Share

Bab. 4.

Author: Sang_Dewi
last update Last Updated: 2023-12-20 14:04:38

"Aku nggak boleh terus begini! Aku nggak boleh tergantung dengan keluarga untuk membesarkan Reza. Aku harus mencari pekerjaan, aku yakin aku mampu untuk menghidupi anakku." gumam Kiara sambil membelai rambut putranya saat tertidur.

Selama ini dia hanya mengandalkan belas kasih dari ayah, ibu dan Kezia tepi sekarang kakaknya itu sudah mempunyai kehidupan baru, mana mungkin Kiara terus membebankan kebutuhan putranya pada dia.

"Iya besok pagi aku harus melamar pekerjaan apapun itu yang penting aku bisa mencukupi kebutuhan Reza."

Kiara menghayal mendapatkan pekerjaan yang enak di kantoran sebagai staf atas sebagai sekertaris bos-nya nanti sampai matanya lelah dan akhirnya tertidur sampai pagi.

"Selamat pagi semua, Sayang bilang selamat pagi semua."

Reza memang selalu menuruti apa yang ibunya perintahkan, dia yang sudah terlihat tampan itu keluar dengan ibunya menghampiri keluarga yang sudah di depan meja makan.

"Pagi Sayang! Loh Ra, kamu mau kemana? Kok kelihatannya rapi amat?"

"Kamu mau kemana Nak? Pagi-pagi seperti ini?" tambah pak Susanto sambil mengunyah makanan di mulutnya.

"Aku mau kerja Yah! Mulai sekarang aku harus bisa mencukupi kebutuhan Reza sendiri. Aku titip Reza ya Yah, Bu aku titip Reza."

"Kamu mau kerja? Kerja di mana?" tanya Kezia tak yakin pasalnya adiknya itu tidak punya pengalaman kerja sebelumnya.

"Ya di mana aja, di warung, di kios atau di kantor sekali pun aku mau."

Kezia hanya tersenyum mengejek dengan ucapan adiknya.

"Kalau kamu mau kerja lebih baik ikut denganku, kamu bisa kerja di kantor papahku?" ujar Satya yang kebetulan anak dari pemilik perusahaan.

Ikut dengan Satya sama saja masuk ke dalam lubang buaya, Kiara berfikir lebih baik dia mencari pekerjaan di luar dari pada ikut dengan laki-laki tak beradab sepertinya.

"Nggak deh, maaf! Aku mau cari pekerjaan dengan keringat aku sendiri. Mungkin rasanya puas jika pekerjaan itu berhasil aku dapatkan. Ya sudah, aku berangkat sekarang ya Yah, Bu, aku titip Reza."

"Sayang kamu baik-baik yah sama Oma dan Opa di rumah, doakan Ibu supaya cepat dapat pekerjaan. Dah Sayang."

Tak lupa kecupan dia berikan untuk putra semata wayangnya sebelum pergi. Kiara mulai berjalan menyusuri sepanjang jalan raya, mendatangi setiap perusahaan hanya bermodalkan ijazah S2.

Banyak perusahaan yang menolaknya dengan alasan macam-macam sampai membuat dia hampir putus asa.

"Ya Tuhan, aku cari pekerjaan kemana lagi!" pekiknya duduk di halte sambil mengusap keringat di keningnya.

Tak sengaja matanya memandang ke seberang jalan dimana sebuah perusahaan besar terletak di perempatan jalan. Tertuliskan nama Mega Star Company di atas gedung bertingkat itu.

Dengan penuh keyakinan Kiara memutuskan untuk mendatanginya kemungkinan dia bisa bekerja di perusahaan itu walau kelihatan sangat mustahil.

"Aku coba aja kesana, siapa tau rezeki aku! Bismillah."

Kiara menyeberang jalan menoleh ke kanan dan ke kiri menghindar dari kendaraan yang berlalu lalang.

Baru saja sampai di halaman kantor, tiba-tiba saja mobil sport berwarna hitam mengklakson dari belakang yang membuat Kiara kaget setengah mati.

Bib!

"Ya Tuhan, astaga!"

"Hei, kalau pakai mobil paka mata! Nggak lihat ada orang disini?"

Pak satpam segera berlari menghampiri wanita yang marah-marah dan saat itu juga si pengemudi turun dari mobil sportnya.

"Astaga, ternyata kamu! Kenapa kamu nggak bosan-bosannya gangguin aku sih? Dulu kamu pecahkan kutek milik kakakku dan sekarang kamu ...!"

"Maaf, ada apa ini? Nona apa anda nggak sadar sedang bicara dengan siapa sekarang?"

"Aku nggak perduli siapa dia! Dia sudah memecahkan kutek milik kakakku Pak! Dan sekarang dia hampir saja menabrakku! Dasar laki-laki nggak bertanggung jawab! Nggak punya perasaan, nggak punya hati!"

Setelah puas memaki, Kiara masuk begitu saja ke dalam menemui Manager untuk menaruh lamaran kerja.

"Permisi Pak, maaf, tadi saya baca katanya di sini ada lowongan kerja yah? Saya mau taruh lamaran Pak! Semoga saya di terima di kantor ini."

"Oh iya kebetulan sekali kita lagi butuh karyawan baru untuk menjadi mandor di proyek. Mana surat lamaran anda?"

Sebuah stop map berisi surat lamaran kerja Kiara berikan kepala si Manager untuk di proses.

"Baik, besok anda boleh kesini lagi untuk interview. Semoga Pak Direktur memilih anda untuk bekerja di sini."

"Aamiin, terima kasih ya Pak, kalau begitu saya pulang dulu. Permisi."

Padahal belum tentu di terima kerja tapi Kiara pulang dengan senang hati, dia optimis bakal di terima mengingat Manager di sana orangnya sangat ramah kemungkinan bos-nya juga pasti ramah.

"Gimana Dek? Apa kamu sudah di terima kerja?"

"Belum Kak, ternyata mencari kerja itu susah ya Kak!"

"Makanya kamu ikut kerja denganku saja, aku bisa menaruh posisimu sebagai Sekertaris atau sebagai Manager di sana," ujar Satya sedikit memaksa.

"Nggak! Aku yakin aku bisa di terima kerja. Eh Kakak tau nggak? Aku tadi ketemu sama orang yang super dingin itu! Orang yang pecahin kutek Kakak waktu mau nikah itu!"

Kiara sempat bercerita kenapa dia pulang cukup lama ketika Kezia menyuruhnya untuk membelikan kutek itu gara-gara kutek yang dia beli pecah yang mau tidak mau harus kembali membelinya lagi.

Mendengar cerita Kiara, Satya mengerutkan alisnya sambil bertanya-tanya dalam hati.

"Oh cowok yang itu?"

"Iya kak, cowok dingin itu dan Kakak tau apa yang dia lakukan tadi sama aku?"

Kezia menggeleng penasaran.

"Dia hampir saja menabrakku! Dasar cowok nggak tau tanggung jawab! Kesal aku sama dia."

Mendengar kata tak bertanggung jawab membuat dada Satya mendadak sesak. Ucapan Kiara seperti menyindirnya padahal Kiara sama sekali tak menyangkut pautkan dia dengan si cowok dingin.

"Jangan-jangan kamu nanti jodoh sama dia Dek!"

"Idih! Amit amit aku berjodoh dengan cowok seperti dia! Bisa mati beku aku Kak."

Ucapan dia spontan membuat semuanya tertawa terkecuali Satya yang sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Kamu kenapa Sayang? Kok cuma diam? Apa kamu tak tertarik dengan cerita Kiara?"

"Oh, bukan gitu Sayang! Aku cuma lagi mikir buat pekerjaan besok. Sepertinya aku sedikit sibuk di kantor Sayang, kamu nggak apa-apa kan?"

"Kalau begitu aku masuk dulu Kak. Permisi!"

Dari pada mendengarkan celoteh mereka yang sok romantis, Kiara memilih untuk masuk ke dalam mencari di mana putra kesayangannya berada.

"Sayang, Ibu pulang!"

Satu kali panggilan Reza tidak juga muncul yang terpaksa membuat Kiara berteriak sekali lagi.

"Reza Sayang kamu ada di mana Nak? Ini Ibu pulang!"

"Yey, Ibu pulang!"

Anak kecil itu berlari menghampiri ibunya yang seharian ini meninggalkannya, tak pernah meninggalkan Reza selama ini membuat Kiara merasa rindu dengan putra semata wayangnya.

Diraihlah tubuh mungil itu ke dalam pelukannya dan mencium habis pipi dan tangan mungil anak yang tidak berbapak ini.

BERSAMBUNG.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mom's Reyva
semoga berjodoh sama pak bos itu yg nabrak kamu Kiara... semoga kamu diterima juga
goodnovel comment avatar
Vanella_17
semoga kiara dan Alan berjodoh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 140.

    Keesokkan harinya Kiara benar-benar tak menyangka kalau Aland benar-benar datang untuk menemui ke dua orang tuanya.Bahkan dengan beraninya Aland memanggil bu Marwah dan pak Susanto untuk duduk dalam satu meja di ruang tamu tanpa menunggu dua yang memanggil.Bu Marwah dan pak Susanto seketika menghampiri mereka di depan."Ada apa ya, Nak Aland memanggil kami? Apa ada yang bisa kami bantu?""Oh, tidak Om, Tante. Saya cuma mau mengatakan sesuatu pada kalian." Kedua orang tua itu duduk siap mendengarkan apa yang akan Aland sampaikan."Em, jadi begini, Om, Tante. Sebelumnya saya minta maaf kalau saya terlalu lancang memanggil kalian kesini. Kedatangan saya kemari untuk meminta restu dari kalian untuk memperistri Kiara menjadi milik'ku." Kedua orang tua itu tampak begitu bahagia mendengarnya."Semenjak aku mengenal Kiara, aku merasakan hal yang berbeda, aku memantapkan diri dan sekarang aku yakin kalau Kiara-lah yang cocok untuk menjadi pendamping hidupku.""Apa Nak Aland yakin? Nak Aland p

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 139.

    "Loh, Kakak mau kemana?" Malam itu Kezia begitu cantik mengenakan dress panjang berwarna coklat muda."Aku di minta Pak Sean untuk menemani di acara undangan klien bisnisnya. Kamu sendiri mau kemana Dek?" Sama halnya dengan Kiara yang tak kalah cantik dari kakaknya."Jangan bilang klien itu, Pak Dimas?""Loh, kok kamu tau, Dek? Jangan-jangan kamu mau ke tempat yang sama?""Astaga, Mas Aland juga mengajak'ku ke sana. Kebetulan sekali kita bisa pergi bersama." Tapi tidak menjamin pada diri Aland, apakah dia mau dekat kembali dengan Sean setelah apa yang dia lakukan padanya?Mereka terkekeh karena sama-sama tidak mengatakan sebelumnya. Kalau begitu Kakak pergi dulu, Dek. Pak Sean mengatakan aku jangan sampai terlambat sampai ke sana." Sementara Kiara masih menunggu kekasihnya datang menjemput. Tak berapa lama kemudian mobil Aland terlihat berhenti di depan rumah, dengan gagahnya pemuda itu turun."Kiara, apa kamu sudah sia

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 138.

    "Mau apa lagi kau ke sini? Udah nggak ada hubungan lagi kamu dengan keluarga ini, Mas!""Kiara, Kiara tunggu!" Kiara berhenti sejenak memberi sedikit Satya waktu untuk bicara."Aku ..., aku ke sini untuk minta maaf. Tolong maafkan semua kesalahanku! Mana Kakakmu? Aku mau minta maaf pada Kezia." Laki-laki itu sudah seperti memohon untuk ketemu dengan kakaknya."Nggak ada! Kak Kezia lagi pergi. Dia sudah tidak mau melihat kamu lagi," jawab Kiara ketus, dia melanjutkan langkahnya kembali, tetapi Satya kembali mengejarnya."Kiara, kamu tidak bisa seperti ini! Izinkan aku bicara dulu dengan Kezia!""Sudahlah Mas. Lebih baik kamu lupakan Kak Kezia. Biarkan dia bahagia dalam kesendiriannya!" Namun sepertinya laki-laki itu kekeh ingin bertemu mantan istrinya.Dia menerobos masuk walau Kiara sudah melarangnya."Kezia, Kezia dimana kamu. Kezia, Sayang dimana kamu?" "Mas, apa yang kamu lakukan? Tolong jangan buat keributa

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 137.

    "Syukurlah kamu sudah boleh pulang, Sayang. Ibu senang mendengarnya. Sebentar lagi Om tampan datang menjemput kita.""Benarkah Om tampan akan menjemput kita, Ibu? Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya."Setelah di rawat dua hari di rumah sakit kini dokter menyatakan kalau Reza sudah di perbolehkan untuk pulang."Iya, Sayang. Om Aland mengatakan hari ini akan mengantar kita pulang.""Hore, pulang dengan Om tampan." Reza begitu antusiasnya.Dadi tempat yang berbeda Aland berjalan begitu cepat berjalan sambil mengangkat teleponnya, dia begitu buru-buru keluar dari kantor untuk menepati janjinya bahwa hari ini dia yang akan mengantar pulang.Aland tidak mau sampai Kiara dan Reza kecewa karena menunggu dia yang tak kunjung datang.*****"Lebih baik Ibu berkemas sambil menunggu Om Aland datang. Sayang, kamu duduk saja di sini, jangan kemana-mana.""Baik, Ibu."Reza menurut untuk duduk di atas

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 136.

    "Hari ini aku mulai bekerja, aku harus semangat." Kezia duduk di ruang kerjanya yang beru dengan penuh semangat. Pengalam kerja yang dulu dia peroleh menjadi bekal untuk di perusahaan barunya.Beberapa dokumen penting tertumpuk di atas meja. Walau tumpukan itu serasa bikin pusing kepalanya namun dia harus mengerjakannya dengan semangat.Satu persatu tugas itu dia kerjakan sampai siang hari namun belum sepenuhnya selesai. Masih banyak lagi tugas yang harus dia kerjakan selanjutnya."File ini sudah selesai dari setengahnya. Lebih baik aku bawa ke Pak Sean untuk di tanda tangani."Sesaat sebelum beranjak ke ruang direktur, Kezia membereskan sisa pekerjaannya terlebih dahulu.Tok!Tok!"Permisi, Pak.""Iya masuk," jawab Sean dari dalam ruangannya.Begitu pintu di buka, Kezia mendapati Sean sedang menelepon seseorang, samar-samar dia mendengar seseorang mengatakan kalau ada perusahaan yang akan di lelang sua

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 135.

    Ketika pagi hari Aland terlihat sampai di kantor dia mendapati pak Bandi yang tengah sibuk mengurus sesuatu.Dia melepas pekerjaannya sebentar untuk menyapa bos-nya datang."Selamat pagi, Pak Aland.""Pagi. Apa yang sedang Pak Bandi lakukan?""Ini, Pak menyiapkan berkas Pak Aland untuk meeting nanti siang." Aland memicingkan matanya."Kemana Kiara? Kenapa Pak Bandi yang menyiapkan semuanya?" Padahal Aland berharap sesampainya dia di kantor, orang yang pertama dia lihat adalah Kiara. Namun pada kenyataannya wanita itu justru kini tidak ada di tempat."Saya tidak tau, Pak. Mungkin Nona Kiara cuti hari ini.""Cuti?" Aland rasa sepertinya tidak mungkin karena kemaren dia tidak mengatakan apa-apa tentang pekerjaan.Untuk menjawab rasa penasarannya maka Aland mengambil ponsel dan menghubungi Kiara yang kini masih di rumahnya.Ponsel Kiara yang tergeletak di atas meja, mendadak berdering. Sudah Kiara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status