Share

Memilih Pergi

Lagi dan lagi, Fajrul membungkam mulutnya setelah melakukan tindakan yang berlebihan. Rona merah di kedua pipi, perlahan memudar. Gegas mengatur napasnya lebih dalam. Menata kembali emosi jiwa agar bisa stabil seperti sedia kala.

Fajrul berusaha agar tak terjadi kontak mata dengan Una. Menanti hingga panggilan telepon usai. Lelaki itu tak bisa diam, panik. Ketar-ketir jika Qia kembali curiga terhadapnya.

Untung saja, ada panggilan mendadak untuk pendamping pasien atas nama Rifqiatul Istiqomah. Akhirnya, ia terbebas dari situasi menegangkan di dalam kamar inap kelas VIP.

"Aneh sekali, kenapa Mas Fajrul sehisteris itu? Padahal, mereka belum pernah bertemu. Tak mungkin juga mereka saling mengenal tanpa sepengetahuanku," gumam Qia sembari menggaruk kepala bagian samping.

Mengurus administrasi sudah beres. Kini Fajrul bisa bernapas lega di koridor Rumah Sakit. Memanfaatkan situasi yang sepi. Gegas menghubungi nomor Una untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi di kamp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
matilah kau njing. g jelas dan menye2. karakter sampah yg menampilkan kebaikan tapi g bernalar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status