Share

Bertemu Setelah Berbeda Status
Bertemu Setelah Berbeda Status
Author: Quin Attariz

Pernikahan

Author: Quin Attariz
last update Last Updated: 2022-06-11 08:07:35

"Saya terima nikah dan kawinnya Jelita Az-Zahra binti Rudi Ridwansyah dengan mas kawin lima puluh gram emas dan seperangkat alat sholat dibayar kontan." Bacaan kabul dari Arman itu telah meruntuhkan semua dunia Jelita, menghancurkan semua mimpi-mimpinya, kini hidupnya tidak akan seindah dulu, dia akan terkekang dalam ikatan yang bernama pernikahan.

Jelita telah sah menjadi istri dari Arman, pria yang tidak pernah dia cintai, bahkan baru dia temui sekali, Jelita tidak menyangka orang tuanya akan memaksanya untuk menikah dengan pria itu, hanya karena umurnya yang sudah menginjak 30 tahun.

"Kapan lagi kamu mau menikah, Jelita?" desak Rima, ibunya Jelita.

"Aku masih belum mau menikah Mah, biarin aku berkarier dulu!" Jelita beralasan.

Sayangnya, Rima tidak mau mendengarkan semua alasannya, apalagi sang ayah yang sengaja telah memilihkannya calon yang terbaik untuk putri tercintanya.

"Sudahlah, Jelita kamu terima saja, Arman pria yang baik, dan dia sangat giat bekerja, kinerjanya sangat bagus di kantor."

"Tapi Pah, aku gak mau Pah," rengek Jelita.

"Mau sampai kapan kamu hidup menyendiri begini hah, nunggu sampai kamu jadi perawan tua!" bentak sang ayah.

Jelita tak menyangka pertemuannya siang itu menjadi awal kisah dengan Arman yang berlanjut ke jenjang pernikahan yang tidak pernah dia inginkan.

"Haaaa ...!" Jelita hanya bisa menghela napas panjangnya, mengingat desakan orang tuanya itu.

Tak ada sedikitpun senyuman dari wajahnya, dia sangat malas membalas semua tamu-tamu yang mengucapkan selamat padanya.

Setelah pesta pernikahan berakhir, Jelita meninggalkan Arman begitu saja, dia pergi ke kamarnya sendirian. Segera mengganti baju dan membersihkan diri, merebahkan dirinya di atas tempat tidur, rasa lelah mendera dirinya setelah seharian berdiri di pelaminan.

Tap! Tap! suara langkah seseorang terdengar memasuki kamarnya.

'Itu pasti dia dan malam ini adalah malam pertamaku, aku gak sudi harus melepaskan kesucianku pada orang yang sama sekali tidak aku cinta, bahkan tidak aku kenal sama sekali!' batin Jelita.

Malam ini adalah malam pertamanya dan dia belum siap untuk menyerahkan kesuciannya pada sang suaminya.

Jelita pun segera menyimpan skincare nya, padahal perawatannya belum selesai, dia takut Arman akan menerkamnya malam ini. Dia panik, dan bergegas menuju tempat tidur dan berpura-pura tertidur, saat Arman memasuki kamar mereka.

Setelah mengganti bajunya dengan piyama, Arman menatap wajah Jelita yang kini menjadi istrinya.

'Akhirnya aku bisa menikah dengan kamu, walaupun aku baru sekali bertemu kamu, entah kenapa aku tidak bisa menolak saat Pak Rudi memintaku untuk menikahi kamu, apakah ini yang namanya cinta pada pandangan pertama?' gumamnya, ingin dia menyentuh wajah cantik itu, tapi dia urungkan takut membuat Jelita terbangun, walaupun dia tahu kalau Jelita sebenarnya hanya berpura-pura tertidur, dia sempat melihat dari celah kamar yang tidak terkunci dengan rapat bagaimana dia langsung berbaring saat dia akan memasuki kamar.

"Selamat mimpi indah, istriku!" ucapnya setengah berbisik, lalu dia pun merebahkan dirinya di sebelah wanita yang kini menjadi istrinya.

Jelita tersenyum lega, saat melihat Arman langsung memejamkan matanya.

"Uuuh ... selamat aku!"

******

Jelita tak pernah menyangka dia akan menjalani hidup dengan pria yang sama sekali dia kenal.

Begitu bangun dari tidurnya, rasanya seperti mimpi, tapi mimpi buruk baginya.

"Aku harus segera mandi dan bersiap, aku gak mau sampai dia melihatku pergi."

Jelita sudah siap dengan baju kerjanya, sementara Arman masih terlena dalam mimpi indahnya di tempat tidur.

Jelita bahkan sengaja tidak membangunkannya. "Biarlah dia tidur, aku juga gak mau malas kalau bertemu dia!" Jelita menutup pintunya perlahan, agar tidak membangunkan Arman.

"Loh, kamu kamu mau ke mana?" tanya Rima melihat Jelita sudah berpakaian rapih dengan setelan kerja.

"Kerjalah, apalagi biasanya juga gitu."

"Masa mau kerja lagi?"

"Ya, emangnya kenapa Mah? Aku kan memang gak minta cuti, aku hanya minta libur tiga hari sebelum hari pernikahan dan sekarang aku mau kerja, ada yang salah?"

"Kamu ini gimana, baru nikah kemarin sekarang udah masuk kerja?" ketus Rima.

"Yah, gak apa-apalah Mah, di rumah juga mau ngapain sih," jawabnya dengan cuek sambil meninggalkan Rima.

'Aduuuh ... anak itu! Tapi yah sudahlah mungkin dia belum terbiasa dengan statusnya sekarang.'

******

Arman mengerjapkan matanya, "Ini udah jam berapa yah?" Arman memperhatikan jam dinding yang menempel di dinding kamar Jelita.

"Jam tujuh!! Ya ampun, aku harus kerja nih!" Arman pun beranjak, tapi begitu mengedarkan pandangannya, dia baru tersadar ini bukan kamarnya.

"Tungguuu ... ini bukan kamarku, ini kamar Jelita, Iya aku baru sadar kalau aku sudah menikah. Akhirnya dia jadi istriku!" Wajah Arman menjadi berseri, dia teringat semalam memandangi wajah wanita yang telah jadi istrinya itu hingga dia terlelap.

"Dia sedang apa yah, apa dia sedang menyiapkan sarapan untukku, hehehe!" pikir Arman, dia pun bersiap ke kamar mandi, setelah segar dia turun ke bawah mencari istrinya.

"Mah, Jelita mana?" Arman celingukan tak ada sosok cantik yang sedang dicarinya.

"Loh, memangnya dia gak izin dulu sama kamu, Ar?"

'Kerja! Aku gak percaya dia pergi kerja setelah satu hari menikah denganku!' wajahnya berubah sendu.

"Eeeh ... i-iya tadi dia bilang mungkin tadi aku masih tidur jadi gak begitu ngeh dia bilang apa, hehe!" jawab Arman berdusta, dia tak ingin Ibu mertuanya itu menganggap Jelita tidak menghormatinya sebagai suaminya.

"Oh gitu yah, ya udah kamu sarapan sana, Mamah udah siapin di meja makan."

"Iya Mah." Arman rasanya tidak terlalu berselera begitu tahu istrinya sudah meninggalkan tanpa izin padanya.

Dia hanya mengambil selembar roti diolesi selai strawberry dikunyahnya dengan malas.

******

"Jelita, gila kamu baru kemarin nikah, sekarang udah masuk kerja lagi!" ujar Hanny temannya, kepala kasir di supermarket tempatnya bekerja.

"Ada larangan emangnya kalau kemarinnya nikah terus gak boleh kerja gitu!" jawab Jelita ketus.

"Yah, enggak sih hanya saja aneh gitu lho, biasanya kan pengantin baru pengennya berdua mulu gitu."

"Soalnya aku bukan penganten biasa Han, hahaha ...!" Jelita berusaha mengelak.

"Ada-ada aja kamu, Jelita, Jelita... udah ah, aku mau kerja dulu!"

Hanny pun pergi ke area supermarket untuk melihat dan mengawasi para kasir, sedangkan Jelita memasuki kantor melakukan pekerjaannya sebagai staf keuangan kasir.

"Udah jam empat, males banget aku mau pulang pasti ketemu dia!"

Mila lawan shiftnya merasa heran melihat Jelita, kenapa dia belum pulang juga.

"Jel, kenapa masih di sini, noh udah jam empat lebih!"

"Hmmm ... ini kerjaanku belum selesai," jawab Jelita, sebenarnya dia malas pulang.

"Biar aku saja yang nerusin, kamu pulang aja sana, kasihan tuh suami kamu pasti udah nungguin di rumah, masa penganten baru udah mau lembur aja." Mila memang orangnya sangat baik, dia sudah berpartner shift dengan Jelita selama empat tahun ini.

"Hehehe ... iya deh, nih ... tinggal beberapa pendapatan kasir lagi yang belum aku masukin ke pembukuan." Lebih baik Jelita mengalah, dia juga merasa tidak enak bila ketahuan dia sedang malas pulang.

*****

Jelita merasa berat melangkah saat memasuki rumah orang tuanya, "Selamat datang istriku yang cantik, pasti kamu cape yah?" tanya Arman yang sedang duduk di ruang depan, dia sengaja ingin menyambut kepulangan pertama Jelita sebagai istrinya.

"Iya, Mas, namanya juga kerja." Jelita menjawabnya dengan datar, tak ada kebanggaan sedikitpun baginya disambut hangat seperti itu.

Arman hanya melongo melihat Jelita yang meninggalkannya begitu saja, dia langsung melengos ke kamarnya, tadinya dia mau menawarinya teh hangat yang telah dia buat.

"Ya sudahlah, aku minum sendiri saja," Arman merasa sedikit kecewa, rencananya ingin membuat istrinya berkesan, tapi gagal.

*****

"Jelita, Arman! Ayo makan!" teriak Rima dari lantai bawah.

"Iya Mah,"

"Ayo, Jelita kita ke bawah."

"Iya." Kebetulan perut Jelita memang sudah keroncongan.

"Ar, ayo kita makan, Mamahnya Jelita ini memang jago masak, semua masakannya enak semua!" ucap Rudi memuji sang istri.

"Papah bisa saja,"

"Tapi memang enak kok Mah, masakan Mamah endol surendol hahaha!" timpal Arman.

"Makasih lho, masakan Mamah kamu puji, Ar." Rima merasa tersanjung dengan pujian sang menantu.

"Jel, diisiin dong piring Arman,"

"Haaa ...!" Jelita baru saja mau melahap makananya yang sudah ada di piringnya, sementara dia melirik piring suaminya masih kosong.

"Hehe ... maaf, yah Mas. Aku belum terbiasa." Jelita segera mengambilkan nasi dan lauk pauknya untuk Arman.

"Ini Mas."

"Makasih, Jel." Arman merasa senang, ini kali pertamanya dia dilayani oleh Jelita.

Orang tua Jelita merasa senang, melihat Jelita melayani sang suami walaupun masih terlihat kaku bersikap pada Arman.

Setelah makan malam selesai, Arman berbincang sebentar dengan orang tuanya Jelita. Setelah itu Arman menyusul Jelita yang sudah pergi ke kamar duluan.

Sayangnya begitu dia sampai ke kamar, Jelita sudah tertidur, rapat dengan selimut menutupi tubuh indahnya, dia kembali berpura-pura tertidur, tanpa mempedulikan Arman yang ingin merasakan belaian sang istri.

'Hmmm ... nasib, nasib! Kalau begini, kapan aku bisa belah durennya!' Arman mengalah dia pun berbaring dan mencoba memejamkan matanya.

-Bersambung-

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Akhir yang Bahagia

    "Pak, cantik banget yah ponakan aku!" puji Ardhan ketika melihat foto yang dikirimkan Arman."Cucu Bapak udah lahir, Dhan. Masya Allah ... cantiknyaaaa ...!" Fadlan pun ikut memuji sang cucu yang baru saja lahir ke dunia.'Hah ... mereka lagi liat foto anaknya wanita itu, aduuuh ... aku juga jadi ingin lihat,' gumam Atikah hanya bisa menerka-nerka bagaimana wajah anak Jelita, ingin melihat tapi gengsinya tinggi dia merasa malu kalau harus meminta Ardhan memperlihatkan foto anak itu padanya."Bu, mau lihat enggak, cantik banget lho?" tanya Fadlan, dia tahu sebenarnya istrinya juga penasaran ingin melihat cucu pertamanya."Enggak usah, belum tentu juga itu anaknya Arman.""Ya udah besok pagi kita mau liat ke sana, Ibu jaga rumah yah!" Ardhan sengaja membuat ibunya menyesal tidak melihatnya.'Mereka kok gitu amat, gak ngajak aku sih!' omelnya dalam hati.*****Pagi harinya ..."Ke mana kok udah pada rapi?" tanya Atikah pada suaminya ketika dia akan keluar membeli sayuran."Lho bapak kan

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Terharu ....!

    "Kita ke restoran deket sini saja yah, Ar?" ajak Rahayu."Terserah!" jawabnya dingin.Baru saja sampai parkiran, seorang bapak berlari tergesa-gesa menuju ke arahnya."Pak Armaaaan ...!!" tanyanya seperti orang panik."Pak Marwan?!" Arman tersentak melihat sang pengacara ada di hadapannya."Pak Arman Kenapa baru datang?""Iya Pak, saya datang terlambat, ya sudahlah memang sudah nasib saya harus kehilangan istri saya, Pak." Arman begitu sendu tak elak dia pun sedikit terisak."Pak Arman jangan bersedih dulu, masih ada kesempatan Pak Arman untuk bisa kembali mempertahankan pernikahan Pak Arman.""Maksud Pak Marwan?" Arman merasa heran sekaligus senang."Sidang tertunda, Pak, karena tiba-tiba Bu Jelita mengalami kontraksi, sepertinya beliau mau melahirkan.""Iyakah? Jelita akan melahirkan!" Wajah Arman kembali berbinar, ada peluang dirinya bisa kembali pada Jelita dan itu karena sang calon jabang bayi yang akan terlahir dari rahim Jelita."Iya Pak, sekarang sudah ada di rumah sakit Bunda

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Aku Terlambat

    "Ya Allah Jelitaaa ... maafkan aku, Jelitaaa ... aku menyesal tidak pernah mau mendengarkan penjelasan kamu, aku pun telah memperlakukan kamu secara kasar, aku benar-benar menyesal ...!" lirih Arman dengan bercucuran air mata hingga membasahi surat dari Jelita.Malam ini Arman tergugu di dalam keheningan malam, menangisi semua sikapnya yang buruk pada Jelita selama ini, menyesal pun tiada guna semua sudah terjadi, 'Apa aku akan dimaafkan! Aku sudah membuatnya terluka, dia pasti merasa sakit hati, maafkan aku Sayang!' racaunya. Lalu dia mengambil ponselnya dan mencari foto Jelita yang masih tersimpan di galeri ponselnya. Dia pandangi sambil mengusap-usap foto Jelita seolah memang sedang mengusap wajah Jelita.hingga tak terasa dia pun terlelap sambil menatap wajah Jelita di ponselnya.******Pagi harinya dia terbangun oleh suara ponsel pengacaranya. [Halo, Pak Arman, Pak Arman tidak datang ke sidang? Bila Pak Arman hari ini tidak datang, Hakim akan langsung memutuskan cerai dan Pak Ar

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Surat dari Jelita

    Niat hati mau pergi ke ruko yang ditempati Jelita, tapi begitu melihat hari sudah gelap, tampaknya harus Arman urungkan karena hari terlalu malam.Dia pun pulang ke rumahnya, karena sudah lelah pula."Biii ... kok masih di sini?" tanya Arman heran, saat melihat Bi Sumi ada di rumahnya.Memang tadi pagi dia menyuruhnya untuk membersihkan kamarnya sudah lama dia tidak membersihkannya, Rohmat hanya membersihkan ruangan-ruangan saja kamar Arman tidak dia bersihkan, dulu ada Jelita yang bersihkan tapi semenjak Jelita pergi, Arman tak pernah membersihkannya."Iya, maaf yah Mas Arman, saya baru bersihkannya tadi sore, tapi melihat meja makan kosong saya sekalian masak, Mas.""Makasih yah Bi, kalau gitu Bi Sumi boleh pulang. Ini buat Bi Sumi." Arman mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya."Makasih, Mas Arman.""Oh iya, Mas. Ini tadi saya menemukan di bawah tempat tidur. Kayaknya surat dari Mbak Jelita." Bi Sumi memberikan amplop putih dari saku bajunya, tertulis 'Untuk Suamiku Tersayang.'

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Membuka Mata Arman

    "Oh, soal kejadian malam itu. Oke, tapi saya akan ceritakan soal hubungan Jelita dan Revan dulu karena semua berkaitan dengan apa yang telah terjadi dengan Anda dan Jelita." Ryuga menatap Arman, dia tahu apa yang nanti dia sampaikan Mungkin akan sedikit menyakiti Arman."Hmm ... okelah, lanjutkan ceritanya." Seketika Arman merasakan ketegangan, dia takut akan mengetahui sesuatu yang tak ingin dia ketahui selama ini."Pada awalnya, Jelita baru saja bertemu kembali dengan Revan setelah menikah dengan Pak Arman. Jelita tidak menyangkal kalau dia masih menyimpan perasaan pada Revan, karena dia mencintainya sejak SMA dan ada janji yang hingga kini Jelita tunggu, Revan akan datang lagi untuk kembali menjalin kasih dengannya tapi sayang hingga belasan tahun, Revan tak datang juga hingga orang tua Jelita akhirnya menjodohkan dengan Pak Arman. Jelita yang tak punya alasan untuk menolaknya terpaksa menerima pernikahan tanpa cinta. Maaf yah Pak Arman, jangan tersinggung!" Ryuga merasa tak enak h

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Apa Aku Harus Merelakannya?

    "Kamu kenapa menampar aku?" tanya Revan terkejut tiba-tiba Jelita menamparnya."Aku gak nyangka Van, kamu lakuian cara apapun untuk bisa misahin aku sama. suami aku, Van. Tega banget kamu Van!!" ujar Jelita dengan napas naik turun dan tatapan yang tajam."Aku gak ngerti apa maksud kamu, Li ..." "Jangan pura-pura kamu, Van. Hari terakhir kita ketemu di apartemen kamu udah rencanain, kan. Kamu ambil gambar kita sewaktu kita bersama secara diam-diam dan pasti kamu hanya perlihatkan gambar kita sewaktu kita berciuman saja pada suamiku, kan!! Katakan itu benar, kan!!" bentak Jelita.."Gak Li, itu gak benar, suami kamu hanya menanyakan apa yang kita lakukan di apartemen hari itu, dan aku perlihatkan video itu, gak ada maksud aku untuk menjelek-jelekkan kamu, Li!" bantah Revan."Tega kamu, Van. Kamu juga fitnah aku, kalau kita sudah sering berhubungan badan, sampai tertanam benih kamu ada di rahimku! Sungguh fitnah yang keji, Van!" Dengan rahang yang mengeras dan suara yang keras Jelita te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status