Share

Between You, Her And Our Baby
Between You, Her And Our Baby
Penulis: Ellakor

PROLOG

Tokyo, salah satu kota modern yang tidak pernah tidur karena keramaiannya meski di malam hari sekalipun. Di dalam Tokyo Dome … sebuah stadion bisbol yang berada di Bunkyo, menjadi pusat keramaian malam ini. Dari luar, terlihat lampu yang menyorot terang sangat mampu memanjakan indera penglihatan siapa pun yang menatapnya. Namun, jika masuk ke bangunan menyerupai telur raksasa itu maka akan terlihat kemeriahan yang sesungguhnya. Tribun penonton berkapasitas 55.000, kini tengah dipenuhi oleh orang-orang yang sedang memegang ponsel yang sengaja dibiarkan menyala, mereka mengangkat ponsel tinggi di udara seraya menggoyang-goyangkannya mengikuti irama musik yang sedang mengalun. Semua lampu dimatikan sehingga cahaya dari layar ponsel yang menyala ibarat lampu hias yang sangat indah dipandang mata.

Tepat di area tengah, terdapat sebuah panggung berukuran besar. Sebuah panggung di mana berbagai jenis lampu sorot tengah bersinar dengan terang. Berdiri di atas panggung megah itu empat orang pria yang sedang memainkan alat musik masing-masing. Empat pria yang tidak lain merupakan personil group band bergenre pop rock yang tengah naik daun di Jepang, Black Shaddow.

Perhatian semua penonton tertuju pada keempat pria itu. Pada Okamoto Shuji … Bassis yang terlihat menawan dan menggoda karena dengan sengaja tampil bertelanjang dada, suara teriakan dari para penonton seketika membahana setiap pria itu memamerkan kemampuannya bermain bass seraya melompat-lompat di atas panggung. Pria yang berdiri di samping kiri Shuji merupakan sang gitaris, Tanaka Kenji. Pria berkumis itu kerap kali melakukan atraksi dengan bermain akustik di pertengahan lagu, kemampuan yang memukau karena selalu berhasil membuat para penonton berteriak histeris menyaksikan performanya.

Beralih pada sosok pria yang duduk di belakang drum, tidak salah lagi merupakan Kobayashi Ito, sang drummer berambut gondrong sebahu dengan kemampuan bermain drum-nya yang tak perlu diragukan lagi. Akan tetapi dari semua personil, tentu saja pria itu yang paling populer. Satu-satunya sosok yang terlihat menguasai panggung karena dia kerap kali berlari-lari untuk menyapa para penonton. Pria berparas tampan dengan suara khas yang terdengar sedikit serak tapi seksi merupakan sang vokalis Black Shaddow, Nakagawa Eiji.

Sebuah lagu berjudul ‘We Are’ tengah mengalun di dalam stadion. Lagu yang cukup populer karena pernah dinyanyikan salah satu band legendaris di negara matahari terbit, kini sedang dibawakan oleh Eiji. Malam ini merupakan konser perdana Black Shaddow di panggung megah sekelas Tokyo Dome. Meskipun Black Shaddow tergolong group band yang masih baru karena berdiri sekitar dua tahun yang lalu. Namun, keberadaan mereka sudah diakui seantero masyarakat Jepang. Semua penonton yang hadir di Tokyo Dome malam ini tidak lain merupakan penggemar berat mereka.

Lagu bergenre rock itu kini tengah dilantunkan oleh Eiji, “When you're standing on the edge. So young and hopeless. Got demons in your head.”

Ingin mengajak para penonton bernyanyi bersamanya, Eiji dengan sengaja mengarahkan mic ke arah para penonton. Sehingga dengan serempak semua penonton menyanyikan lirik selanjutnya.

We are, we are

Semua penonton terhanyut dalam alunan lagu. Tubuh mereka bergerak, sesekali melompat-lompat dengan mulut yang mengikuti lirik yang sedang dinyanyikan oleh Eiji.

Kemeriahan yang sama dirasakan di tribun khusus penonton VIP. Dua gadis sedang ikut menikmati suara Eiji yang berhasil menghipnotis mereka. Mereka bernyanyi mengikuti lirik yang dinyanyikan Eiji, tetapi saat intro musik berlangsung salah satu gadis mengutarakan kekagumannya dengan antusias. “Kau lihat itu, Izumi? Penampilan mereka luar biasa.” Nishimura Yuko berujar dengan penuh semangat, terlihat kagum pada performa Black Shaddow yang sangat menakjubkan di atas panggung.

“Benar. Mereka sangat hebat,” sahut Endoo Izumi seraya mengutarakan persetujuannya dengan anggukan kepala. Kedua gadis yang seumuran karena tahun ini sama-sama menginjak usia 21 tahun itu saling berpegangan tangan sembari tersenyum lebar.

“Setelah konser ini selesai, kita akan menemuinya. Aku sudah tidak sabar ingin mengucapkan selamat pada mereka. Kau juga ikut bersamaku ya, Izumi?”

Gadis bernama Izumi terlihat tertegun, hanya diam membisu tanpa mengeluarkan suara sepatah kata pun. Sebuah reaksi yang mengundang kebingungan Yuko karena ucapannya tak ditanggapi sang pembantu yang sudah dia anggap sebagai teman dekatnya.

Yuko sedikit menyenggol lengan Izumi, “Hei, kenapa diam? Kau ikut denganku ya mengucapkan selamat pada Eiji nanti? Aku yakin Eiji sangat senang karena impiannya bisa mengadakan konser tunggal di Tokyo Dome akhirnya bisa terwujud. Kita harus merayakannya, bukan?”

Izumi tersenyum kecil, “Itu benar, Nona. Tapi aku pikir lebih baik kalian berdua saja yang merayakannya. Aku tidak perlu ikut.”

“Ck, kau ini bicara apa? Tentu saja kau juga harus ikut. Aku tidak menerima penolakan ya, kau harus ikut bersama kami setelah konser ini selesai.”

Izumi meringis, sama sekali tidak terkejut dengan sifat Yuko yang memang pemaksa, bukan pertama kalinya dia dipaksa gadis itu untuk mengikuti keinginannya. Hanya saja bukan tanpa alasan Izumi enggan untuk bergabung dengan pasangan kekasih itu. Ya, ada alasan yang membuat dia tidak ingin melihat kemesraan Yuko dan Eiji yang mau tak mau harus dia saksikan jika ikut bersama mereka. Sayangnya, Izumi tidak memiliki pilihan selain mengikuti keinginan sang majikan yang sudah begitu baik mengajaknya untuk menonton konser luar biasa ini.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Upi1612
Baru satu chapter udah ketagihan wkwk lanjut dulu deh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status