Share

Bab 13. Panggilan Sayang

“Pil pahit ini tak sepahit kisah hidupku,” ucap Arash usai gagal menelan sebutir pil pereda flu. Sudah masuk ke mulut, tapi termuntahkan kembali karena terasa pahit.

Arash kembali menelan obat dari dokter tanpa mengulang kesalahan. Tadi, begitu dia sampai di kos-kosan, Arash memang makan dengan tergesa-gesa, lantas gagal menelan obatnya. Pikiran Arash sungguh kacau, hingga tidak fokus dengan apa yang ada di depan mata. Bahkan, ketika makan pun pikirannya melambung jauh ke mana-mana.

“Ibu, aku ingat betul isi pesanmu, tapi aku masih tidak rela bila ayah mengabaikanku. Belasan tahun dia menyaksikan aku tumbuh, masa iya sama sekali tidak ada kasih sayang untukku?”

Arash bertanya-tanya sendiri sembari terus terngiang-ngiang isi pesan sang ibu.

“Lupakan ayahmu dan jalani takdirmu! Jatuh cintalah pada lelaki yang tepat, sehingga tidak akan kamu temui kisah gagal seperti ibu dan ayahmu!”

“Ah! Bagaimana aku bisa melupakan ayah sementara aku semakin rindu akan kasih sayangnya? Oh Tuhan, maaf
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status