Share

Part 44

Aku mencebik bibir mendengar Ibu mengaku-ngaku kalau Safaras adalah cucunya.

“Dari dulu ke mana saja, Bu. Kenapa baru sekarang mengakui kalau Faras itu cucu Ibu. Bukankah Ibu yang sudah menentang mati-matian dan mengatakan kalau Faras itu bukan anak Mas Azis? Sekarang, Ibu malah mengaku-ngaku kalau dia cucu Ibu. Tapi saya paham banget kok maksud Ibu itu apa. Paling nanti ujung-ujungnya Ibu meminta sejumlah uang sama keluarga aku. Ibu ‘kan mata duitan!” Entah mendapatkan keberanian dari mana, aku bisa mengatakan semua itu kepada mantan mertua.

“Kamu ngomong apa, Rania. Dasar wanita tidak punya akhlak. Songong kamu sama orang tua!” sungut Ibu seperti orang sedang kebakaran jenggot.

“Memangnya kenyataannya seperti itu ‘kan? Yang ada di pikiran Ibu itu hanya ada uang dan uang. Dan soal masalah aku sama Rafika, saya tidak takut kalau Ibu dan Fika melaporkan saya ke polisi. Banyak saksi di sana yang melihat, siapa yang terlebih dahulu memulai keributan saat itu!”

“Pokoknya saya tidak mau ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status