Share

Biarlah Kau Jadi Kakak Ipar Selamanya
Biarlah Kau Jadi Kakak Ipar Selamanya
Penulis: Zora

Bab 1

Penulis: Zora
“Tasya, kamu tahu, di dalam hatiku hanya ada kamu. Tapi sekarang kakakku sudah tiada, kita sekeluarga seharusnya lebih banyak menjaga Kakak Ipar.”

“Dokter bilang, Kakak Ipar tidak boleh kena guncangan. Anggap saja kita sedang berbuat kebaikan.”

Suara dan kata-kata yang begitu familiar terdengar, otakku sempat kosong sesaat.

Belum sempat sadar sepenuhnya, aku sudah merasakan genggaman tangan lelaki itu.

Aku sontak menepis tangannya secara refleks.

Wajah lelaki itu langsung berubah sedikit, nada bicaranya pun seperti menyudutkanku.

“Tasya! Kalian sama-sama perempuan, ‘kan? Kenapa sih kamu nggak bisa mengerti?”

“Aku melakukan ini semua juga demi keluarga ini. Apa kamu benar-benar tega memberi tahu Kakak Ipar kebenarannya?”

Aku mencubit telapak tanganku dengan keras, berusaha agar diriku sedikit lebih sadar.

Namun, justru diamku ini malah membuat kedua orang di depanku semakin cemas.

Detik berikutnya, wanita di sampingku mulai membujukku lagi dan berkata, “Barusan dokter bilang, Kakak Ipar-mu ini hanyalah amnesia sementara, mungkin saja beberapa hari lagi akan pulih.”

“Kamu tahan saja dulu ya, nanti begitu dia pulih ingatan, semuanya akan kembali.”

Perkataan yang amat sangat familiar itu kembali terdengar, dan aku akhirnya menyadari sesuatu.

Hanya karena kalimat itu … kalimat yang entah aku sudah berapa kali mendengarnya.

Namun … semua itu terjadi sebelum aku mati.

Kenapa sekarang semuanya seolah kembali ke awal?

Jantungku berdebar keras dua kali, sebuah dugaan gila terlintas dalam pikiranku.

A-apakah ... aku benar-benar telah terlahir kembali?

Hatiku bergetar hebat.

Untuk sesaat aku tidak menyadari, bahwa reaksiku membuat dua orang di depanku saling bertukar pandang.

Saat aku kembali sadar, kulihat mereka berdua masih ingin mengatakan sesuatu lagi.

Namun pada saat itu, suara seorang wanita dari dalam kamar pasien terdengar, “Yudha, kamu di luar?”

Yudha Tanujaya, itu nama kakak suamiku.

Namun, yang berdiri di hadapanku jelas-jelas adalah suamiku sendiri, Yudhi Tanujaya.

Di kehidupan sebelumnya dan juga di tempat ini, aku hanya bisa melihat suamiku melangkah masuk tanpa menahannya.

Tidak pernah kuduga, sejak saat itu, dia benar-benar menjadi pengganti suami sang janda yang merupakan kakak iparnya.

Lebih tidak pernah kubayangkan, bahwa aku menyetujuinya pada waktu itu akan menyeretku dan putriku ke dalam hidup yang tragis.

Sejak saat itu, aku hanya bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana suamiku hidup bersama dengan Kakak Iparnya.

Bahkan, putriku tidak punya kesempatan lagi untuk memanggilnya papa.

Kemudian, setiap kali aku menyinggung masalah ini, mereka hanya akan menutup mulutku dengan satu kalimat: “Tunggu saja sampai ingatan Kakak Ipar pulih kembali.”

Namun setelah aku mati, barulah aku tahu, ternyata semua amnesia yang disebut-sebut sang janda itu hanyalah pura-pura.

Arwahku melayang-layang di udara, melihatnya berdiri di hadapan jasadku tanpa rasa bersalah.

Dia berkata, “Kamu jangan salahkan aku ya. Yudha sudah mati, aku dan anakku sendirian, tentu harus ada seseorang yang menjaga kami.”

“Salah kamu sendiri tidak bisa mempertahankan dia.”

“Kamu mati juga bagus, cepatlah bereinkarnasi memulai hidup baru, jangan selalu merebut lelaki denganku!”

Setelah mengetahui kebenaran itu, aku panik melayang di hadapan suami dan mertuaku. Tetapi tidak peduli bagaimana aku melambaikan tangan di depan mereka, mereka sama sekali tidak melihatku.

Aku mati-matian ingin membuat mereka tahu kebenarannya, tetapi tidak pernah kusangka ...

Detik berikutnya, aku justru mendengar mertua berkata dengan wajah penuh sukacita,

“Bagus sekali! Mulai sekarang akhirnya tidak ada lagi yang merusak kebahagiaan kalian!”

Hatiku langsung seperti ada yang menusuk dengan dalam, menatap wajahnya dengan kosong.

Aku sempat mengira itu hanya ilusi.

Walau mertuaku memang tidak pernah menyayangiku, tetapi juga tidak pernah benar-benar menyiksaku. Bagaimana mungkin dia berharap aku mati?

Namun setelah mendengar perkataan suamiku, seluruh tubuhku sontak terasa dingin. Dengan wajah penuh senyum, dia berkata dengan puas, “Kalau bukan aku yang menghentikan kalian, kalian pasti sudah menolongnya. Bagi kita semua, akan lebih baik kalau dia mati.”

Saat itulah aku tahu, ternyata aku masih punya sedikit kesempatan untuk hidup, tetapi mereka yang memilih untuk menyerah menyelamatkanku. Marah, benci, semuanya menyatu di dalam hatiku.

Aku ingin membalas dendam kepada mereka, tetapi aku hanya bisa menyaksikan mereka yang bermesraan.

Mengingat kembali adegan itu, kebencianku pun kembali meledak.

Aku mendengar Yudhi menjawab suara dari dalam, lalu memberi isyarat kepada mertuaku sebelum melangkah masuk.

Mertuaku menangkap isyarat itu, segera meraih lenganku erat-erat.

Sambil setengah memaksaku keluar, dia berkata, “Kakak Ipar-mu baru saja bangun, dia pasti lapar. Ayo, kita pergi keluar membeli sesuatu untuk dimakan.”

Mungkin khawatir aku akan kembali lagi, dia berjalan sangat cepat.

Aku hanya menyeringai sinis, tidak berkata apa-apa.

Di kehidupan sebelumnya, aku tidak menghentikan mereka, karena aku bodoh, tolol, dan terlalu percaya pada lelaki yang tidak pernah mencintaiku.

Di kehidupan ini, aku tetap tidak akan menghentikan mereka. Karena di dalam hatiku, mereka sudah bukan lagi suami dan mertua, melainkan pembunuh.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Biarlah Kau Jadi Kakak Ipar Selamanya   Bab 8

    Pria itu menepis tangan Yudhi dengan kuat, lalu menatapnya sekilas. “Oh. jadi, kamu ini Yudhi adik kembar Yudha?” Yudhi tidak menjawab.Pria itu kemudian menoleh ke arahku, dan berkata, “Kamu yang tadi menelpon Yudha, ‘kan?”Saat itu, Feni dan Cinthya yang keluar dari dalam rumah, kebetulan mendengar kalimat ini. Selain aku, semua orang tampak terkejut dan tidak mengerti. Di antara kerumunan, ada yang tidak tahan lalu bertanya, “Pak, apa maksud perkataanmu barusan?”“Oh,” jawab pria itu santai. “Ada yang menyampaikan kabar ke Yudha, katanya istrinya bersama adik kembarnya berbuat hal yang tidak pantas. Karena dia sekarang sedang terluka dan belum bisa pulang, dia meminta aku untuk melihat apakah kabar itu benar atau tidak. Tidak kusangka, ternyata memang benar!” Sambil berkata demikian, dia menatap Yudhi dengan ekspresi sulit dijelaskan. Baru saat itu aku paham. Rupanya, begitu aku keluar dari kantor pos, telepon dari pihak Yudha langsung tersambung pada pria ini. Itu artinya, tidak

  • Biarlah Kau Jadi Kakak Ipar Selamanya   Bab 7

    Melihat aku seperti itu, semua orang pun kembali membelaku dengan suara lantang.Yudhi tidak bisa lagi mencari alasan, wajahnya semakin lama semakin muram. Aku diam-diam meliriknya sesekali, lalu menangis semakin keras.Di zaman ini, berbeda dengan masa depan nanti, pernikahan tidak harus diurus dengan surat nikah resmi. Banyak pasangan suami istri yang tidak memilikinya, seperti aku dan Yudhi juga begitu. Tetapi, Cinthya dan Yudha memang pernah mengurus surat nikah, karena Yudha adalah seorang tentara, pernikahannya dilindungi oleh hukum militer. Jika Yudha ternyata masih hidup, Yudhi otomatis menjadi orang yang merusak pernikahan militer. Keduanya bisa ditangkap dan dipenjara. Aku tidak ingat apakah di kehidupan lalu ini pernah terjadi, tetapi tidak kusangka di kehidupan ini, mereka berdua begitu terburu-buru. Sepertinya mereka memanfaatkan kesempatan mengurus surat nikah saat aku keluar rumah. Tidak disangka malah ketahuan oleh Yani, sehingga semua ini terungkap.Setelah semua ora

  • Biarlah Kau Jadi Kakak Ipar Selamanya   Bab 6

    Setelah dia selesai berbicara, suasana langsung berubah menjadi hening. Feni terpaku di tempat, seolah-olah tombol jedanya ditekan. Mata melotot, menatap penuh dengan ketakutan. Jelas sekali, dia benar-benar terkejut oleh ucapan itu.Meskipun begitu, dia tetap berkata, “Kamu ngomong apa sih, jangan ngomong sembarangan!”“Sembarangan? Kalau begitu tanya saja pada semuanya, emangnya aku asal ngomong?”“Waktu ada orang datang mengantarkan uang santunan, mereka bahkan berpesan kepada kami untuk lebih sering menjaga keluargamu.”“Kami tidak ingin mengungkit kesedihan kalian, tapi tidak disangka, di balik ini kalian malah seperti ini.”Merasa putriku yang berada di pelukan gelisah, aku mengusap lembut kepalanya, dalam hati tersenyum mengejek. Kalau dipikir-pikir, hal ini memang baru kuketahui di kehidupan keduaku ini. Saat pihak militer mengirim santunan, mereka memang secara khusus menitip pesan kepada para tetangga di desa. Bahwa Yudha gugur dengan terhormat, dan mereka berharap warga sek

  • Biarlah Kau Jadi Kakak Ipar Selamanya   Bab 5

    Namun sayang sekali aku tidak bisa membuat Yudha melihat semuanya dengan mata kepalanya sendiri. Tetapi tidak apa-apa, yang terpenting adalah dia bisa pulang.Meskipun tidak menyaksikannya secara langsung, dia tetap bisa mendengarnya dari mulut orang lain. Memikirkan hal ini, aku segera pulang, berniat mengadukan keluarga ini di depan para warga desa. Tidak kusangka, Cinthya justru lebih dulu menyerang.“Tasya, kamu sudah gila ya? Ini suamiku, Yudha! Yudhi sedang pergi berbisnis, nggak ada di rumah. Walaupun kamu merindukannya, jangan sampai salah mengenali orang dong.” “Lagipula, anakmu itu tidak tahu sopan santun. Nggak ada papa sih, jadi mau nggak mau biarkan pamannya yang memberinya pelajaran,” katanya terdengar penuh keyakinan, seakan-akan akulah yang membuat keributan tidak berdasar. Aku hanya tertawa dingin, siap untuk membuka kedoknya tanpa ampun.Namun yang tidak kusangka, para bibi di desa ini ternyata sangat membantu. “Eh, kamu kira kami semua bodoh?” “Jelas-jelas dia itu Y

  • Biarlah Kau Jadi Kakak Ipar Selamanya   Bab 4

    Aku sangat bersyukur, di kehidupan sebelumnya setelah aku mati, jiwaku bisa melihat segalanya, termasuk telepon dari Yudha. Semua yang kuketahui setelah terlahir kembali ini, berubah menjadi pengalamanku sendiri. Memang benar, dalam misi itu dia jatuh dari tebing. Pasukan juga sudah melakukan pencarian. Tetapi mereka terlambat satu langkah, dia sudah lebih dulu diselamatkan orang lain. Cinthya hanya pura-pura amnesia, sedangkan Yudha benar-benar kehilangan ingatannya.Namun, dia sangat beruntung. Bukan hanya bertemu orang baik yang menyembuhkan lukanya, bahkan diajak ikut berbisnis bersama.Ketika akhirnya ingatannya pulih dan dia pulang ke rumah ...Yudhi dan Cinthya sudah menikah resmi. Tetapi mereka berdua sangat pandai berakting. Saat itu juga mereka langsung berakting di depan Yudha. Mereka bilang, Cinthya sebagai janda hidupnya tidak mudah. Orang-orang menghinanya karena status janda, bahkan ada yang ingin merusaknya. Kalau bukan kebetulan Yudhi lewat dan menolongnya, mungkin

  • Biarlah Kau Jadi Kakak Ipar Selamanya   Bab 3

    Namun, yang membuatku sedikit terkejut adalah ... Sebelum pergi, Yudhi menarikku ke samping.Dia menjelaskan, “Tasya, jangan salah paham. Aku tidak tahu bagaimana hubungan Kakak dan Kakak Ipar dulu. Aku hanya mengikuti kata-katanya saja. Kalau tidak, dia bakal curiga.”Melihat ekspresi menenangkannya, aku hanya tersenyum tipis. “Aku mengerti, tunggu saja sampai ingatannya pulih kembali.”Melihat aku begitu pengertian, wajah Yudhi justru tampak sedikit canggung.Dia mengeluarkan sejumlah uang dari saku dan menyerahkannya ke tanganku.Ibu dan anak ini benar-benar sama, kata orang, “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.” Itu memang benar.Keduanya sama-sama ingin menyingkirkanku dengan uang.Namun, uang yang sudah sampai di tangan, tentu saja tidak ada alasan untuk menolak.Aku pun menerimanya sambil berkata, “Kalau begitu, nanti saat pulang aku akan membelikan hadiah untuk putri kita, supaya dia tidak sedih.”“Kamu juga tahu, putri kita jauh lebih pengertian.”Mungkin tersentuh karena aku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status