Share

SATU PER SATU MASALAH BARU

Sebuah tangan yang mengusap pelan lengan atasku membuatku bangun dari tidur nyenyakku. Dia sudah berdiri di sana ketika aku sedikit membuka mata; Tanwira Tarachandra.

“Sudah jam berapa?” tanyaku serak. Aku berusaha duduk, ingin membuka mata lebar-lebar tetapi tidak bisa karena mataku bengkak akibat menangis terisak-isak. Thanks to, Tanwira, sindirannya tentang mataku terbukti sempurna.

“Jam setengah enam,” jawabnya datar, kelembutannya tadi malam sudah menghilang.

“Kenapa sudah membangunkanku sepagi ini? Sarapan di rumah ini masih satu jam lagi, Tanwira!” keluhku antara gemas dan kesal.

“Kompres matamu dengan ini!” suruhnya. Dia mengulurkan handuk yang sudah direndam ke dalam air dingin padaku lalu menambahkan, “Jangan sampai Mama dan Papa melihat matamu bengkak parah seperti itu, mereka bisa berpikir kalau aku sudah menyakitimu.”

Aku memanyunkan bibir, meniru cara dia berbicara, mengejek.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status