Share

Bab 0002

"Kau, kenapa kau di sini? Bukankah kau koma dan Dokter juga mengatakan kemungkinan besar kau tidak akan bangun?!" Kalimat menyakitkan seolah yang dia harapkan adalah kematian Gozel keluar dengan tegas dari mulut adiknya Rodez. Gadis itu tentu saja memiliki kebencian yang menggunung kepada Gozel mengingat bagiamana Gozel menyakiti hatinya, menuduh dengan sesuka hati.

Jeceline sejak tadi hanya bisa terdiam dalam keterkejutan, dia tidak tahu harus bagaimana tapi dia juga kesal luar biasa karena Gozel kembali hidup. Padahal dia sudah memimpikan hari demi hari yang akan dia habiskan bersama dengan Rodez, dia memimpikan segala hal dengan bahagia jadi kehadiran Gozel kembali seperti penghancur dari segala mimpinya.

"Kenapa pihak rumah sakit tidak menghubungiku kalau kau sudah sadar?" Rodez menatap Gozel dengan ekspresinya yang tak dapat Gozel artikan. Gozel menghela nafasnya, andai saja dia masih Gozel yang sebelumnya, maka yang akan di lakukan Gozel adalah, berlari ke arah Rodez, memeluknya erat-erat, dan meminta Rodez agar tidak pergi, membatalkan pernikahan dengan Jeceline. Yah, pernikahan mereka tentu saja ilegal karena Rodez masih tercatat sebagai suami dari Gozel.

"Aku yang meminta rumah sakit untuk tidak memberitahu sekretaris mu. Sebenarnya aku sedikit kecewa karena segala sesuatu tentangku selalu di hubungkan dengan sekretarismu. Sepertinya aku hampir mengira kalau dia adalah suamiku." Gozel membuang nafas kasarnya, menatap Rodez dengan senyum yang mengembang sempurna.

"Baiklah, aku tidak akan mengganggu lagi. Aku datang untuk mengambil beberapa barang penting dan pergi." Gozel menjalankan kakinya dengan pelan karena untuk berjalan setelah melihat Jeceline dan Rodez rasanya dia hampir kehilangan seluruh energi yang tersimpan dalam tubuhnya.

Rodez mulai membuka mulutnya, dia ingin menjawab ucapan Gozel tapi tak dia lanjutkan saat Gozel mulai melangkah maju. Rodez tadinya ingin meminta waktu sebentar agar mereka bisa bicara, dan begitu dia melihat ke arah Gozel, Gozel terlihat sangat pucat dan berkeringat dingin cukup banyak. Gozel terlihat lemas tiba-tiba, jadi dengan segera Rodez berlari mendekati Gozel untuk menahan tubuhnya. Sungguh itu tepat sekali, Rodez datang benar-benar tepat sehingga tubuh Gozel tidak jatuh ke membentur lantai. Semua keluarga hanya bisa menatap terkejut, tapi juga tidak menyukai apa yang dia lihat.

Jeceline tak mengatakan apapun, tapi dia terlihat sangat marah dan cemburu, tangannya meremas kain dress yang dia gunakan hingga seluruh tubuhnya gemetar.

Rodez membopong tubuh Gozel, membawanya dengan segera ke kamar yang dulu digunakan Rodez dan Gozel untuk tidur, lalu segera menghubungi Dokter untuk datang. Setelah selesai menghubungi Dokter, Rodez duduk di sisi tempat tidur, menatap Gozel yang kini benar-benar tak sadarkan diri. Rasanya seperti tidak bisa di percaya kalau akan melihat Gozel terbangun, tapi melihat bagaimana Gozel memberikan ekspresi saat melihat Rodez dan Jeceline tadi, Gozel benar-benar berubah menjadi orang lain. Rodez mengangkat satu tangan Gozel, melihat ke sisi lengannya dan masih ada tato nama Rodez dan Gozel di sana yang artinya wanita itu benar-benar adalah Gozel.

"Aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa sekarang. Sikapmu yang berlebihan dalam menyikapi segala hal, sepertinya akan terjadi perdebatan besar dan panjang." Rodez berniat mengusap wajah Gozel, tapi kembali dia menarik tangannya dan membatalkan niatnya itu.

Beberapa saat kemudian, dokter pun tiba dan segera memeriksa kondisinya.

"Nona Gozel belum lama tersadar dari koma, sebenarnya butuh waktu sekitar satu atau dua bulan penuh untuk memulihkan tubuhnya. Saya sudah memberikan nasehat ini saat Nona Gozel memaksa untuk keluar dari rumah sakit. Tapi harus saya akui, keinginan untuk pulih Nona Gozel amat besar sehingga empat hari saja dia bisa sekuat ini." Rodez terdiam sebentar, sudah empat hari masa memulihkan tubuh, artinya Gozel sudah bangun lima hari yang lalu kan? Rodez menatap Gozel yang masih belum sadarkan diri. Sebenarnya apa yang sedang di pikirkan Gozel hingga melakukan hal yang jelas merugikan dirinya? Apa karena dia tahu bahwa Rodez menikahi Jeceline sehingga dia buru-buru untuk datang dan melakukan hal yang sama seperti dulu yaitu, mengancam Jeceline untuk menjauh dari Rodez?

"Apakah pingsan ini akan membuat dia koma lagi?" tanya Rodez khawatir.

"Tidak, dia akan bangun saat tubuhnya membaik nanti. Energinya benar-benar sudah terkuras habis untuk menuju tempat ini, di tambah mungkin dia mendapatkan sesuatu yang membuat dirinya harus menahan segala perasaan, membuat otaknya terus mencoba untuk menekan dan menahan diri sehingga energi di tubuhnya langsung habis begitu saja."

Rodez tak lagi ingin bicara, entah akan jadi seperti apa kehidupannya nanti, intinya dia memang harus menunggu Gozel pulih lebih dulu baru membicarakan tentang langkah yang akan di ambil nanti mengenai hubungan mereka.

Melihat Gozel yang masih belum akan bangun, Rodez memutuskan untuk keluar dari kamar dan bergabung dengan semua anggota keluarganya. Begitu dia sampai di ruang keluarga, ternyata semua sedang berkumpul di sana menunggu Rodez keluar.

"Bagiamana kau akan menyikapi ini, Rodez?" tanya Nyonya Silvia yang adalah Ibunya Rodez sendiri.

Rodez mengambil posisi untuk duduk, sebentar menghela nafas sebelum dia menjawab pertanyaan Ibunya.

"Tentu saja aku tidak bisa mengelak, Ibu. Pernikahan ku dengan Gozel adalah pernikahan yang legal. Tapi aku juga tidak bisa memaksa Gozel karena kondisi Gozel sedang tidak baik kalau untuk di tekan."

Jeceline benar-benar sangat kecewa dengan apa yang di katakan oleh Rodez. Dia hanya bisa diam menahan air matanya membuat semua anggota keluarga menatapnya dengan perasaan melas.

"Jeceline, aku minta maaf karena sepertinya bulan madu ini harus di batalkan," ucap Rodez tanpa ekspresi.

"Rodez!" bentak Ibunya Rodez yang tak bisa menerima keputusan putranya itu.

Rodez membuang nafasnya, menatap Ibunya dengan tatapan memohon.

"Ibu, tolong mengertilah."

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status