Share

Pertemuan Tanpa Diduga

Tit

Tit

Damar pulang tepat jam lima sore, Almira yang masih kesal tetap membuka kan pintu untuk Damar tetapi tanpa senyum ia berdiri didepan pintu.

"Sayang Mas kenapa cemberut seperti itu sih, nanti cantiknya hilang loh." Ujar Damar sambil menyerahkan bungkusan yang berisi martabak, sejak menikah setiap pulang kerumah Damar tidak pernah absen membelikan bingkisan untuk Istrinya.

"Cantikan mana Aku sama Danira itu Mas?" Almira memonyongkan mulutnya, sangking gemasnya Damar mencubit pipi Almira sambil terkekeh.

"Tuh kan kamu malah tertawa seneng ya lihat Istrinya sakit hati?" Almira menghentakkan kakinya dan meninggalkan Damar, Almira memang masih suka ngambek, Damar tidak tinggal diam dia langsung mengejar Almira.

"Ya jelas cantikan Istri Mas ini lah, Danira itu cuma teman sekolah Mas sayang, lagian dia juga sudah punya anak, jangan marah-marah lagi dong Mas sedih kalau kamu marah-marah gini." Senyum merekah keluar dari bibir Almira setelah tahu bahwa perempuan yang bernama Danira itu sudah mempunyai anak.

"Tapi kamu tidak bohong kan Mas." Almira memasang wajah manyun lagi.

"Tentu tidak sayang, ya sudah dari pada kamu mikir yang macam-macam terus, kita makan malam diluar yok."

"Emangnya kamu sudah gajian Mas, ingat loh kita mesti ngirit biar cepet beli rumah." Almira walaupun mempunyai sikap manja tetapi dia tidak suka belanja dan lebih memilih menyimpan uangnya untuk keperluan lain yang lebih penting, sikap Almira ini yang menambah Damar sangat mengagumi Almira, diusia yang masih tergolong masih muda Almira sudah banyak berpikir untuk masa depan.

"Dua hari lagi juga gajian kok sayang, sesekali nyenengin Istri kata orang bisa nambah rezeki loh."

Setelah Almira berganti baju dan memoles wajahnya sedikit dengan riasan sederhana, Almira langsung menuju motor dimana Damar sudah menunggunya.

Saat melihat Almira berdiri didepannya, Damar tidak berhenti memandangi Istrinya, membuat Almira risih dan merasa ada yang salah dengan baju yang ia pakai.

"Nggak cocok ya bajunya Mas?' Tanya Almira sambil memperhatikan bajunya.

Damar menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Kalau lagi keluar jangan cantik-cantik gini dong sayang, Mas nggak mau kamu dilihatin sama buaya-buaya diluar sana.

Almira menjadi salah tingkah mendengar Damar bicara, Damar memang sering cemburu buta kalau Almira diperhatikan banyak lelaki, Almira jadi teringat saat Damar cemburu dengan sahabatnya sendiri yang bernama Gavin, saat itu Gavin tidak berhenti memperhatikan Almira saat diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh Damar, sejak saat itu Almira tidak diizinkan oleh Damar bertemu dengan teman -temannya lagi.

"Jadi aku ganti baju nih? atau kita dirumah aja deh Mas?" Goda Almira yang membuat mata Damar seperti buaya yang akan menerkam mangsanya.

"Awas ya pulang dari makan nanti kamu habis Mas buat." Ujar Damar yang disambut gelak tawa Almira.

Sepanjang perjalanan Almira tidak pernah melepaskan tangannya dari pinggang Damar, Almira sudah tidak sungkan-sungkan lagi menunjukkan rasa sayangnya, sangat jauh berbeda dari pertama ia menikah dulu, Almira sangat kaku dan lebih banyak diam, Damar merupakan pacar pertama untuk Almira dan langsung menjadikannya Istri, jadi wajar kalau awal-awal Almira masih belum tahu apa yang harus dilakukan, sesekali mereka juga melemparkan candaan yang membuat gelak tawa tidak berhenti terdengar, dunia seperti milik mereka berdua.

Setelah berputar-putar menggunakan sepeda motor kesayangannya, Damar memilih berhenti disalah satu Cafe yang cukup terkenal dan ramai pengunjung itu.

"Loh kok kesini Mas?" Tanya Almira yang memang baru kali ini diajak Damar ketempat yang cukup mewah.

"Sesekali kita coba makanan orang kaya sayang, mana tahu nanti kita bisa kaya kan nggak kaget lagi sama makanannya." Almira menunjukkan wajah kurang sukanya.

"Tapi ini pasti mahal Mas, lebih baik uangnya disimpan saja." Tidak lagi mendengar ocehan Almira, Damar menarik tangan Almira dan mencari tempat duduk ditepi yang agak sepi.

Damar memesan berbagai makanan yang memang Almira belum pernah mencoba sebelumnya, sambil menunggu makanan datang sesekali mereka bercanda layaknya orang pacaran yang sedang kasmaran, tidak memperdulikan lagi kalau mereka menjadi pusat perhatian banyak orang gara-gara suara tawa yang tidak bisa dikendalikan lagi.

Tanpa Almira dan Damar sadari ternyata sudah ada perempuan dengan rok diatas lutut serta dandanan yang sangat menor berdiri dimeja Almira.

"Ya ampun tau banget yang jadi pengantin baru, dunia seakan milik berdua yang lain ngontrak." Almira langsung mendongakkan kepalanya mencari sumber suara, betapa kagetnya Almira saat tahu perempuan yang berdiri itu ternyata perempuan yang membuat dia kesal satu harian ini akibat komentarnya di akun sosial media Almira.

"Danira." Pekik Damar seperti melihat setan.

"Iya Bro, ngapa kaget ya, maaf ya kalau ganggu pacarannya, aku tadi lagi cari-cari meja yang kosong, ternyata udah nggak ada lagi, padahal Amora lagi kepingin banget makan disini." Danira menunjukkan wajah memelas sambil memeluk Amora anak perempuannya seakan mencari perhatian Damar.

"Ya ampun Amora sudah besar banget ya sekarang." Ujar Damar sambil mengelus-elus kepala anak perempuan berumur lima tahun itu.

"Iya nih, Om Damarnya sudah lupa sama Amora jadi tidak pernah datang kerumah lagi, mana nikah juga diam-diam nggak pakai ngundang." Protes Danira, Almira hanya bisa diam saja memperhatikan dua orang yang sepertinya sedang menikmati pertemuannya.

"Ya sudah gabung dimeja kita aja Danira, boleh kan sayang?" Tanya Damar kepada Almira, Almira hanya bisa mengangguk walaupun didalam hatinya menolak, makan malam yang seharusnya menjadi makan malam yang istimewa karena jarang-jarang dibawa Damar ketempat yang bagus seperti ini menjadi makan malam yang hambar, Almira tidak selera makan, ia hanya memakan sedikit makanan yang dipesan Damar.

Damar kelihatan sangat dekat dengan Amora, sesekali ia mencium pucuk kepala anak perempuan itu Amora juga kelihatan sangat nyaman dipangkuan Damar, Almira tahu Damar memang mempunyai sifat penyayang tetapi tidak tahu kenapa Almira merasa cemburu dengan kedekatan Damar dan anak perempuan bernama Amora itu.

"Mas, aku sudah ngantuk nih, kita pulang lagi ya." Ujar Almira, karena sudah tidak tahan lagi melihat keakraban mereka bertiga.

"Baru juga jam sembilan, Amora jarang-jarang loh ketemu sama Omnya kasihan loh Amora, Tantenya sabar sedikit ya, tau kok kalau pengantin baru itu pengennya deket-deket terus tapi besokkan hari minggu, bisa begadang sampai pagi tuh." Danira kelihatan sangat senang ia menyunggingkan senyumnya, Damar pun ikutan tersenyum lebar.

"Ya sudah kalau kamu masih mau lama-lama disini Mas, aku pulang naik ojek online saja." Almira langsung melangkah pergi, berharap Damar segera mengejarnya.

Sudah lima menit tidak ada tanda-tanda Damar mengejar, Almira langsung naik ojek yang sudah menunggunya.

Dicafe tadi Almira berusaha menahan tangisnya, tetapi setelah sampai di rumah Almira tidak bisa manahan nya, ia ingin sekali pulang ke rumah orangtuanya saat ini juga setelah membuka pesan dari Suaminya.

"[Mas tidak suka melihat kamu seperti ini, masa sama anak kecil saja cemburu, kasihan loh Amora itu tidak punya Ayah, dia belum pernah melihat wajah Ayahnya karena saat dikandungan Ayahnya meninggal, lagian kamu baperan banget sih, Daniar itu teman lamaku dan Kami sudah lama tidak berjumpa sebagai seorang Istri harusnya Kamu bisa dekat juga dengan teman Suami]" Bukannya merasa tenang, Almira malah tambah kesal.

"Kamu lebih mementingkan perasaan anak teman Kamu dibandingkan Aku Istri Mu. " Ujar Almira sambil menangis.

BERSAMBUNG...

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status