Share

Menyadarkan

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-12-24 13:00:14

Keesokan paginya, Sean menyempatkan untuk sarapan pagi bersama kakak beserta kakak ipar dan sang Mommy tercinta.

Mereka duduk di satu meja bulat dan besar.

"Aku tidak suka bawang, Max ... kamu yang makan bawangnya."

Daisy yang semenjak mengandung semakin manja tidak pernah bisa membuat hidup Max tenang.

Dan tanpa membantah—Max pasti akan mengabulkan permintaan Daisy atau mengikuti perintahnya dan mewujudkan keinginannya.

"Kamu mau orange juice?" Keith bertanya sebelum beranjak dari kursinya.

"Boleh." Audrey menjawab. "Dan tolong bawakan salad lagi," tambahnya kemudian dan mendapat anggukan dari Keith sebelum meninggalkan meja.

Perlu diketahui, dua kakak Sean yaitu Keith dan Max menikah dengan istri mereka berdasarkan perjodohan.

Awalnya Max menolak keras perjodohan tersebut tapi sekarang bucinnya setengah mati kepada Daisy- istrinya.

Berbeda halnya dengan Keith yang memang tidak pernah menolak perintah daddy tapi Sean tahu kalau Keith berusaha keras mencintai Audrey dan begitu juga sebaliknya hingga sekarang keduanya saling jatuh cinta.

Beruntung, sekarang Daddy sudah pensiun dari bisnis dan menikahi wanita asli Indonesia sehingga beliau tidak perlu menjodohkan Sean dengan anak klien bisnis seperti yang terjadi pada Keith dan Max.

Beberapa saat kemudian Keith kembali, bukan hanya salad—ia juga membawa banyak menu sarapan pagi lain untuk Audrey agar istrinya itu tidak perlu bolak-balik mengambil makanan karena konsep sarapan pagi di restoran ini adalah prasmanan.

Jeniffer-sang mommy menoleh ke samping di mana Sean duduk dan tidak bersuara, mengerutkan kening melihat si bungsu senyum-senyum sendiri sambil menatap layar ponsel.

Bola matanya lantas melirik kepada si sulung Keith dan yang bersangkutan mengangkat kedua bahunya memberi kesan kalau ia juga tidak mengerti kenapa pagi ini Sean bertingkah seperti itu.

"Apa kamu sakit, Sean?" Jeniffer akhirnya bertanya.

Keith dan Max beserta istri mereka sontak mengangkat pandangan menatap Sean.

"Tidak Mom ... aku berkenalan dengan seorang gadis asli Indonesia di Bar tadi malam dan aku sedang mencari tahu tentangnya."

"Apakah dia cantik, Sean? Beritau Mommy siapa orangnya."

Jeniffer merebut ponsel dari tangan Sean, membuka kaca mata hitamnya lantas menggulir layar alat komunikasi canggih yang terdapat banyak foto seorang gadis.

"Kamu stalking dia di I*******m?"

Sean mengangguk menjawab pertanyaan sang Mommy dengan senyum lebar lalu merebut kembali ponselnya dari tangan Jeniffer.

Dan Mommy tahu siapa dia?" Sean bertanya dengan ekspresi misterius.

"Siapa?" Keith jadi penasaran.

"Dia seorang Gunadhya," jawab Sean bangga.

Sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia bisnis, mereka mengenal nama Gunadhya dan kesuksesannya dalam bisnis selama beberapa dekade terakhir.

"Salah satu perusahaannya pernah menjalin kerjasama bisnis dengan perusahaan kita di Indonesia," celetuk Max.

Selama ini dia yang memantau perusahaan di Indonesia sehingga mengetahui betul tentang perusahaan tersebut.

"Oh ya? Berarti kita bisa menjalin kerjasama bisnis lagi dengan perusahaan mereka?" Sean begitu antusias.

Karena bila perusahaan mereka menjalin bisnis, Sean jadi punya alasan untuk bertemu orang tua Kanaya dan meminta gadis itu untuk menjadi istrinya.

Kurang gentle gimana coba Sean?

"Kamu lupa, kalau perusahaan Maverick di Jakarta sudah menjadi milik bayi bernama Cantik itu dan sekarang di kelola oleh Kenzo?" Keith mengingatkan, menatap malas sang adik.

Kenzo Maverick adalah adik tiri Sean, anak Daddynya dari wanita Indonesia yang baru tahun lalu beliau nikahi.

Karena pengkhianatan Daddy di masa lalu yang sampai mendapat keturunan dari wanita lain—Mommy akhirnya menceraikan Daddy dan hanya diberikan perusahaan yang berada di Indonesia dan karena Daddy hanya ingin hidup sederhana dan bahagia di sisa umurnya bersama orang yang ia cintai—perusahaan itu pun diberikan untuk cucunya yang bernama Cantik-anak dari Kenzo Maverick.

"Memangnya gadis Gunadhya itu mau tinggal di New York dan meninggalkan keluarganya? Kenapa kamu selalu ingin membuat susah hidupmu sendiri?" Max mencibir.

Sean bersandar punggung, semangat di wajahnya langsung padam.

Kenapa ia tidak pernah berpikir sampai ke sana?

"Tadi malam, apa saja yang sudah kamu lakukan dengannya? Jangan sampai kamu menanam benih di rahim perempuan itu." Keith mengingatkan.

"Keith," tegur Jeniffer dan malah Keith yang mendapat tatapan peringatan dari sang Mommy.

Sedang Sean tersenyum mengingat kebersamaannya tadi malam dengan si gadis Gunadhya.

Nyaris saja ia bisa mencium bibir penuh gadis pujaan hatinya.

Max dan Keith merotasi bola matanya jengah melihat senyum kasmaran Sean.

"Siapa namanya?" Audrey yang bertanya.

"Kanaya Shaqeenarava Gunadhya." Sean menjawab, senyumnya belum luntur, matanya berbinar.

Pria itu benar-benar sedang jatuh cinta.

Pokoknya, bagaimana pun caranya ia harus mendapatkan Kanaya.

***

Princes tersenyum sendiri menatap layar ponselnya.

Diam-diam Zyandru yang sedang duduk tepat di samping Princes—melongokan kepala sedikit mengintip apa yang sedang Princes lihat di layar ponselnya itu.

Ternyata Princes sedang melihat ruang pesan antara dirinya dengan Sean.

Zyandru bisa langsung mengetahui karena tertulis nama 'Sean Ganteng' di sana.

Mata Princes berbinar saat melihat tulisan online di bawah nama Sean, ia berharap Sean mengirim pesan kepadanya.

Misalnya ucapan selamat pagi.

"Ck ... Ck ... Ck ... cuma liat dia lagi online aja udah seneng banget ... gitu ya kalau lagi kasmaran." Sindir Zyandru seraya menegakan kembali punggungnya.

Princes menoleh dramatis. "Apaan sih?"

Mata Princes memicing.

"Kamu naksir si Sean itu?" Zyandru hanya ingin mendengarnya langsung dari Princes.

"Ssttt." Princes meletakan telunjuknya di depan mulut.

Baru hanya mereka berdua di meja itu, yang lain masih berburu sarapan dengan mengelilingi restoran—menyambangi setiap stand dan prasmanan.

Zyandru merotasi bola matanya malas, karena ia tahu yang disukai Sean adalah Kanaya tapi tidak tega memberitau Princes.

Zyandru duduk di depan Sean tadi malam, jadi ia bisa melihat jelas sorot mata penuh minat Sean pada Kanaya.

Sedangkan Princes duduk di sebelah Sean sehingga ia tidak menyadari itu.

"Ya udah, chat aja dia."

"Iiiih ... gengsi, biar dia aja yang maju duluan."

Zyandru jadi iba, hanya tinggal menunggu waktu sampai Princes terluka.

"Sean itu salah satu Maverick, kamu tahu 'kan perusahaan Maverick terkenal sukses di Amerika ... umur dia juga udah masuk kepala tiga sedangkan kamu baru dua puluh ... dia pasti lebih suka yang dewasa dari pada anak kecil kaya kamu yang ke kampus masih dikuncir dua."

Zyandru menarik rambut panjang Princes membuat sang gadis memberengut.

"Kata siapa? Gimana kalau aku bilang dia juga suka sama aku?" Princes tampak begitu percaya diri.

"Enggak mungkin Princes, lagian ya ... saingan kamu itu para sosialita muda atau wanita karir atau mahasiswa tingkat akhir dengan kepribadian kalem dan dewasa."

Zyandru menyinggung Kanaya di akhir kalimatnya, mencoba menyadarkan Princes agar tidak terlalu berharap apalagi menaruh hati pada Sean.

Bibir mungil Princes mencebik. "Dia bilang mau jemput aku kok di Bandara." Lalu Princes menjulurkan lidahnya.

"Dia bilang gitu?" Zyandru tidak percaya.

Princes mengangguk penuh keyakinan.

"Wah ... brengsek nih si Sean," umpat Zyandru di dalam hati.

"Zyan ... jangan kasih tahu kak Aya sama kak Luna ya dan biar aku yang cerita sama Eva tentang Sean."

Setelah tadi Princes begitu sombong karena akhirnya memiliki crush, sekarang malah memberikan tatapan memohon pada Zyandru.

"Okeeee, tapiiii ... kamu yang nyetir ke kampus setiap hari selama satu bulan."

"Deal!"

Mereka berjabat tangan agar perjanjian tersebut Syah.

Namun sesungguhnya Zyandru merasa resah, khawatir Kanaya juga menyukai Sean sehingga Princes akan patah hati.

Kanaya adalah kakak kandung Zyandru tapi Princes juga adik sepupunya.

Jangan sampai keutuhan keluarga mereka retak hanya karena seorang pria.

Tapi wanita mana yang tidak akan jatuh hati pada Sean?

Pria itu seorang Maverick, tampan juga mapan di usianya yang telah matang.

Zyandru harus bisa menyadarkan Princes sebelum adik sepupunya itu benar-benar jatuh cinta pada Sean.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bertahan Di Sampingmu   The End

    Mansion milik keluarga Alterio yang terletak di Florida-Negara bagian Amerika Serikat tidak pernah seramai sekarang.Itu terjadi karena liburan musim panas tahun ini, keluarga Alterio dan keluarga Gunadhya kompak melakukan liburan bersama.Bisa dibayangkan bila The Gunadhya yang banyak itu berkumpul ditambah keluarga Alterio yang juga merupakan keluarga besar maka sudah bisa dipastikan Mansion dengan dua puluh kamar tersebut nyaris tidak dapat menampung mereka.Beberapa lajang harus tidur di ruang televisi atau perpustakaan yang di sulap menjadi kamar yang nyaman.Tapi keseruan bisa berkumpul bersama belum tentu bisa terulang lagi.Tahun ini banyak sekali kelahiran baik di keluarga Alterio maupun Gunadhya, jadi tangis bayi menggema hampir di seluruh ruangan."Ryleeeey!" Kanaya berseru memanggil suaminya yang entah ada di mana.Dia kelelahan mencari ayah dari Arthur itu di Mansion yang luas ini sambil menggendong sang putra yang tidak berhenti menangis."Liat Ryley enggak, Bang?" Kanay

  • Bertahan Di Sampingmu   Baby Boy

    Chapter 59 – BABY BOY "Hai," suara serak Ryley menjadi yang pertama kali Kanaya dengar begitu dia tersadar."Ry ... ley," panggil Kanaya parau."Yes babe." Ryley menggenggam tangan Kanaya erat.Kanaya mengernyit ketika perih terasa di kulit bagian perut.Dia pun melihat ke sana kemudian refleks memegang perutnya."Bayi kita ... mana bayi kita," kata Kanaya di antara tubuhnya yang lemah."Dia sedang di ruangan bayi ... kamu berhasil mengeluarkannya." "Benarkah?" Kanaya tampak tidak percaya.Ryley mengecup kening Kanaya, membungkukan tubuhnya lebih dalam untuk memeluk Kanaya."Aku pikir aku akan kehilanganmu, aku takut sekali." Ryley berbisik lirih.Kanaya malah terkekeh tapi tak ayal membalaskan pelukan suaminya."Apa benar anak kita laki-laki seperti hasil USG terakhir?" Kanaya hanya memastikan.Ryley mengurai pelukan setelah sebelumnya mengecup kening Kanaya.Dia pergi menjauh menuju pantri mengambil air minum untuk Kanaya."Aku tidak tahu, aku belum melihatnya." Ryley menyahut sei

  • Bertahan Di Sampingmu   Ibu Muda

    Karena takut kehilangan Princes lagi, Sean melengkapi setiap sudut rumahnya dengan CCTV.Dari kantor dia bisa melihat apa saja yang dilakukan Princes seharian.Dan itu kenapa juga dia selalu bisa menemukan Princes setiap pulang kerja tanpa perlu berteriak memanggilnya.Meski sibuk, Sean tidak pernah lupa untuk mengecek kondisi Princes dan bayi perempuan mereka yang diberi nama Brielle Taleigha Maverick melalui CCTV.Sean menyesal kalau hari ini dia harus lembur sehingga tiba di rumah saat malam sudah larut.Dia langsung menuju kamar utama, Sean melihat istrinya dan putri mereka sudah terlelap dengan posisi sama yang ia lihat sebelum pulang melalui aplikasi ponsel yang tersambung ke kamera CCTV kamar.Bergegas Sean pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan mengganti pakaian.Brielle atau Elle nama kecil panggilan kedua orangtuanya—tengah terlelap begitu pulas di samping Princes.Sean menarik selimut untuk membalut tubuh sang istri yang seharian ini sudah bekerja keras merawat p

  • Bertahan Di Sampingmu   Mommy And Daddy

    Hampir seminggu Kanaya tidak bicara dengan suaminya semenjak malam pesta pernikahan mereka, setiap kali Ryley bertanya—Kanaya tidak pernah menjawab.Dia akan menunjukkan wajah masam dan sering melempar-lempar barang untuk menunjukkan kekesalannya.Ryley harus menerima sikap Kanaya dengan lapang dada karena dia telah membuat singa betina marah.Meskipun berulang kali Ryley minta maaf dan menjelaskan alasannya bersikap kasar malam itu namun tidak ada ampun bagi Kanaya.Dia akan berprilaku seperti ini sampai suasana hatinya membaik.Bisa satu bulan, satu tahun atau mungkin sepuluh tahun.Walau mendiamkan Ryley, Kanaya tetap berbelanja menggunakan kartu kredit unlimited milik pria itu.Kanaya menghabiskan banyak uang suaminya untuk membeli pakaian, sepatu, tas, accesories, makeup sampai perhiasan.Dia berdalih kalau itu semua untuk membeli sakit hati yang ditorehkan sang suami padanya.Ryley tidak mempermasalahkan, dia senang-senang saja Kanaya menghabiskan uangnya.Dia beranggapan kalau

  • Bertahan Di Sampingmu   Overprotective

    Di pesta pernikahan yang digelar sangat mewah dan meriah di kota New Yor, Kanaya mengundang teman-temannya yang beberapa bulan lalu sempat dia jauhi.Atau lebih tepatnya dia yang mengucilkan diri dari circle anak Crazy Rich New York.Pasalnya menikah dan langsung memiliki anak tidak pernah terlintas dalam benak Kanaya apalagi menjadi rencananya.Lalu bagaimana nanti tanggapan para pria teman bercintanya di masa lalu bila mengetahui hal ini?Mereka tidak pernah diberikan kesempatan oleh Kanaya untuk menjalin hubungan asmara karena Kanaya selalu berdalih kalau dia tidak percaya akan cinta.Beruntung Kanaya menikahi seorang Konglomerat, level Ryley sangat jauh di atas para pria teman bercintanya Kanaya yang dulu.Jadi mungkin opini mereka tentang Kanaya tidak akan terlalu buruk.Mereka pasti beranggapan bahwa jelas saja Kanaya mengubah prinsipnya karena dipinang oleh Konglomerat Negri ini.Dan hal itu menjadi alasan kenapa Kanaya kembali menjalin hubungan dengan para sahabatnya.Kanaya b

  • Bertahan Di Sampingmu   Baby Shower

    "Kamu saja yang datang ... ah, tidak ... aku saja ...." Kanaya berulang kali mengatakan hal tersebut sambil mondar-mandir di kamarnya yang luas.Ryley sudah terbiasa melihat pemandangan ini jadi dia hanya bisa meluruskan kakinya di sofa kemudian bersandar nyaman dengan kedua tangan di lipat di belakang kepala. "Ryley!" seru Kanaya menghentikan langkah."Yes Babe." Ryley menegakan punggung juga menurunkan kakinya."Bantu aku memikirkan apakah aku atau kamu yang datang ke Baby shower anaknya Princes? Atau kita tidak perlu datang saja sekalian?" Kanaya menghentakan kakinya kemudian duduk menyamping di atas pangkuan Ryley.Kedua tangannya melingkar di leher Ryley namun sayangnya wajah cantik itu terus memberengut. "Bagaimana kalau kita berdua datang ... kamu dan Princes adalah sepupu, kita sudah mendapat kebahagiaan kita sendiri ... kamu tidak perlu cemburu lagi dengan Princes dan aku juga tidak akan mengungkit masa lalu kamu dengan Sean."Tentu saja Ryley bisa dengan mudah mengatakan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status