Share

Pesan Terakhir

Hari berlalu dengan singkat. Tak terasa Una sudah menempati rumah susun kurang lebih dua purnama. Sayangnya, tak ada pekerjaan yang kunjung didapatkan.

Berdiri di depan jendela adalah hobi barunya. Pandangan melihat ke bawah, tepatnya ke rumah megah di bawah sana. Sesekali ujung bibirnya terangkat, tatkala mendapati sang suami duduk berdua dengan Qia.

Begitu hangat kedua pasangan yang menanti kehadiran buah hati mereka. Tiap pagi berjalan mengelilingi taman. Saat lelah, keduanya duduk di bangku taman. Terlihat senyum semringah dari kejauhan. Tak jarang, Fajrul mengelus lembut perut Qia yang kian membesar.

Kebahagiaan yang bisa dirasakan Una. Pilihannya untuk mengizinkan sang suami menikah lagi ternyata tak berujung sia. Ia bisa menikmati kebahagiaan suami juga sahabatnya, hanya dengan bantuan kedua mata.

Aneh? Tentu sangat tak masuk akal. Melihat lelakinya bermesraan dengan sahabatnya sendiri, sama sekali tak melukai batinnya. Nyatanya, tak sepedih yang dibayangkan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status