Share

Berubahnya Istri Bodoh sang CEO
Berubahnya Istri Bodoh sang CEO
Penulis: Nadira Dewy

Bab 0001

"Arrgh!" lenguh Herrien Gozel yang baru terbangun dari tidur panjangnya setelah empat bulan dinyatakan koma.

Wanita 23 tahun itu benar-benar tidak bisa menahan tubuhnya yang terasa begitu tidak jelas kala matanya terbuka. Rasanya, ia seperti kehilangan energi dan juga gemetaran saat mengangkat tangannya untuk dia lihat.

Gozel kembali teringat ketika mengalami kecelakaan yang cukup parah. Mungkin, ini adalah teguran untuknya yang sejak muda begitu terobsesi untuk menikah dengan Rodez Horrison, pria tampan yang adalah kekasih sepupunya sendiri.

Segala macam cara dia lakukan untuk bisa menikahi Rodez. Ia bahkan tidak perduli bagaimana perasaan Jeceline, sang sepupu sewaktu memasukkan obat perangsang di minuman Rodez saat pesta perayaan keluarga, sehingga pria itu kesulitan menahan diri ke kamar dan berakhir menghabiskan malam panas bersama Gozel.

Semua terjadi begitu cepat.

Gozel menikahi Rodez. Namun sayangnya, itu adalah awal neraka bagi Gozel.

Ia merasa keluarganya tidak menyayangi Gozel karena membela Jeceline yang dua kali mencoba untuk bunuh diri. Perlahan, hubungan keluarga mereka merenggang.

Di sisi lain, Rodez dan keluarganya jelas tak menyukai Gozel sama sekali.

Mereka menganggapnya wanita bodoh yang terlalu posesif--tak bisa membiarkan Rodez dekat dengan klien wanita.

Bahkan, Gozel juga pernah marah tak terkontrol saat Rodez pergi dengan sekretarisnya, hingga menuduh suaminya sendiri seorang homo.

Ia juga cemburu buta hanya karena Rodez seharian mengantarkan adiknya ke sesuatu tempat.

"Sialan! Sepertinya kecelakaan waktu itu membuat otakku sedikit pintar."

Gozel menghela nafasnya, dia benar-benar tidak memiliki tenaga sama sekali jadi dia putuskan untuk sebentar saja dulu berbaring menatap langit-langit rumah sakit yang kosong.

Melihat ruangan yang dia gunakan, sepertinya dia berada di kelas satu yang artinya keluarga suaminya sedikit memperdulikannya.

Meski rasanya kesal dan sedih karena begitu dia sadar tak ada satupun keluarga yang ada di sana, Gozel hanya bisa diam menelan saja kekecewaan itu seorang diri.

"Sudah segila ini aku bertindak, rasanya aku tidak akan memiliki tujuan lagi. Mereka pasti sangat bahagia aku berada di tempat ini kan? Mereka pasti mendoakan kematian ku pagi, siang, dan malam. Sungguh sayang sekali karena pada akhirnya aku masih bisa bangun."

Tak lama kemudian datanglah seorang perawat, dia benar-benar terkejut melihat Gozel yang sudah terbangun.

Segera dia menekan tombol agar Dokter yang menangani Gozel selama ini segera datang untuk memeriksa dengan detail kondisi Gozel.

"Nona, aku akan bantu nona untuk megambil posisi duduk ya? Ngomong-ngomong sejak kapan nona tersadar?" tanya perawat itu.

Sungguh, Gozel tidak pernah melihat orang yang begitu mengkhawatirkan dirinya seperti perawat itu selama dia menjadi istrinya Rodez.

"Mungkin sekitar dua jam yang lalu."

Perawat itu seketika tersenyum dengan lega.

Sebelumnya, dokter mengatakan kalau kemungkinan besar Gozel tidak akan bangun dari koma dan hanya tinggal menunggu waktu saja.

Toh, detak jantung Gozel juga ada karena alat bantu yang terpasang di tubuhnya.

"Suami Anda datang kemarin pagi, Nona. Tapi tidak tahu kenapa dia tidak datang hari ini."

Gozel tidak menjawab. Ia hanya tersenyum kelu. Tentu saja, dia tahu karena selama koma, dia mendengar ucapan semua orang di sekitarnya.

Dia mendengar bagaimana keluarga suaminya begitu menginginkan kematian Gozel.

Rodez, pria itu memang tidak pernah mengatakan kalimat serupa, tapi apa yang dia katakan kemarin membuat Gozel tersadar bahwa selama ini dia mencintai sosok yang sebenarnya fana untuk hatinya.

"Tentu saja dia tidak akan datang, dia sedang melakukan sesuatu yang penting hari ini," ucap Gozel tenang.

Perawat itu sontak mengeryit bingung. Dalam hati, dia bertanya apakah benar jika orang koma sejatinya maka bisa mendengar suara yang ada di dekatnya?

"Apa aku boleh meminta tolong padamu?" tanya Gozel membuat perawat itu sontak mengangguk.

"Tolong jangan menghubungi siapapun, jangan beritahu jika aku sudah bangun. Lalu, bagaimana dengan biaya rumah sakitnya?" Gozel menghela nafas lesu, bagaimanapun jelas biaya rumah sakit sangat mahal kan?

"Setahu saya biaya rumah sakit terhubung langsung dengan sektretaris suami anda, rumah sakit selalu menerima pembayaran di tanggal yang sama setiap bulannya." Gozel menghela nafasnya, yah setidaknya dia tidak perlu memusingkan biaya rumah sakit yang pasti sangat mahal bukan?

"Baiklah, terimakasih banyak informasi nya. Juga tolong penuhi permintaan ku untuk jangan memberi kabar kepada keluargaku."

"Baik." Setelah itu Gozel bersama perawat dan Dokter melakukan berbagai pemeriksaan detail untuk mengetahui kondisi tubuh Gozel setelah tersadar dari koma.

Semua organ dalam mulai bekerja dengan baik, hanya tinggal tubuh Gozel saja yang lemas dan membutuhkan waktu beberapa hari untuk pulih.

*****

Empat hari waktu yang di gunakan oleh Gozel untuk memulihkan tubuhnya, meski Dokter menyarankan untuk satu Minggu lagi, tapi Gozel benar-benar menolak keras dan mengatakan jika dia baik-baik saja.

Gozel tak memiliki pakaian ganti, tapi untunglah perawat yang selama ini membelikan satu dress berwarna krim untuk Gozel gunakan. Bagaimanapun perawat itu juga banyak mendapatkan keuntungan karena merawat Gozel jadi tidak ada salahnya sedikit saja membelikan Gozel dress yang harganya tidak mahal.

Dengan selembar uang yang di berikan perawat akhirnya Gozel memutuskan untuk keluar dari ruang sakit, menggunakan taksi untuk menuju ke sebuah rumah besar yang adalah rumah suami serta keluarganya. Apa yang akan terjadi nanti tentu saja Gozel sudah akan bersiap dengan sepenuh hati.

Satu jam empat puluh menit, Gozel sampai di gerbang utama rumah itu. Tentu saja penjaga yang melihatnya amanat terkejut, tapi mendengar Gozel mengatakan kata, 'buka!' Penjaga itu dengan cepat mengangguk dan membuka gerbang utama. Selama ini Gozel selalu menggunakan riasan wajah yang cukup tebal jadi penjaga juga agak ragu mengenali Gozel, di tambah yang dia tahu kan Gozel sedang koma di rumah sakit.

Gozel kembali menjalankan kakinya, dan begitu dia sampai di depan rumah dan melihat Rodez menyeret dua koper besar bersama Jeceline serta keluarganya keluar dari pintu seolah ingin mengatakan Rodez dan Jeceline, Gozel mengejutkan langkahnya.

Rodez juga yang lain benar-benar terlihat sangat terkejut melihat Gozel berdiri di depan rumah tanpa ekspresi.

"Wah, kalian akan pergi bulan madu, kah?" Gozel tersenyum menatap Rodez dan juga Jeceline yang masih membeku tak percaya dengan apa yang dia lihat.
Komen (1)
goodnovel comment avatar
YuLy S'marie
seru kyk nya baru baca prolog nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status