"Aku nggak boleh terus begini! Aku nggak boleh tergantung dengan keluarga untuk membesarkan Reza. Aku harus mencari pekerjaan, aku yakin aku mampu untuk menghidupi anakku." gumam Kiara sambil membelai rambut putranya saat tertidur.
Selama ini dia hanya mengandalkan belas kasih dari ayah, ibu dan Kezia tepi sekarang kakaknya itu sudah mempunyai kehidupan baru, mana mungkin Kiara terus membebankan kebutuhan putranya pada dia."Iya besok pagi aku harus melamar pekerjaan apapun itu yang penting aku bisa mencukupi kebutuhan Reza."Kiara menghayal mendapatkan pekerjaan yang enak di kantoran sebagai staf atas sebagai sekertaris bos-nya nanti sampai matanya lelah dan akhirnya tertidur sampai pagi."Selamat pagi semua, Sayang bilang selamat pagi semua."Reza memang selalu menuruti apa yang ibunya perintahkan, dia yang sudah terlihat tampan itu keluar dengan ibunya menghampiri keluarga yang sudah di depan meja makan."Pagi Sayang! Loh Ra, kamu mau kemana? Kok kelihatannya rapi amat?""Kamu mau kemana Nak? Pagi-pagi seperti ini?" tambah pak Susanto sambil mengunyah makanan di mulutnya."Aku mau kerja Yah! Mulai sekarang aku harus bisa mencukupi kebutuhan Reza sendiri. Aku titip Reza ya Yah, Bu aku titip Reza.""Kamu mau kerja? Kerja di mana?" tanya Kezia tak yakin pasalnya adiknya itu tidak punya pengalaman kerja sebelumnya."Ya di mana aja, di warung, di kios atau di kantor sekali pun aku mau."Kezia hanya tersenyum mengejek dengan ucapan adiknya."Kalau kamu mau kerja lebih baik ikut denganku, kamu bisa kerja di kantor papahku?" ujar Satya yang kebetulan anak dari pemilik perusahaan.Ikut dengan Satya sama saja masuk ke dalam lubang buaya, Kiara berfikir lebih baik dia mencari pekerjaan di luar dari pada ikut dengan laki-laki tak beradab sepertinya."Nggak deh, maaf! Aku mau cari pekerjaan dengan keringat aku sendiri. Mungkin rasanya puas jika pekerjaan itu berhasil aku dapatkan. Ya sudah, aku berangkat sekarang ya Yah, Bu, aku titip Reza.""Sayang kamu baik-baik yah sama Oma dan Opa di rumah, doakan Ibu supaya cepat dapat pekerjaan. Dah Sayang."Tak lupa kecupan dia berikan untuk putra semata wayangnya sebelum pergi. Kiara mulai berjalan menyusuri sepanjang jalan raya, mendatangi setiap perusahaan hanya bermodalkan ijazah S2.Banyak perusahaan yang menolaknya dengan alasan macam-macam sampai membuat dia hampir putus asa."Ya Tuhan, aku cari pekerjaan kemana lagi!" pekiknya duduk di halte sambil mengusap keringat di keningnya.Tak sengaja matanya memandang ke seberang jalan dimana sebuah perusahaan besar terletak di perempatan jalan. Tertuliskan nama Mega Star Company di atas gedung bertingkat itu.Dengan penuh keyakinan Kiara memutuskan untuk mendatanginya kemungkinan dia bisa bekerja di perusahaan itu walau kelihatan sangat mustahil."Aku coba aja kesana, siapa tau rezeki aku! Bismillah."Kiara menyeberang jalan menoleh ke kanan dan ke kiri menghindar dari kendaraan yang berlalu lalang.Baru saja sampai di halaman kantor, tiba-tiba saja mobil sport berwarna hitam mengklakson dari belakang yang membuat Kiara kaget setengah mati.Bib!"Ya Tuhan, astaga!""Hei, kalau pakai mobil paka mata! Nggak lihat ada orang disini?"Pak satpam segera berlari menghampiri wanita yang marah-marah dan saat itu juga si pengemudi turun dari mobil sportnya."Astaga, ternyata kamu! Kenapa kamu nggak bosan-bosannya gangguin aku sih? Dulu kamu pecahkan kutek milik kakakku dan sekarang kamu ...!""Maaf, ada apa ini? Nona apa anda nggak sadar sedang bicara dengan siapa sekarang?""Aku nggak perduli siapa dia! Dia sudah memecahkan kutek milik kakakku Pak! Dan sekarang dia hampir saja menabrakku! Dasar laki-laki nggak bertanggung jawab! Nggak punya perasaan, nggak punya hati!"Setelah puas memaki, Kiara masuk begitu saja ke dalam menemui Manager untuk menaruh lamaran kerja."Permisi Pak, maaf, tadi saya baca katanya di sini ada lowongan kerja yah? Saya mau taruh lamaran Pak! Semoga saya di terima di kantor ini.""Oh iya kebetulan sekali kita lagi butuh karyawan baru untuk menjadi mandor di proyek. Mana surat lamaran anda?"Sebuah stop map berisi surat lamaran kerja Kiara berikan kepala si Manager untuk di proses."Baik, besok anda boleh kesini lagi untuk interview. Semoga Pak Direktur memilih anda untuk bekerja di sini.""Aamiin, terima kasih ya Pak, kalau begitu saya pulang dulu. Permisi."Padahal belum tentu di terima kerja tapi Kiara pulang dengan senang hati, dia optimis bakal di terima mengingat Manager di sana orangnya sangat ramah kemungkinan bos-nya juga pasti ramah."Gimana Dek? Apa kamu sudah di terima kerja?""Belum Kak, ternyata mencari kerja itu susah ya Kak!""Makanya kamu ikut kerja denganku saja, aku bisa menaruh posisimu sebagai Sekertaris atau sebagai Manager di sana," ujar Satya sedikit memaksa."Nggak! Aku yakin aku bisa di terima kerja. Eh Kakak tau nggak? Aku tadi ketemu sama orang yang super dingin itu! Orang yang pecahin kutek Kakak waktu mau nikah itu!"Kiara sempat bercerita kenapa dia pulang cukup lama ketika Kezia menyuruhnya untuk membelikan kutek itu gara-gara kutek yang dia beli pecah yang mau tidak mau harus kembali membelinya lagi.Mendengar cerita Kiara, Satya mengerutkan alisnya sambil bertanya-tanya dalam hati."Oh cowok yang itu?""Iya kak, cowok dingin itu dan Kakak tau apa yang dia lakukan tadi sama aku?"Kezia menggeleng penasaran."Dia hampir saja menabrakku! Dasar cowok nggak tau tanggung jawab! Kesal aku sama dia."Mendengar kata tak bertanggung jawab membuat dada Satya mendadak sesak. Ucapan Kiara seperti menyindirnya padahal Kiara sama sekali tak menyangkut pautkan dia dengan si cowok dingin."Jangan-jangan kamu nanti jodoh sama dia Dek!""Idih! Amit amit aku berjodoh dengan cowok seperti dia! Bisa mati beku aku Kak."Ucapan dia spontan membuat semuanya tertawa terkecuali Satya yang sibuk dengan pikirannya sendiri."Kamu kenapa Sayang? Kok cuma diam? Apa kamu tak tertarik dengan cerita Kiara?""Oh, bukan gitu Sayang! Aku cuma lagi mikir buat pekerjaan besok. Sepertinya aku sedikit sibuk di kantor Sayang, kamu nggak apa-apa kan?""Kalau begitu aku masuk dulu Kak. Permisi!"Dari pada mendengarkan celoteh mereka yang sok romantis, Kiara memilih untuk masuk ke dalam mencari di mana putra kesayangannya berada."Sayang, Ibu pulang!"Satu kali panggilan Reza tidak juga muncul yang terpaksa membuat Kiara berteriak sekali lagi."Reza Sayang kamu ada di mana Nak? Ini Ibu pulang!""Yey, Ibu pulang!"Anak kecil itu berlari menghampiri ibunya yang seharian ini meninggalkannya, tak pernah meninggalkan Reza selama ini membuat Kiara merasa rindu dengan putra semata wayangnya.Diraihlah tubuh mungil itu ke dalam pelukannya dan mencium habis pipi dan tangan mungil anak yang tidak berbapak ini.BERSAMBUNG."Semangat! Semoga hari ini aku di terima kerja."Merasa yakin kalau hari ini bakal di terima kerja Kiara kembali ke kantor yang kemaren lagi. Kantor dimana dia bertemu dengan laki-laki tak bertanggung jawab yang hampir saja menabraknya.Banyak calon staf yang datang lebih dulu untuk interview, bahkan Kiara datang di jam paling akhir 5 menit dari waktu yang sudah di tentukan.Satu persatu para calon staf mulai pak Bandi sang Manager panggil namanya, masuk ke dalam ruangan CEO sampai pada yang paling akhir Kiara Rosmalina. "Saya Pak!" ujarnya sambil mengacungkan jari telunjuknya."Silahkan Nona ikut dengan saya."Merasa namanya di panggil, dengan perasaan cemas Kiara bangun dari duduknya dan mengikuti instruksi dari pak Bandi seperti yang lainnya."Silahkan masuk Nona Kiara! Di dalam sana Pak Aland akan melakukan interview pada anda.""Terima kasih Pak.""Permisi Pak Aland, ini calon staf yang terakhir namanya Nona Kiara!" ucap pak Bandi mengenalkan Kiara pada atasannya."Em, permisi P
"Kamu mau pulang? Pulang denganku sekarang!""Nggak! Aku bisa pulang sendiri."Tetapi Satya sigap menarik tangan Kiara saat dia bergegas untuk pergi hingga tubuhnya spontan menabrak dengan dada bidangnya.Penolakan adik iparnya itu semakin membuat dia kesal, awalnya dia hanya ingin mengajak pulang dengan cara baik-baik tetapi Kiara justru menghindar.Merasa ada yang perlu dia tanyakan, maka Satya menyuruh Kiara masuk ke dalam mobilnya dengan sedikit kasar walau tentu ada penolakan darinya."Lepaskan aku! Sudah kubilang kalau aku bisa pulang sendiri!""Masuk ke mobil! Aku bilang masuk!""Sebenarnya apa sih maunya kamu? Aku nggak mengerti, kenapa kamu masih saja begini sama aku! Aku ini Adik iparmu!""Justru kamu Aduk iparku makanya aku menyuruhmu masuk baik-baik! Jadi sekarang masuk dan nurut dengan perintahku!"Dari pada berdebat di jalan raya seperti ini yang membuat semua pengguna jalan menoleh ke arahnya karena berisik maka Kiara menurut untuk masuk ke dalam mobil.Satya segera men
Anggukan kecil dari Kiara mewakili rasa sayangnya pada anak semata wayang dia, diraihlah tubuh mungil itu kedalam pelukannya dan di cium habis pucuk kepalanya.Sedang Kezia hanya tersenyum mengagumi betapa pintarnya anak itu, tak jarang dia mencubit pipinya yang sangat menggemaskan."Ya kamu tinggal bilang aja kalau kamu cuma punya Papah Satya, betul kan Mas?"Satya hanya mengangguk tanpa senyum sedikit pun serasa bingung untuk menjawab apa, dia tidak mengiyakan juga tidak menolaknya."Nggak! Udah bilang aja kalau Ayah kamu udah meninggal!" sarkas Kiara kesal."Kamu ini kenapa sih Dek? Jadi kamu nggak setuju dengan saran Kakak?"Saran dari Kezia ternyata membuat perdebatan antara dia dan Kiara, semula dia hanya ingin membuat keponakannya bersemangat saja ternyata ucapan itu salah dimata adiknya.Reza yang semula sudah mulai menegakkan tubuhnya bersemangat mendadak kembali menunduk mendengar pernyataan ibunya."Kak, aku cuma nggak mau Reza berharap banyak! Dia harus terima apa adanya, h
"Em, Sayang kamu baik-baik sama Oma dan Opa yah! Hari ini hari pertama Ibu kerja dan sepertinya Ibu sudah terlambat."Bahkan Kiara tidak sempat untuk sarapan lebih dulu, dia hanya menyambar susu putih yang sudah tersaji di atas meja dan segera pergi sambil menenteng tas kerjanya.Wanita yang kini memakai rok pendek selutut dengan atasan blush berjalan begitu cepat menyetop sebuah taksi yang lewat dan meminta si sopir agar mempercepat laju kendaraannya."Cepat Pak, saya sudah terlambat hari ini.""Baik Non."Taksi yang dia tumpangi malaju begitu kencang di atas rata-rata kecepatan sampai daun-daun kering bertebaran terkena hembusan anginnya.Hanya butuh waktu sekitar 10 menit taksi itu sampai dan Kiara segera turun, bahkan dia lupa untuk membayar kalau saja si sopir tak memanggilnya."Eh, Non Non! Bil-nya belum bayar Non!""Oh, iya maaf ini Pak, maaf saya buru-buru.""Eh, Non, Non!"Dia kembali memanggil tetapi Kiara tak memperdulikan panggilan itu, padahal si sopir berniat untuk memba
Prot!"Astaga! Kopi apa yang kamu buatkan ini! Kamu sengaja ingin mempermainkan aku hah?""Eh, nggak Pak, memangnya kenapa dengan kopinya Pak?"Se seruput kopi yang sudah masuk ke dalam mulut Aland semprotkan dengan sangat keras sampai membasahi meja kerjanya.Banyak barang yang terletak di atas meja ikut basah dan menjadi corak hitam setelah terkena semprotan itu.Salah satunya file penting yang akan di gunakan untuk meeting siang ini dengan pengusaha dari perusahaan lain.Perasaan Kiara semakin tak karuan melihat apa yang sudah terjadi, dia sadar kalau tindakan atasannya itu murni atas kesalahannya."Kenapa kamu masih tanya? Coba kamu minum dan rasakan sendiri bagaimana rasanya kopi itu. Minum cepat minum!"Tangan Kiara spontan meraih cangkir yang masih berdiri di atas meja saat suara Aland sudah mulai meninggi dengan tatapan yang sangat menakutkan.Sama seperti apa yang di lakukan oleh Aland, Kiara pun menyemprotkan kopi dari dalam mulutnya setelah mencicip dan merasakan sendiri ra
"Tunggu!"Semua orang spontan menoleh pada orang yang bersuara, terutama dengan Aland yang merasa heran karena tiba-tiba saja sekretarisnya ada datang ke tempat ini.Kedatangan Kiara sangat tepat waktu, kalau kurang dari satu menit saja, sudah bisa di pastikan Pak Firman sudah pasti menggagalkan kerja samanya.Aland memicingkan matanya sambil bertanya-tanya, dari mana sekretarisnya ini, kenapa di saat dia mencarinya di kantor Kiara tidak ada dan sekarang wanita ini ada di hadapannya.Bak seorang malaikat yang Tuhan turunkan untuk menolong dia di saat situasi sulit seperti ini."Tinggu Pak Firman tolong jangan batalkan dulu kerja sama ini, lihat saya sudah membawa proposal yang anda inginkan."Tindakan Kiara benar-benar suatu kejutan untuk Aland, di saat kliennya ini murai meragukan kemampuannya, dia datang membawa apa yang Aland butuhkan, akan tetapi itu tidak lantas membuat Aland menjadi puas dan mulai bersikap baik pada wanita itu.Rasa sakit hatinya kini masih melekat dan susah un
"Nona kamu mau kemana sore-sore seperti ini? Disini sudah tidak ada taksi yang lewat, lebih baik Nona ikut saya sekarang."Awalnya Kiara takut karena tidak mengenal orang tersebut, akan tetapi setelah dia melihat wajahnya dengan saksama, laki-laki itu terlihat bukan orang jahat. Sepertinya dia tulus untuk menolong Kiara agar bisa sampai di tempat tujuan."A-aku mau kembali ke kantor! Bos-ku pergi saja meninggalkan aku disini sendirian.""Ya Tuhan, kejam sekali Bos-mu itu Nona! Ya sudah mari masuk, biar saya antar sekarang."Mau tidak mau Kiara menurut untuk masuk ke dalam mobil itu. Sean segera menancap pedal gasnya berlalu pergi sebelum suasana semakin gelap.Di dalam mobil mereka merasa canggung karena belum mengenal satu sama lain, tapi entah mengapa Sean rasa kalau Kiara ini wanita baik-baik dan Kiara pun merasakan hal yang sama kalau Sean ini bukan laki-laki berandal yang suka mempermainkan seorang wanita."Em, nama kamu siapa? Eh maaf, maksud saya mungkin jika kita kenal satu sa
"Nona Kiara, Nona masih disini?""Eh, iya Pak Ahmad! Saya di suruh lembur oleh Pak Aland, tapi ini sudah selesai pekerjaan saya, saya sedang berkemas sekarang."Rupanya Pak Ahmad mendengar suara grusak grusuk dari dalam makanya di menghampiri suara itu, dia mengira kalau itu tikus atau suara kucing yang masuk ke dalam kantor. Pak Ahmad berniat untuk mengusir binatang itu dan ternyata Kiara masih di dalam ruang kerjanya.Sebagai security di tempat itu tentu Pak Ahmad harus memastikan kalau tempat dimana dia bekerja terlihat aman dan nyaman tanpa gangguan binatang sekalipun yang bisa merusak barang-barang perusahaan.Ada rasa kasihan pada Kiara yang sepertinya sengaja Aland kerjain, Pak Ahmad tau itu, hanya saja dia tidak berani mengatakan itu yang hanya akan membuat Kiara marah pada atasannya itu.Dia hanya menunggu di depan pintu sampai Kiara selesai, memastikan kalau wanita itu pulang dengan keadaan baik-baik saja."Aku sudah selesai Pak, terima kasih, aku pulang dulu."Pak Ahmad han