Share

Keluar dari Mulut Harimau Masuk ke Mulut Buaya

“Dari mana kamu tahu namaku?” tanya pengemudi itu yang tak lain Alby Allister.

Mina terdiam. Dia masih ingat wajah pria tampan yang salah masuk kamar rawat inapnya waktu itu. Bahkan Mina tidak lupa hanya Alby yang bisa membaca isyarat minta tolong yang dikirimkan Mina lewat matanya. Hanya saja Mina kebingungan menjelaskan di mana dia mengenalnya. Karena kejadian yang dialami itu di kehidupan yang berbeda.

“Kamu belum menjawab pertanyaanku, Nona?” Alby menginterupsi lamunan Mina.

Mina tersenyum meringis sambil mengintip dari balik jendela tentang aktivitas anak buah ayahnya di luar sana. Dia masih duduk jongkok di belakang kursi Alby dan tak berani duduk dengan normal di kursi belakang. Alby melihat reaksi Mina dan ikut melihat keluar jendela.

“Kamu bermasalah dengan orang-orang itu?” tanya Alby.

Mina belum menjawab hanya meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.  

“Baik, kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaanku. Aku akan panggil mereka agar membawamu pergi.”

Alby berdecak dan bersiap hendak keluar. Mina langsung memelotot dan menarik tangan Alby agar tidak melakukan hal itu.

“Tolong, jangan lakukan itu. Kamu tidak tahu apa yang sedang aku hadapi saat ini. Ini persoalan hidup seseorang.”

Alby mengernyitkan alis dan menatap dengan penuh penasaran ke arah Mina. Mina tersenyum lagi sambil merapikan rambut coklatnya.

“Aku akan menjelaskan semuanya padamu, tapi bawa aku pergi dari sini dulu,” pinta Mina.

Alby terdiam dan hanya menatap Mina dengan tajam. Mina menghela napas dan tahu kalau Alby sama sekali tidak percaya dengan ucapannya.

“Percayalah kamu sudah pernah menolongku sebelumnya dan aku yakin kali ini kamu akan melakukannya lagi.”

Alby semakin bingung dan mengernyitkan alis. Mina tahu ucapannya membuat pria tampan di depan ini semakin penasaran. Kemudian Mina teringat sesuatu dan langsung tersenyum.

“Aku harap kesehatan kakekmu baik-baik saja, jangan sampai dia terkena serangan jantung lagi.”

“HeI!!! Kenapa kamu bisa tahu kalau kakekku pernah terkena serangan jantung?”

Mina tersenyum. “Kalau kamu ingin tahu lebih banyak. Cepat pergi dari sini!!!”

Sepertinya Alby mempertimbangkan ucapan Mina kali ini. Dia sudah membalikkan tubuh, memasang seat belt kemudian mulai menyalakan mobil dan pergi dari parkiran hotel itu. Mina menghela napas lega sambil berulang mengurut dadanya. Dia sudah duduk normal di kursi belakang dan kini Alby sedang melihatnya dengan tatapan tak suka melalui kaca spion.

Mina tahu reaksi Alby, ia gegas berpindah tempat dan duduk di sebelah Alby dengan melompat. Mina meringis sambil tersenyum ke arah Alby dan memasang seat belt-nya dengan benar. Alby hanya melihat dengan sudut matanya sambil terus fokus mengemudi.

“Kapan kamu akan bercerita?” Alby menagih janji Mina.

Mina tersenyum sambil melirik ke arah Alby. “Kamu ingin aku bercerita dari mana?”

“Katakan saja dari mana kamu tahu namaku!!”

Mina terdiam. Manik matanya sedang berputar seakan sedang mencari jawaban dari pertanyaan Alby. Kemudian entah mengapa Mina sudah tersenyum kembali.

“Aku tahu dari kakekmu. Aku bertemu dengan beliau di rumah sakit.” Mina mengawali ceritanya dengan kebohongan. Setidaknya dia sudah bicara jujur mengenai pertemuan mereka.

Alby mengernyitkan alis dengan mata yang terus fokus ke depan. “Kakek? Apa yang dia katakan?”

“Eng ... dia tidak bilang apa-apa. Hanya bilang kalau punya cucu yang baik dan tampan bernama Alby Allister.” Mina berusaha meneruskan kebohongannya.

Alby hanya diam sambil menganggukkan kepala. Mina tidak tahu arti gestur tubuh Alby saat ini, dia percaya atau malah sebaliknya dengan cerita Mina.

“Berarti kamu mengenal kakekku?” Mina mengangguk sambil tersenyum manis. Dia lupa kalau gestur tubuhnya ini awal dari malapetaka yang akan mengancamnya.

Alby ikut menganggukkan kepala kemudian melihat Mina dengan sudut matanya. Mina sendiri tidak tahu apa arti tatapan Alby padanya.

“Baik. Kalau begitu siapa nama kakekku?”

Seketika Mina terdiam membisu. Bibirnya terkatup rapat, matanya juga terus mengerjap sambil menatap tajam ke arah Alby. Dia tidak menyangka Alby akan bertanya seperti itu padanya. Bodohnya lagi Mina tidak mencari tahu dulu informasi tentang Alby lebih dalam. Namun, bagaimana mungkin. Pertemuannya dengan Alby ini pun sama sekali tidak terduga. Seakan Tuhan sedang merencanakan takdir baru untuknya.

“Kenapa diam? Katamu kenal dengan kakekku.” Alby kembali bertanya, kini dengan menaikkan sedikit lebih tinggi nada suaranya. Terlihat sekali kalau pria di sebelahnya ini marah pada Mina.

Mina belum menjawab dan sama sekali tidak berani melihat ke arah Alby. Dia menyesali kebodohannya, harusnya dia mengarang cerita lain tadi. Namun, kalau sudah begitu Alby pasti curiga jika Mina meralat ceritanya.

“Kamu lihat mobil sedan hitam di belakang kita?” Tiba-tiba Alby bersuara kembali. Mina membalikkan badan dan melihat ke arah belakang mobil. Lalu menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Alby.

“Sejak keluar hotel tadi, sedan itu mengikuti kita dan sepertinya dia tahu kamu bersembunyi di mobilku.”

Mina terbelalak dan kini menatap Alby dengan ketakutan. Alby terlihat senang melihat ekspresi Mina bahkan terukir sebuah seringai aneh di raut tampannya.

“Jadi katakan terus terang siapa kamu sebenarnya!!! Atau aku akan menurunkanmu dan menyerahkan ke mobil di belakang.”

Mina langsung menggelengkan kepala dengan cepat sementara tangannya menyentuh lengan Alby yang sibuk mengganti gigi persneling.

“Tolong ... jangan lakukan itu!!! Aku tidak mau mereka menangkapku. Aku mohon ... . Aku bisa mati kalau mereka menangkapku bahkan bukan aku saja. Ayahku juga bisa mati karenanya.” Mina sudah meracau dan tentu saja ucapannya itu membuat Alby bingung.

Alby menghentikan mobilnya di lampu merah dan kini melihat Mina dengan seksama. Mina hanya diam dan menundukkan kepala. Terlihat sekali kalau dia sedang gelisah, banyak hal yang kini harus dia jelaskan ke Alby. Mina hanya berharap pria di depannya ini mau menolong.

“Aku ... aku kabur dari pernikahanku. Aku dijodohkan dan aku tidak mau. Aku tidak suka calon suamiku. Dia jahat dan sudah bersengkongkol dengan ibu tiriku. Aku tahu niat jahat mereka. Itu sebabnya aku lari.”

Alby hanya diam sambil menatap Mina dengan tajam. Mina menghela napas panjang kemudian mengangkat jari tengah dan telunjuknya seperti layaknya orang bersumpah.

“Aku tidak bohong, Alby. Sumpah!!!”

Mina menatap Alby dengan sungguh-sungguh dan pria tampan itu bergegas memalingkan wajahnya kemudian mulai menjalankan mobilnya lagi. Mereka sama-sama terdiam, sesekali Mina melihat ke arah belakang untuk memastikan mobil di belakang masih mengikutinya atau tidak.

“Lalu siapa namamu? Dari tadi kamu belum menyebut namamu?” Alby kembali bersuara dan lebih lembut dari sebelumnya.

Mina menghela napas lega. Dia berasumsi kalau Alby percaya dengan ceritanya dan mau menolongnya kali ini.

“Aku Mina. Mina Namari.”

Alby hanya mengangguk sambil kembali melihat Mina dengan sudut matanya. “Bagus, aku suka namamu juga ... tubuhmu.”

Mina terperangah kaget saat mendengar bagian akhir kalimat Alby barusan. Ia kembali menoleh ke arah Alby dan Alby seakan tahu kalau gadis yang duduk di sebelahnya ini menunggu kelanjutan kalimatnya.

“Karena aku sudah menolongmu, maka kini giliran kamu membantuku.”

“Memang bantuan apa yang kamu butuhkan?”

Alby tersenyum menyeringai sambil menoleh ke arah Mina. Mata pekat pria tampan itu kini sedang memindai tubuh Mina dan Mina menjadi risih karenanya. Spontan dia menyilangkan tangan di depan dada. Alby langsung terkekeh melihat ulah Mina itu.

“Pertama, lepas dulu bajumu ... aku tidak suka.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status