Share

Part 22

Ibu mengangkat tangan hendak membalas tamparanku, akan tetapi Kak Dimas dengan sigap menangkap tangan mantan mertuaku dan menepisnya dengan kasar.

"Dasar pezina. Jadah. Wanita mura**n!" Maki Ibu dengan suara lantang, mengalihkan perhatian para pengunjung taman.

"Saya sumpahin nanti lahirannya susah dan anak kamu terlahir cacat, Rania!" Lagi. Sumpah serapah terlontar dari mulut ibunya Mas Azis.

Padahal dia sesama wanita. Pernah mengandung dan merasakan seperti apa rasanya melahirkan. Terlebih lagi yang dia jatuhi sumpah serapah adalah calon cucunya sendiri. 

Apa dia tidak berpikir jika nanti salah satu dari anak perempuannya diperlukan seperti aku sekarang ini? Difitnah, diusir dari rumah lalu diceraikan begitu saja. Sekarang malah didoakan yang buruk-buruk oleh dia.

"Jaga mulut anda, Nyonya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status