Home / Rumah Tangga / Berondong Perkasa / Gara-gara Handuk Melorot

Share

Berondong Perkasa
Berondong Perkasa
Author: agneslovely2014

Gara-gara Handuk Melorot

last update Huling Na-update: 2025-05-28 12:02:14

"Aku tak pernah menyangka ... ternyata jodohku seorang bocah remaja yang baru lulus SMA. Memang sih selain kekurangan umur yang masih ijo royo-royo itu, dia memiliki banyak kelebihan dari segi penampilan, kepribadian hangat, dan ... sangat PERKASA. Apa kalian penasaran dengan kisah cinta kami yang unik dan bergelora? 

-Camelia Saraswati-

***

"Mbak Camelia, pembayaran kue ulang tahun sudah saya transfer ke rekening ya. Saya pamit dulu!" ujar salah satu klien pelanggan tetap Rosemary and Honey Pattiserie di teras depan rumah seorang wanita cantik berambut panjang.

"Oya, Bu Dyah. Terima kasih dan hati-hati di jalan!" sahut sang pemilik bisnis kue rumahan itu dengan ramah lalu melambai saat klakson mobil berbunyi sebelum kendaraan itu melaju meninggalkan halaman depan sebuah pekarangan asri.

Danny Sasmita, anak tetangga sebelah rumah wanita tersebut memperhatikan dari kejauhan sambil sok sibuk mencuci sepeda motor Ninja miliknya. Matanya terus curi-curi pandang ke arah Camelia yang duduk bersantai di sofa teras depan sambil menikmati secangkir teh hijau dan membaca novel.

'Si tante tuh bohay bingits deh, coba dia seumuran pasti udah gue pedekate habis-habisan. Apalah gue ini yang masih ABG di mata dia, huhh!' batin Danny meratapi nasibnya.

Semenjak beberapa bulan tinggal di sebelah rumah keluarganya, memang Danny penasaran status wanita bernama Camelia itu. Single, tanpa anak maupun suami padahal wanita itu sudah cukup umur untuk berkeluarga dan sangat cantik. Namun, mamanya yang berteman dekat dengan Tante Camelia juga tidak pernah berani menanyakan status wanita tersebut. Alasannya nanti disangka kepo dengan privasi orang.

Danny harus kecewa karena pemandangan bening di Minggu sorenya harus berakhir. Si Tante masuk ke dalam rumah. Namun, aroma kue yang lezat sontak menguar dari rumah tetangga cantiknya. Lima menit berlalu dan pemuda itu masih berdiri di tempatnya hingga ...

"Mas Danny!" panggilan itu membuyarkan lamunannya. 

"Ehh ... ada apa, Tante?" sahut Danny mendadak salah tingkah didekati wanita pujaan hatinya.

Camelia yang membawa sebuah kotak putih beraroma sedap itu pun berkata, "Ini lho, aku bikin Kue Mandarin Kenari Almond. Nitip ya buat mama kamu, nggak usah bayar, gratis!" 

"Wah, jadi ngerepotin nih, Tante!" jawab Danny dengan senyuman lebar. Dia menerima kotak putih itu dan sengaja menatap lekat-lekat wajah Camelia. Kapan lagi bisa sedekat ini? 

"Oke, Tante balik ke rumah ya. Salam buat mama kamu!" pamit Camelia lalu berjalan kembali ke rumah sebelah.

'Yaah ... bentar bingits nyamperin gue. Asli deh, diliat dari deket tuh wajahnya si tante glowing dan belum keriput. Berapa sih umurnya? Apa nekad gue gebet aja dia ya?' Batin Danny seolah sedang berperang sambil berdiri di depan garasi sendirian.

Tiba-tiba mama Danny muncul di teras dan berdecak. "Ckk ... ni bocah, udah mau maghrib malah ngelamun aje. Awas kesambet!" Nyonya Rina Sasmita pun menghampiri putranya lalu menepuk bahu Danny. "Woii ... ngapain kayak patung kamu, Dan!" serunya mengagetkan pemuda itu.

"Eh ohh ... Mama bikin jantungan aja! Nih dapet kue dari Tante Camelia, katanya kue kesukaan Mama, gratis!" ujar Danny seraya menyerahkan kotak kardus berukuran sedang itu ke tangan mamanya.

"Wah, baik banget! Ya udah Mama bawa masuk deh, kamu mau cicipin juga nggak, Dan?" seru Nyonya Rina sembari melangkah masuk ke rumahnya.

"So pasti mau dong, Ma!" sahut Danny seraya mengekori Nyonya Rina lalu duduk menghadap meja makan untuk menunggu kue buatan Tante Camelia dipotong oleh sang mama. Dia mencoba satu gigitan dan auto goyang lidah. "Enaknya pecaah bingits deh ya, Mam!" pujinya.

"Yoii ... Mama senang dia jadi tetangga kita. Orangnya baik dan nyenengin!" sahut mama Danny sambil menikmati kue buatan tetangga favoritnya itu.

Posisi kamar Danny di lantai satu menghadap ke bagian dapur rumah Camelia dan juga di lantai atasnya kamar tidur wanita itu. Dia sering mengintip aktivitas pribadi Camelia dengan teropong canggih yang dia beli ketika masih SMP dulu.

"Wow, si cantik habis mandi malam nih. Duh ... jadi pengin nemenin bobo bareng deh, pasti wangi bingits!" gumam Danny sambil tersenyum miring. Sosok yang sedang dia intip melalui lensa jarak jauh itu tak sadar sama sekali sedang diperhatikan oleh seorang pemuda.

Masih mengenakan handuk putih meliliti tubuhnya, Camelia turun ke lantai bawah dan menuju ke dapur untuk membuat secangkir teh hangat baru. Mendadak dia menjatuhkan cangkir sambil berteriak histeris.

"Waduh ... kenapa si Tante?!" Danny langsung berlari ke rumah tetangga samping rumahnya dalam kondisi bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek seadanya.

Pintu dapur ternyata tak dikunci dari dalam dan Camilia segera memeluk Danny erat-erat. "KYAAAA!"

"Tante, ada apa sih?" tanya Danny yang tak digubris sama sekali oleh wanita itu padahal handuk yang dikenakan Camelia mulai melorot.

Telapak tangan Danny reflek menahan handuk di punggung Camelia. "Tenang, Tante. Pliss ... apa karena kecoak?" tanya pemuda itu karena dia sempat melihat serangga yang memang bisa membuat kebanyakan kaum Hawa jejeritan takut.

"I—iya ... aku takut kecoak!" Usai menjawab Danny, bukannya membaik justru Camilia melunglai pingsan di pelukan pemuda itu.

"Astaga, Tante ... Tante ... kok malah pingsan sih?" Danny menepuk-nepuk pelan pipi Camelia dalam dekapannya. Dia menelan ludah melihat pemandangan yang indah di hadapannya tanpa sensor. Namun, imannya masih kuat menahan godaan tingkat dewi yang menyerbu panca indranya.

"Duh, kok kagak siuman juga? Gue baringin di kamar dia aja kali ya?" ucap Danny lalu membetulkan posisi handuk yang menutupi sepasang gunung kembar wanita cantik itu. Dia pun menggendong Camelia naik ke kamar tidur di lantai dua.

Dengan kedua lengan kokohnya Danny membawa tubuh yang lemah itu menapaki anak tangga hingga masuk ke kamar yang pintunya terbuka. Rumah bertipe minimalis itu tertata rapi dan estetis, nyaman dihuni. Danny menurunkan Camelia di tengah tempat tidur dan sempat memandangi wajah yang kelopak matanya tertutup rapat di hadapannya.

Bunyi derap kaki dari arah tangga membuat Danny sontak kebingungan. Ada apa gerangan malam-malam begini orang berdatangan?

"Ya ampun, tuh Pak RT ... bocahnya lagi di kasur sama Bu Camelia. Ini aib buat kampung kita, Pak!" seru Jajang yang pertama memergoki Danny masuk ke rumah tetangganya.

Pak Ridwan pun menimpali, "Dari pada bikin maksiat, nikahkan saja mereka malam ini!"

"S—sabar ... jangan salah paham dulu, Pak!" seru Danny panik. Dia tadi niatnya hanya menolong Camelia bukan untuk berbuat hal yang tak senonoh. 

"Itu perempuannya nggak pake baju di atas kasur. Dia juga cuma pake sempak. Salah paham apanya?!" sahut Pak Bambang tetangga seberang rumah Danny yang ikut menggerebek.

Pak RT pun angkat bicara. "Tolong semua tenang. Semua bisa diselesaikan baik-baik. Hmm ... Nak Danny, dengan segala hormat ya ... Bapak ingin menemui orang tua kamu sekarang. Saya butuh persetujuan mereka untuk menikahkan kamu dengan Bu Camelia agar tidak menjadi aib bagi semua pihak!"

"Pak RT, sumpah ... saya dan Tante Camelia tidak melakukan hubungan badan tadi. Beliau ini pingsan di dapur karena phobia kecoak ... hanya itu!" Danny berusaha menjernihkan situasi yang sudah kepalang kacau balau. 

"Maaf. Nak Danny tolong bersikap ksatria, sudah terpergok banyak orang di lingkungan RT kita begini. Jangan berkelit lagi, kasihan kalau wanita ini hamil tanpa suami. Statusnya tidak kawin di KTP yang diserahkan fotocopy-nya ke saya sewaktu dulu pindah ke rumah ini!" bujuk Pak RT dengan halus.

"Pak—Pak ... Tante Camelia nggak mungkin hamil, kami nggak ngapa-ngapain tadi, sumpah!" jawab Danny memelas.

"Alaa banyak bacot kamu, Dan. Sudahlah, dari pada kami laporkan ke polisi karena tindakan asusila. Setuju saja nikahi dia!" bentak Pak Ridwan tak sabar.

Lima orang saksi memergokinya berada di waktu dan tempat yang salah. Dia pun tak tega dengan tetangga sebelahnya yang masih pingsan itu. Apa jadinya kalau saat Tante Camelia siuman, mereka sudah jadi suami istri karena dinikahkan paksa oleh warga?

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (15)
goodnovel comment avatar
Viva Oke
petaka atau berkah nih bagi Danny
goodnovel comment avatar
Lita Lito
musibah ap berkah nih buat si danny
goodnovel comment avatar
tjah penggunx
wkwkwk pernikahan karena salah paham tapi lucu
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Berondong Perkasa   Epic Milky Way dan Sunrise Di Bromo

    "Wow, indah banget pemandangan Bromo Milky Way ini, Mas!" Camelia mendongak menatap angkasa berhias kumpulan jutaan bintang, gas, dan debu yang terlihat sebagai "awan" atau garis-garis cahaya di langit malam.Kawasan Bromo memang menjadi tempat yang cocok melihat galaksi Bima Sakti karena minim polusi yang jauh dari perkotaan dengan ketinggian yang 2329 meter dari permukaan laut. Kombinasi Milky Way dengan siluet Gunung Bromo, Gunung Semeru, dan lautan pasir menciptakan pemandangan yang sangat dramatis dan berkesan."Ini pengalaman yang tak akan terlupakan seumur hidupku, Lia. Kita berdua memandang keindahan semesta dalam keheningan penuh cinta!" sahut Danny dari pintu tenda berbahan parasut berbentuk seperti iglo warna biru muda dan kuning. Mereka duduk berdua di sana untuk berkemah singkat hingga sunrise nanti.Camelia merebahkan kepalanya di bahu Danny, dia tersenyum menyetujui perkataan pemuda yang begitu menci

  • Berondong Perkasa   Berakhir Menyedihkan Sendirian

    "TING TONG!"Deana tahu siapa tamu larut malam itu, dia bergegas membukakan pintu. Sesuai tebakannya, sosok pria bertubuh jangkung itu berdiri di hadapan Deana dengan senyuman tipis."Malam, Mas Patra. Masuk yuk!" sambut Deana seraya menggeser badan agar tamunya bisa masuk ke apartemen.Patra mengedarkan pandangan ke seisi unit apartemen pribadi milik Deana yang tertata rapi dan terkesan elegan. Dia memilih duduk di sofa saja. Semenjak mengetahui penyakit kanker leher rahim yang diidap oleh Deana, pria itu menjadi hilang napsu, tak seperti sebelumnya yang selalu bergairah di setiap pertemuan mereka."Mau minum apa, Mas?" tawar Deana seraya duduk di sofa samping Patra."Nggak usah repot, Dee. Jadi gimana rencana pengobatan kamu?" sahut Patra to the point. Dia ingin segera pulang ke rumahnya karena lelah.Deana mencondongkan tubuhnya hingga menempel di da

  • Berondong Perkasa   Bukan Sekadar Teman Biasa

    Stela segera bangkit dari sofa teras. "Ohh ... ini Richard, pacarku. Dia bukan sekadar teman biasa, Patra!" Dia tak ada maksud menyembunyikan status hubungan mereka dari siapa pun.Mata Richard jeli memperhatikan sosok pria yang usianya jauh lebih dewasa dibandingkan dirinya dan Stela itu. Segera dia mengulurkan tangan kanan dengan sopan ke hadapan Patra. "Hai, kenalkan ... namaku Richard!" ucap Richard Kertawongso."Hmm ... Patra!" jawab pria itu singkat tanpa antusiasme. Dia menghela napas berat lalu mengalihkan pandangan ke wajah Stela. "Baby, kamu kok ninggalin aku sendirian di ruang makan sih? Ortu kita 'kan lagi ngobrol serius, aku dicuekin jadinya!" ujar Patra yang membuat raut wajah imut manis tersebut sontak pucat pasi."Ehh ... tolong ya, jangan manggil aku begitu. Kita nggak ada hubungan apa-apa sih!" sergah Stela tak enak hati kepada pacarnya yang berdiri di sampingnya.Namun, Patra justr

  • Berondong Perkasa   Sepenggal Masa Lalu Camelia

    Perjalanan menikmati keindahan kawasan Gunung Bromo bersama provider yang telah dibayar lunas oleh Danny terasa menyenangkan.Camelia dan Danny mengunjungi padang rumput Teletubies yang menghijau sejauh mata memandang. Sangat unik karena di area lain kawasan Bromo ada daerah yang gersang berpasir, tempat itu dikenal dengan nama Padang Pasir Berbisik karena suara desau angin di hamparan luas lautan pasir.Foto-foto yang diambil oleh kru provider dengan kamera DSLR dikirim langsung via bluetooth ke ponsel Danny. Di sepanjang perjalanan menuju ke atas puncak gunung berkawah danau biru kehijauan itu, Camelia melihat-lihat foto mereka berdua bersama Danny.Sesekali suaminya mencuri ciuman di pipi Camelia. Mereka membuat sebuah kenangan indah yang tak terlupakan selama liburan singkat ke Jawa Timur. Sejenak pengalaman buruk bertemu paman dan bibi Camelia terlupakan. Namun, pesan dari nomor tak dikenal masuk ke inbo

  • Berondong Perkasa   Gagal Mempesona Calon Istri

    Makan malam yang rencananya diselenggarakan di kediaman Halim berubah tempat karena permintaan Nyonya Imelda Permadi dan suaminya. Mereka pun menyambut keluarga Halim di teras kediaman Permadi."Hai, Jeng Imelda! " sapa riang mama Patra kepada koleganya malam itu seusai turun dari mobil bersama suami dan putra tunggalnya."Selamat datang di rumah kami, Jeng Adelia, Mas Rudi. Anaknya tinggi banget ya. Mari masuk ke dalam," sambut nyonya rumah hangat dan ramah.Stela yang tinggal sendirian di rumah lantaran dia anak bungsu dan belum menikah, sementara keempat kakaknya sudah berkeluarga pun terpaksa ikut dalam basa basi penyambutan keluarga Halim.Tatapan mata Patra jatuh ke putri terakhir keluarga Permadi yang rencana akan dijodohkan dengannya sebagai pengganti Tatiana. Dia melepas senyum penuh pesona ke arah Stela lalu menghampiri gadis itu seraya mengulurkan tangan kanan untuk berjabat tangan.

  • Berondong Perkasa   Dilamar Di Dalam Mobil

    "Pak Jarvis, renovasi beberapa kamar yang cat temboknya mulai mengelupas harus segera dilakukan!" ujar Tatiana yang mendapat komplain dari ulasan tamu di aplikasi booking online.General manager hotel jaringan grup Cakra Atmaja cabang Jakarta itu pun menjawab, "Baik, Bu Tia. Besok pagi tukang cat akan mulai perbaikan yang Anda inginkan!" "TOK TOK TOK." Suara ketokan jamak di pintu kantor CEO itu menginterupsi pembahasan mereka."Masuk!" sahut Tatiana. Sosok yang memasuki ruang kantornya membuat mata indah Tatiana terbelalak seketika. Akan tetapi, dia segera menguasai diri menyembunyikan rasa terkejutnya. "Hai, Kak James. Apa kabar?" sapa Tatiana seraya bangkit menyambut tamu dadakannya siang itu.'Ternyata rumor di kalangan crazy rich Surabayan itu benar adanya, Tia sedang mengandung,' batin James prihatin. Beberapa bulan lalu dia tidak menyadari kondisi Tatiana yang tengah berbadan dua padahal mereka terlibat dalam sebuah project yang sama. "Kabar baik, Tia. Apa boleh ngeganggu k

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status