Share

Rencana Busuk

Shreya benar-benar menjalankan komitmennya. Kemarin ia kecewa, semalam ia menangis, tetapi pagi itu Shreya harus terlihat ceria. Tidak mungkin juga jika Shreya harus menunjukkan wajah muram karena ada Lorenza di sana

Namun, ada pemandangan berbeda di mata Shreya, yakni sikap Pricilla. Gadis itu tampak murung.

"Sayang, kenapa gak dimakan? Apa tidak enak masakannya?" tanya Shreya kepada Pricilla.

Pricilla hanya menggeleng.

"Makanlah. Sarapan itu penting," timpal Lorenza yang mampu membuat Pricilla patuh.

"Mas juga, kenapa hanya diaduk saja nasi gorengnya. Ayok, dimakan! Apa mau Aya suapin, hem?" Shreya menggoda Felix.

Terlihat bibir Felix melengkungkan senyum. "Tidak usah. Mas bisa sendiri, kok."

Dret!

Suara kursi yang bergesekan dengan lantai terdengar nyaring.

"Pa, aku berangkatnya diantar Pak Joko aja," ucap Pricilla, kemudian berlalu begitu saja tanpa berpamitan kepada Shreya dan Lorenza.

Shreya memerhatikan Pricilla sampai gadis itu hilang di balik pintu. "Apa yang sebenar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status