Seth menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Ia sedang sibuk dengan pergulatan di otaknya. Ia sendiri tidak sadar akan gerakan tangannya itu.Sebelumnya, ia sudah menjelaskan semuanya kepada Tim Elite. Ia menjelaskan apa yang dibahas dirinya dengan Klaus sebelumnya. Ia juga memberi tahu fakta bahwa selama ini Tyra “hadir” dalam rapat di rumah Arias.Koin-koin yang sebelumnya Elite dapatkan dari Yasle itu sudah diberikan ke Laboratorium Escalera untuk diteliti. Sepertinya, Tyra juga tidak bisa menerima informasi lagi dari koin—mengingat energi tidak akan bertahan lama jika disimpan di benda mati. Prinsip koin itu mirip dengan ceodrin—menyimpan energi. Namun, ceodrin adalah perangkat yang dirancang khusus. Berbeda dengan koin yang hanya menjadi sebuah media.Setelah sudah membeberkan semua informasi yang didapatkan, Seth pun menugaskan ketiga rekannya untuk fokus ke Amy saja. Seth sendiri ingin menyelidiki lebih dalam mengenai Tyra. Jika Klaus sudah keluar dari penjara
Bosley sontak memukul belakang kepala anaknya itu.“Kenapa?!” Eugene tidak terima dengan perlakuan ayahnya.“Kau pikir ini main-main?!” tanya Bosley. Nada bicaranya sama seperti anaknya.“Paman,” panggil Nyridia. Ia ingin mengganti topik karena tidak suka dengan keributan antara ayah dan anak. “Apa Paman bisa membebaskan Klaus?”“Sampai ia memberikan alasannya, aku takkan membebaskannya,” jawab Bosley.“Aku yang menyuruhnya,” ucap Seth.Semuanya menatap Seth. Tentu mereka tidak paham dengan maksud pria itu. Ia bahkan tidak pernah membicarakan soal ini sebelumnya.“Aku sudah pernah bilang kalau banyak yang harus aku sembunyikan. Aku bahkan tidak melaporkan tentang Amy Wing kepada Tuan Herreros. Aku memberi tahu ini ke Paman untuk meminta bantuan,” jelas Seth. “Sebenarnya, aku yang menyuruh Klaus ke sana untuk mencari jurnal mengenai Amy Wing. Seperti yang sudah kita ketahui, Tuan Ritchie sudah menyelidiki Blade sejak dulu.”Bosley menganggukkan kepalanya berkali-kali. “Jadi, itu alasan
Klaus keluar dari Soleclar hanya dalam beberapa hari. Perasaannya lega. Tetapi, dia juga merasa tidak nyaman. Ia merasa tidak adil jika hanya dirinya yang dibebaskan. Padahal, Tyra yang juga tidak bersalah itu masih ditahan.Tepat saat Klaus keluar dari ruang ganti, ia berpapasan dengan Seth yang baru saja keluar dari ruang interogasi. Kedua mata mereka yang saling bertemu itu terangkat di waktu yang bersamaan. Tidak ada yang tahu bahwa bisa ada kebetulan seperti ini.“Kau … sudah bebas, kan?” tanya Seth yang berjalan mendekati Klaus. Ia bertanya dengan hati-hati karena ia tidak tahu Jenderal Bosley sudah memberi keputusan atau belum.Klaus mengangguk.“Mau ikut?” tanya Seth tiba-tiba.“Ke?”“Tempat yang panas.”Klaus sontak mengerutkan dahi. Matanya yang tajam itu menatap tepat di pupil Seth.“Hei, jangan lihat aku seperti itu. Kau tahu soal ledakan kemarin dan ledakan waktu dua tahun lalu?” Seth menunjuk pedang yang ia simpan di pinggangnya—menjelaskan apa yang akan dilakukan. “Kita
“Apa kau sudah tahu tentang penjaga yang sempat menyerang Tyra?” tanya Seth.Klaus mengangguk. “Tyra sudah pernah menunjukkan orangnya padaku saat aku ditahan.”“Namanya Edberg. Dia tidak dikeluarkan, tapi dipindahkan ke sel pria. Tim Elite sudah memberi tahu Jenderal Bosley,” jelas Seth.Alis Klaus sedikit terangkat. “Semudah itu?”“Mengeluarkanmu dari penjara aja mudah, apalagi mengurus Edberg?”“Ah, benar juga,” jawab Klaus. “Apa yang kamu jelaskan ke Jenderal Bosley?”Seth menceritakan apa yang terjadi sebelumnya kepada Klaus. Ia menjelaskan bahwa ia mengaitkan masalah Amy dengan jurnal yang dimiliki Ritchie.“Tuan Ritchie memang memiliki jurnal mengenai perjalanan hidupnya. Sejujurnya, tidak ada yang tahu kebenaran tentang jurnal itu. Ada yang bilang bahwa sebenarnya itu bukan jurnal, tetapi sebuah buku sihir yang membuat dirinya menjadi sangat kuat. Katanya, hanya keturunannya yang bisa mengaktifkannya. Lalu, ada lagi yang bilang bahwa jurnal itu berisi tentang catatannya selama
Setelah sempat mampir di markas Tim Elite, Seth mendatangi kantor pusat untuk melaporkan kematian Amy Wing. Ia menceritakan kejadian lengkapnya kepada sang pemimpin. Ia juga menyebut Klaus yang berkontribusi pada pembunuhan itu.“Apa sudah dibuktikan bahwa Amy Wing adalah pelakunya?” tanya Herreros.Seth mengangguk. “Tyra sudah menjelaskan semuanya. Pelaku sebenarnya adalah Amy. Ada bukti yang kuat mengenai itu.”“Akhirnya Tyra membuka mulutnya, ya ….” Herreros menganggukkan kepalanya berkali-kali. “Lalu, mana buktinya?”Seth merogoh saku mantelnya. Kemudian, ia mengeluarkan sebuah kristal kecil dan menaruhnya di atas meja Herreros. Ia menggenggam kristal itu dan menyalurkan energi miliknya. Beberapa saat kemudian, muncul gambar yang bergerak di dalam kristal itu. Dari kelihatannya, ini merupakan putaran memori milik Tyra.Pada kristal itu memperlihatkan kejadian saat Amy melemparkan bola api dari atas langit. Sayapnya sesekali dikepakkan. Tyra yang menyaksikan itu pun berlari mendeka
“Itu ada Nyridia Lafelt di bawah.” Pilav menunjuk nama yang tertera di atas kertas.“Oh, iya. Kok aku bisa sampai terlewat, ya?”Percakapan antara dua perempuan itu diterima dengan jelas oleh telinga Arias. Suara khas mereka yang tidak pernah berubah itu membuat Arias tersenyum simpul. Ia mempercepat langkahnya supaya bisa bertemu dengan kedua sohibnya.“Kalian sedang apa?” tanya Arias ketika jaraknya sudah dekat dengan dua orang itu.“Oh, Arias!” seru Nyridia lalu memperlihatkan selembar kertas kepada Arias. “Kami baru saja mendapat jadwal pembagian untuk mengawas kantor pusat.”“Arias, apa kau ke sini untuk menerima misi?” tanya Pilav yang berada di sebelah Nyridia.“Iya,” jawab Arias. “Kabar Tim Elite bagaimana?”“Seperti biasa, sih. Tapi, kelihatannya Seth sangat sibuk akhir-akhir ini. Kau tahu dia kenapa?” Nyridia menatap Pilav.Pilav menggeleng. “Terakhir kali aku menemuinya, dia sedang sibuk menulis sesuatu di kertas. Kita juga sedang sibuk dengan misi individu dan jarang berte
Sesuai arahan dari Klaus, Tim Eria menghampiri sudut yang dimaksud sebelumnya. Setelah melewati beberapa pohon dan semak, terlihat seorang pemuda yang berlutut di depan seorang anak kecil yang menangis. Pemuda itu memiliki rambut coklat tua dan kulitnya sedikit gelap dibandingkan orang asli Escalera. Pakaiannya agak longgar dan terlihat dapat memberi keleluasaan dalam bergerak. Dari sepatu yang dikenakan dan pedang yang ada di punggungnya, dapat menunjukkan bahwa dirinya merupakan petarung.Semakin Tim Eria berjalan, perbincangan dua orang asing itu semakin terdengar.“Tidak boleh .…” Anak kecil itu menjawabnya sambil menangis.“Kalau begitu, sini barangnya, Nora.” Pemuda itu menjulurkan tangannya. Sesuai perintahnya, anak kecil yang bernama Nora itu menyerahkan sebuah kantong kain kepadanya.“Apa yang kau lakukan pada anak kecil itu?” tanya Feather yang sudah maju lebih dulu. “Kau mengambil barang miliknya dan membuatnya menangis?”Pemuda itu langsung berdiri dan menoleh ke arah si
Ravi mengantar Tim Eria menuju sebuah tempat. Jalur yang mereka injak itu sudah pernah mereka lalui sebelumnya. Rasanya seperti kembali ke titik awal. Kali ini, Ravi tidak menggunakan kekuatan anginnya. Ia berjalan biasa seperti manusia normal lainnya. Tidak seperti rekan-rekannya, Arias terlihat gelisah. Kepalanya terus digerakkan ke semua arah—seperti mencari sesuatu. Klaus yang berjalan di paling belakang pun menyadari hal itu. Ia mempercepat langkahnya hingga bisa menyusul Arias. “Ada apa?” tanya Klaus. Arias terkejut dengan kehadiran Klaus. Kemudian, ia menjelaskan, “Aku merasa ada energi yang tidak asing di sini. Awalnya, aku kira itu karena energi Ravi. Namun, di tempat ini rasanya semakin kuat.” “Apa itu membuatmu tidak nyaman?” tanya Klaus. Arias menggeleng dengan cepat. “Justru kebalikannya. Energi itu membuatku sangat nyaman.” “Kalau begitu, tidak apa-apa. Aku kira kau merasa kesakitan atau semacamnya,” jawab Klaus. “Tenang aja.” Arias tersenyum. “Kamu masih curiga pa