Share

BAB 2: Jiwa yang Tertukar

Lembaran dokumen berada di tangan Lucas, dokumen itu berisi semua kegiatan dan informasi tentang Alexa. Lucas harus mengatur strategi sebelum melenyapkan gadis itu.

Lucas William, di balik kesuksesannya dalam berbisnis, dia berkepribadian sangat buruk, berdarah dingin. Beruntungnya, Lucas sangat menyayangi orang tuanya, karena itu Lucas tidak bisa menolak lebih keras keinginan orang tuanya karena takut membuat mereka bersedih.

Lucas berpikir, membunuh Alexa Housten mungkin menjadi jalan keluar terbaik untuk Lucas terlepas dari rencana perjodohan ini.

“Daripada membunuhnya dengan meninggalkan jejak secara langsung, kau bisa memikirkan racun terbaik yang bisa membuat dia meninggal seperti terkena serangan jantung.”

Shwan menelan salivanya mendengar usulan Lucas, tidak ada kata yang bisa Shwan ucapkan, ini terasa menakutkan untuknya meski sudah sering menghabisi nyawa seseorang.

“Kau paham Shwan?” tanya Lucas.

Shwan mengangguk. “Saya akan mencari racunnya.”

“Bagus, lakukan dengan rapi.”

Sekali lagi Shwan mengangguk, Shwan segera membungkuk memberi hormat dan undur diri.

***

Pagi itu

Rintikan hujan menapaki kaca jendela, angin berhembus lembut menggerakkan goreng kamar, tidak ada sinar matahari yang cerah pagi ini.

Lucas merenggangkan otot-ototnya yang terasa pegal dan lemah, matanya terbuka perlahan.

Lucas terdiam sejenak mencoba mengumpulkan kesadarannya, pandangannya mengedar ke setiap sudut ruangan yang asing baginya.

Kening Lucas mengerut samar merasakan sesuatu yang aneh. Lucas ingat betul jika beberapa jam yang lalu dia tidur di kamarnya, bukan di tempat asing ini.

Dalam sisa-sisa rasa mengantuknya Lucas terduduk sambil menguap dan menatap semua hal yang baru di sekitarnya.

“Di mana ini?” Suara Lucas berubah terdengar lembut dan pelan.

Lucas mengerjap, pria itu berdeham beberapa kali, namun suaranya tetap lembut.

“Tunggu, ada apa dengan suaraku?” Lucas mengusap tenggorokannya yang lembut dan tidak ada benjolan jakun sedikitpun.

Suara Lucas menghilangkan seketika, pria itu mematung kaget hingga tidak bisa bereaksi apapun dalam waktu beberapa detik begitu melihat sepasang kaki jenjang yang bergerak di antara selimut yang tersingkap.

Lucas menelan salivanya dengan kesulitan, pria itu melihat waspada karena di sisinya tidak ada seorang wanita.

Jika di sisinya tidak ada wanita, lantas kaki siapa itu?

Lucas menggerakan kakinya. Pria itu terbelalak kaget karena kaki yang bergerak  di bawah selimut itu, kaki wanita.

“Ada apa ini sebenarnya?” bisik Lucas mulai panik.

Lucas langsung melompat turun dan berlari pergi menuju sebuah cermin di meja rias.

“Tidak, ini tidak mungkin,” bisik Lucas dengan mata membulat sempurna melihat tubuhnya sendiri terpampang di depan cermin. Di cermin itu terpampang jelas tubuh gadis cantik yang menatap terkejut.

Lucas menggeleng tidak percaya dengan semua yang di lihatnya, beberapa kali Lucas menampar hingga memukul wajah itu untuk memastikan jika semua hanya sebatas mimpi.

Tapi ini bukan mimpi, ini benar-benar nyata.

Lucas berada dalam tubuh seorang gadis.

***

Suara para pekerja di luar kamar terdengar sayup-sayu mengganggu tidur nyenyak Alexa. Mau tidak mau akhirnya Alexa harus segera bangun sebelum Connor memanggilnya dan menceramahinya atas kejadian semalam.

Alexa mengendus, mencium bau maskulin khas pria melekat kuat di guling yang di peluknya. Dengan mata setengah terpejam Alexa mulai menggeliat di bawah selimut, gadis itu duduk hanya untuk diam dan menelaah melihat tempat asing di sekitarnya.

“Aku di mana?” tanya Alexa kebingungan.

Dalam seperkian detik, Alexa segera berdiri di atas ranjang, melihat ke sekeliling ruangan. Gadis itu kembali terpaku bingung bercampur kaget, tiba-tiba Alexa menjerit.

 “Ayahh” Alexa melompat dari ranjang dan berlari ketakutan karena melihat bayangan laki-laki tampan di jendela.

Alexa berlari pergi ke kamar mandi dan berdiri di depan cermin untuk melihat lebih jelas siapa yang berada di bayangan sana.

“Dadaku”  Alexa meraba dadanya yang kini menjadi keras dan perutnya yang berotot.

“Ini” tangan Alexa menyentuh sesuatu di selangkangnya merasakan sesuatu yang menonjol di balik celana, Alexa mengerjap kaget hingga tidak bisa berkata-kata dalam waktu beberapa detik.

Tiba-tiba Alexa tertawa terbahak-bahak. "Ini pasti mimpi," ucapnya berusaha bersikap santai dalam mengatasi keadaan aneh yang di alaminya saat ini.

Tawa Alexa perlahan menghilang begitu pantulan di cermin tetap memperlihatkan wajah seorang pria.

“Tapi, tunggu” Alexa kembali melihat dirinya di cermin, melihat wajah tampan seseorang yang kembali muncul di pandangannya.

“Ini mimpi kan?” Bisik Alexa bertanya pada dirinya sendiri.

Alexa menelan salivanya dengan kesulitan, gadis itu memberanikan diri untuk mencubit perutnya sendiri dengan keras untuk memastikan kebenaran.

Rasa sakit yang di rasakan Alexa membuat gadis itu mulai tersadar jika sebenarnya ini bukan mimpi.

Alexa langsung berlari keluar kamar asing itu dengan mata berkaca-kaca, kakinya bergerak cepat melewati para pelayan yang pengawalyang menatapnya bingung.

“Di mana pintu keluarnya?” teriak Alexa pada seseorang.

Salah satu pengawal menunjuk dengan gugup ketakutan, sekaligus bingung.

Baru beberapa langkah Alexa berlari dan belum menjangkau pintu.

Brak!

Pintu di depan Alexa terbuka karena tendangan keras. Di ambang pintu, tepat di depan Alexa ada LuXa (Lucas dalam tubuh Alexa) tengah bernapas tersenggal-senggal dan masih mengenakan gaun tidurnya.

Alecas (Alexa dalam tubuh Lucas) kembali menutup mulutnya tidak percaya, melihat tubuhnya sendiri yang di gerakan orang lain. Alecas melangkah mendekat dengan ketakutan.

Kedua saling berhadapan saling menatap tidak percaya.

Plak!

Satu tamparan keras LuXa layangkan di wajah tampan Lucas.

“Sakit tahu,” rengek Alecas tiba-tiba, matanya berkaca-kaca hampir menangis menahan panas berdenyut di pipinya karena mendapatkan tamparan keras.

Semua pengawal yang ada di belakang tercengang, beberapa pelayan yang bekerja sampai menjatuhkan kemoceng dan barang yang mereka pegang.

Sosok Lucas, tuannya yang dingin dan menakutkan, tengah merengek karena tamparan gadis kecil. Sulit di percaya!.

“Apa yang terjadi dengan tubuhku?” tanya Aleca tampak ketakutan.

LuXa diam membisu menatap horror, Lucas masih tidak percaya jika kini jiwanya sedang terjebak dalam tubuh seorang perempuan.

“Ini nyata kan?” tanya Alecas seraya meraih tubuhnya dan menyentuhnya untuk memastikan apa yang terjadi sekarang bukanlah mimipi apalagi hayalan.

“Ini nyata. Dadaku,” Alecas menangis sambil meremas dada LuXa, lalu mengangkat gaun yang di kenakan LuXa dan menelitinya dengan seksama.

Semuanya orang yang melihat langsung berdeham salah tingkah, mereka balik badan dan terbirit-birit pergi kabur ketakutan karena sikap aneh tuannya.

“Apa yang terjadi?” Rengekan itu keluar lagi dari mulut Lucas berjiwa Alexa.

“Jangan melakukan itu dengan wajahku,” geram LuXa penuh ancaman, dia tidak terima wajah tampan dan dingin penuh wibawa itu kini menjadi tampang menyedihkan.

“Ikut aku!” LuXa menyeret pergi Alecas menuju suatu tempat.

To Be Continued..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status