis. Ini memang jam makan siang, lalu apa spesialnya itu jika itu adalah hadiahnya. "Apa kau menaburkan emas 24 karat di atas makan malamku? Kalau begitu, terima kasih." Ujar Mary tidak tulus.

"Ini lebih baik dari itu. Aku memaksanya dengan penuh kasih sayang.” Justin masih terlihat percaya diri.

Mary tertawa mendengar jawaban kakaknya. “Jadi selama ini kau memasak untukku hanya dengan setengah dari kasih sayangmu?”

Justin memasang raut wajah menimbang- nimbang seakan pertanyaan Mary sangatlah sulit untuk dijawab. "Mungkin." Jawabnya.

Mary tahu benar jawaban kakaknya itu hanya iseng. Ia juga tahu benar bahwa kakaknya sangat menyayanginya. 

Mary benar-benar tak dapat menahan rasa bahagia yang kini memenuhi hatinya yang mungil. Kekosongan yang sering kali muncul di hatinya selalu diisi penuh oleh kehadiran kakak dan sahabatnya.

“Lalu bagaimana denganku?” Tuntut Joon yang terjebak di antara kemesraan kakak beradik ini.

Kali ini Justin duduk di samping Joon. “Kau benar- benar tipe pencemburu.”

“Ya, ya, aku mengakuinya.” Aku Joon pasrah.

Justin dan Mary kompak tertawa.

“Dan tentu saja, untuk Joon, yang juga adik laki- lakiku.” Justin merangkul Joon. “Aku sudah memanggang steak kesukaanmu.”

“Wah, aku sangat beruntung!” Joon bangkit dari duduknya dengan bersemangat dan memberikan kode pada Mary dan Justin untuk segera turun ke ruang makan.

Di sisi lain Justin yang masih duduk hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya. Masih tidak habis pikir kalau reaksi Joon akan seperti itu.

“Oh iya, kemana tujuan kalian besok?” Tanya Justin saat ia dan Mary berjalan kel;uar kamar.

“Dovedale.” Jawab Mary singkat.

###

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Beneath the Midlands Sky   02. Park Jung Soo

    “Aku kembali ke tempat dimana semuanya dimulai.”Butuh sekitar 1,5 jam perjalanan menuju Peak District, Dovedale dari pusat Kota Birmingham. Dovedale adalah sebuah lembah di Peak District. Lembah di Inggris Raya ini dilewati oleh Sungai Dove yang membentang antara Milldale di utara dan hutan di dekat Thorpe Cloud dan Bunster Hill di selatan.Tujuan utama Jung Soo kali ini adalah mendaki Thorpe Cloud yang merupakan salah satu bukit favorit Jung Soo di Peak District.Thorpe Cloud menyajikan perpaduan pemandangan bagian atas lembah bagian utara dan dataran Midlands di bagian selatan.Selain itu, sebuah foto polaroid yang ia tempel di dinding kamar apartemennya merupakan alasan utama yang mendorongnya melakukan perjalanan mendadak ini.Bayangkan saja, setelah 20 jam perjalanan udara dari Seoul ke Birmingham dan hanya karena selembar foto, Jung Soo rela berkendara lagi sejauh hampir 100 kilometer.Sesungguhnya, Jung Soo tak berpikir panjang untuk datang ke sini. Entah apa yang merasukinya

    Last Updated : 2025-03-24
  • Beneath the Midlands Sky   03. Bertemu Kembali

    “Kau yang begitu dekat namun terasa jauh meski ada di depan mataku.”“MARY!”Hanya sebuah nama, namun mampu membuat kepala Jung Soo langsung berputar ke segala arah. Matanya dengan tergesa- gesa berusaha memindai setiap wajah yang bisa dilihatnya.Dimana wajah pemilik nama itu? Seru Jung Soo dalam hati dengan tidak sabar.Saat matanya selesai memindai dan tidak menemukan sosok yang sangat dicarinya, Jung Soo memilih menyerah.Ada jutaan orang bernama Mary di negara ini, kemungkinan yang sangat kecil nama Mary yang didengarnya tadi adalah milik gadis yang sangat ingin ia temui.Jung Soo menghembuskan nafas berat, merelakan ekspektasinya yang terlalu tinggi itu tertiup angin. Namun, tepat di depannya saat ia baru saja melangkah, seorang gadis berhenti mendaki dengan terengah- engah.Tidak salah lagi. Ini adalah gadis yang dicarinya.Jung Soo berusaha untuk membuka mulutnya, memanggil nama yang sama dengan ia dengar. Nama gadis itu.“Cepatlah!” Balas teriak gadis berjaket windbreaker kun

    Last Updated : 2025-03-25
  • Beneath the Midlands Sky   04. Kabar Tak Terduga #1

    “Tidak ada rahasia yang selamanya menjadi rahasia.”“Justin!” Panggil David, manajer umum di Tapestry Table, saat membuka pintu dapur dengan bersemangat.Justin Alexander Wijaya kini menjadi pemilik Tapestry Table setelah Adrian Wijaya meninggal enam tahun lalu. Selain itu sejak dua tahun lalu ia juga menjabat sebagai executive chef menggantikan Park Jung Soo yang pindah ke Seoul untuk mengelola cabang Tapestry Table.Justin tak menggubris panggilan David yang menarik perhatian semua staff dapur. Ia terlalu fokus dengan hidangan di depan matanya.“Justin!” Panggil David sekali lagi, kali ini berhasil membuat pria berpotongan rambut French Crop itu menoleh ke arahnya. “Kemarilah, seseorang datang mencarimu.”“Siapa?” Tanya Justin tanpa mengalihkan perhatiannya, ia tetap fokus pada hidangan yang sedang ia sempurnakan dengan setangkai rosemary.“Sebaiknya kau melihatnya sendiri.” David dengan perlahan menarik bahu Justin menjauhi hidangannya yang siap diambil oleh pelayan.Justin yang ti

    Last Updated : 2025-03-26
  • Beneath the Midlands Sky   05. Kabar Tak Terduga #2

    “Bahu itu terlihat kokoh namun ternyata sangat rapuh.”“Setelah 20 jam perjalanan, kau langsung pergi ke sana??” Pekik Justin.Dua tahun ini, baik Justin maupun Jung Soo sama sekali tidak hilang kontak. Bahkan mereka sering kali melakukan video call atau skype setiap membahas resep baru.Bagaimana bisa Justin justru tidak mengetahui kondisi sahabatnya sendiri?Jung Soo pasti melakukan perjalanan itu karena masalah perceraiannya.Justin tidak akan memaksa Jung Soo untuk bercerita lebih lanjut, ia tahu Jung Soo akan bercerita pada waktunya nanti.Jung Soo mengangguk. “Kami tak sengaja bertemu. Adikmu... apa dia membenciku?”Jawaban untuk pertanyaan Jung Soo berada tepat di ujung lidah Justin. Ada hal yang tidak Jung Soo ketahui hingga Jung Soo berprasangka seperti itu.Justin ragu untuk menjelaskannya namun akan menjadi tidak adil jika Jung Soo tidak mengetahui keadaan sebenarnya.Sudah dua tahun sejak kejadian itu terjadi, ia rasa ini adalah waktu yang tepat bagi Jung Soo untuk menget

    Last Updated : 2025-05-09

Latest chapter

  • Beneath the Midlands Sky   05. Kabar Tak Terduga #2

    “Bahu itu terlihat kokoh namun ternyata sangat rapuh.”“Setelah 20 jam perjalanan, kau langsung pergi ke sana??” Pekik Justin.Dua tahun ini, baik Justin maupun Jung Soo sama sekali tidak hilang kontak. Bahkan mereka sering kali melakukan video call atau skype setiap membahas resep baru.Bagaimana bisa Justin justru tidak mengetahui kondisi sahabatnya sendiri?Jung Soo pasti melakukan perjalanan itu karena masalah perceraiannya.Justin tidak akan memaksa Jung Soo untuk bercerita lebih lanjut, ia tahu Jung Soo akan bercerita pada waktunya nanti.Jung Soo mengangguk. “Kami tak sengaja bertemu. Adikmu... apa dia membenciku?”Jawaban untuk pertanyaan Jung Soo berada tepat di ujung lidah Justin. Ada hal yang tidak Jung Soo ketahui hingga Jung Soo berprasangka seperti itu.Justin ragu untuk menjelaskannya namun akan menjadi tidak adil jika Jung Soo tidak mengetahui keadaan sebenarnya.Sudah dua tahun sejak kejadian itu terjadi, ia rasa ini adalah waktu yang tepat bagi Jung Soo untuk menget

  • Beneath the Midlands Sky   04. Kabar Tak Terduga #1

    “Tidak ada rahasia yang selamanya menjadi rahasia.”“Justin!” Panggil David, manajer umum di Tapestry Table, saat membuka pintu dapur dengan bersemangat.Justin Alexander Wijaya kini menjadi pemilik Tapestry Table setelah Adrian Wijaya meninggal enam tahun lalu. Selain itu sejak dua tahun lalu ia juga menjabat sebagai executive chef menggantikan Park Jung Soo yang pindah ke Seoul untuk mengelola cabang Tapestry Table.Justin tak menggubris panggilan David yang menarik perhatian semua staff dapur. Ia terlalu fokus dengan hidangan di depan matanya.“Justin!” Panggil David sekali lagi, kali ini berhasil membuat pria berpotongan rambut French Crop itu menoleh ke arahnya. “Kemarilah, seseorang datang mencarimu.”“Siapa?” Tanya Justin tanpa mengalihkan perhatiannya, ia tetap fokus pada hidangan yang sedang ia sempurnakan dengan setangkai rosemary.“Sebaiknya kau melihatnya sendiri.” David dengan perlahan menarik bahu Justin menjauhi hidangannya yang siap diambil oleh pelayan.Justin yang ti

  • Beneath the Midlands Sky   03. Bertemu Kembali

    “Kau yang begitu dekat namun terasa jauh meski ada di depan mataku.”“MARY!”Hanya sebuah nama, namun mampu membuat kepala Jung Soo langsung berputar ke segala arah. Matanya dengan tergesa- gesa berusaha memindai setiap wajah yang bisa dilihatnya.Dimana wajah pemilik nama itu? Seru Jung Soo dalam hati dengan tidak sabar.Saat matanya selesai memindai dan tidak menemukan sosok yang sangat dicarinya, Jung Soo memilih menyerah.Ada jutaan orang bernama Mary di negara ini, kemungkinan yang sangat kecil nama Mary yang didengarnya tadi adalah milik gadis yang sangat ingin ia temui.Jung Soo menghembuskan nafas berat, merelakan ekspektasinya yang terlalu tinggi itu tertiup angin. Namun, tepat di depannya saat ia baru saja melangkah, seorang gadis berhenti mendaki dengan terengah- engah.Tidak salah lagi. Ini adalah gadis yang dicarinya.Jung Soo berusaha untuk membuka mulutnya, memanggil nama yang sama dengan ia dengar. Nama gadis itu.“Cepatlah!” Balas teriak gadis berjaket windbreaker kun

  • Beneath the Midlands Sky   02. Park Jung Soo

    “Aku kembali ke tempat dimana semuanya dimulai.”Butuh sekitar 1,5 jam perjalanan menuju Peak District, Dovedale dari pusat Kota Birmingham. Dovedale adalah sebuah lembah di Peak District. Lembah di Inggris Raya ini dilewati oleh Sungai Dove yang membentang antara Milldale di utara dan hutan di dekat Thorpe Cloud dan Bunster Hill di selatan.Tujuan utama Jung Soo kali ini adalah mendaki Thorpe Cloud yang merupakan salah satu bukit favorit Jung Soo di Peak District.Thorpe Cloud menyajikan perpaduan pemandangan bagian atas lembah bagian utara dan dataran Midlands di bagian selatan.Selain itu, sebuah foto polaroid yang ia tempel di dinding kamar apartemennya merupakan alasan utama yang mendorongnya melakukan perjalanan mendadak ini.Bayangkan saja, setelah 20 jam perjalanan udara dari Seoul ke Birmingham dan hanya karena selembar foto, Jung Soo rela berkendara lagi sejauh hampir 100 kilometer.Sesungguhnya, Jung Soo tak berpikir panjang untuk datang ke sini. Entah apa yang merasukinya

  • Beneath the Midlands Sky   01. Mary Evelyn Wijaya

    “Mereka termenung, menebak masa depan. Aku termenung, menebak masa lalu.”Setelah selesai dengan barang- barang yang telah dikemasnya, Mary Evelyn Wijaya duduk sejenak di window seat kamarnya. Ia menikmati waktu dengan memandangi taman belakang rumahnya yang luas.Di bawah sana, keponakannya Annelyne sedang bermain dengan kelinci kecil peliharaannya. Diana Nasution, kakak iparnya, dengan gesit mengambil foto anaknya.Seulas senyuman kecil mengembang di wajah Mary. Rasa syukur menyeruak di dadanya, membuatnya selalu merasa penuh. Ia merasa sangat beruntung bisa dikelilingi keluarga yang sangat menyayanginya. Terutama sosok Justin Alexander Wijaya, kakaknya yang cukup protektif.Tok.. tok..Seseorang mengetuk pintu kamar Mary yang terbuka, senyumannya semakin mengembang saat melihat sosok yang berdiri di ambang pintu.Tentu saja, satu orang lagi yang sangat berarti bagi Mary, sahabat setianya, Park Ha Joon."Hey, ini ada kiriman bunga untukmu." Seru lelaki yang dipanggil Joon itu dari d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status