Share

KOMA

Sudah malam, namun Rangga belum juga pulang.

Ayra tidak berani menghubungi Rangga, meskipun dia mengkhawatirkannya.

Ayra pun memutuskan untuk tidur, lalu dia terbangun mendengar ketukan dan suara memanggilnya dari luar kamar, lalu Ayra membuka pintu. Ayra terkejut melihat Rendi memapah Rangga yang di penuhi dengan darah.

"Rendi, apa yang terjadi?" Tanya Ayra panik

"Tuan di serang, Nona" Jawab Rendi membaringkan Rangga ditempat tidur, Rangga tidak sadarkan diri

"Mengapa tidak di bawa kerumah sakit!" Tanya Ayra sedikit marah

"Situasi sedang tidak aman Nona, dan satu-satunya tempat yang aman untuk Tuan adalah dirumah, Saya sudah menghubungi dokter, dia sedang dalam perjalanan" Jawab Rendi

"Bi Narsih, tolong ambilkan air hangat biar saya bersihkan darahnya" Pinta Ayra

Ayra membersihkan tubuh Rangga yang penuh dengan darah. Dia terkena tembakan. Tapi Ayra tidak berani bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Dan dia juga tidak ingin ikut campur dalam masalah pribadi suaminya itu.

Ayra juga mengganti pakaian Rangga.

"Apa dokternya masih lama?" Tanya Ayra panik

"Dia sudah sampai Nona, sedang naik ke atas" Jawab Rendi

Dokter pun memeriksa keadaan Rangga

"Sepertinya Tuan Rangga harus di rawat secara intensif. Kita harus memindahkannya kerumah sakit" Kata Dokter

"Dokter lakukan yang terbaik untuk suami saya" Pinta Ayra dengan wajah sedih

Rendi dan semua orang di ruangan itu terharu melihat kepanikan dan ketulusan Ayra meskipun Rangga tidak pernah menganggap Ayra ada.

"Rendi mengapa kamu diam saja,cepat urus semua keperluan dan bawa Tuanmu kerumah sakit terbaik di kota ini" Kata Ayra tegas

Dia kemudian menyiapkan pakaian dan yang dibutuhan Rangga. Ayra meminta Heri menjaga rumah dan Bi Narsih mengurus rumah.

Mobil ambulance yang di pesan Rendi telah sampai.

Ambulance tersebut bergerak sangat cepat membawa Rangga kerumah sakit terbaik di kota itu.

Se sampainya di rumah sakit Rangga langsung dibawa ke ruang ICU dan mulai di pasangkan alat-alat yang di butuhkan.

Ayra yang melihat suaminya penuh dengan alat-alat medis tiba-tiba menangis dalam diam.

Rendi kemudian pamit, tetapi tetap meninggalkan Anak buah nya di setiap sudut rumah sakit agar tidak ada penyusup.

*****

Ayra masih setia menjaga Rangga meski sudah tiga hari, belum juga ada tanda-tanda jika Rangga akan sadar.

Dokter telah berusaha semaksimal mungkin agar Rangga sadar, hanya doa-doa dari orang terdekat yang bisa memberikan keajaiban bagi Rangga.

"Tuan, aku tahu pasti kamu kuat. Aku juga tahu kamu bisa mendengar, aku bukan ingin merayumu, Tuan. Aku hanya ingin kamu sadar dan pulih kembali. Aku akan membuatkan ayam bakar yang banyak untukmu. Aku janji aku akan menjadi istri yang penurut, tetapi kamu harus sadar dulu" Ucap Ayra mengajak Rangga mengobrol padahal dia tahu Rangga tidak akan merespon

"Kamu tahu tidak kalo aku itu takut sekali dengan cicak, dulu saat aku masih kecil aku mendapatkan cicak di sepatuku, aku sangat takut waktu itu pdahal dia sama sekali tidak mengigit. Dirumah kita tidak ada cicak kan? Oh iya maaf lebih tepatnya itu rumah kamu, maaf ya kalo aku bermimpi kita adalah pasangan yang bahagia, punya anak-anak yang lucuu hehe tapi kamu jangan marah ya, aku cuman menghayal ko, cuman hanya ingin itu terjadi di mimpiku saja" Ayra mulai melantur dan tanpa di sadari air mata nya tejatuh.

Rangga yang berbaring lemah juga mengeluarkan air matanya. Ayra yang melihat itu langsung panik.

"Tuan, kamu menangis?" Tanya Ayra

Kemudian dia memencet bel yang ada di dekap brankar Rangga. Tak lama dokter dan suster masuk ke dalam ruangan Rangga

"Dokter, saya melihat air mata suami saya keluar" Ucap Ayra

"Saya akan mengeceknya, semoga ini pertanda baik" Dokter kemudian mengecek Rangga

"Jantungnya mulai membaik, begitu juga dengan organ lain nya. Pasien sudah bisa mendengar apa yang orang bicarakan, apa Nyonya mengajaknya ngobrol?" Tanya dokter

"Iya, saya tadi menceritakan keseharian saya" Jawab Ayra

"Alangkah baiknya jika Nyonya selalu menceritakan obrolan yang di sukai Tuan, mungkin itu bisa membuat Tuan sadar lebih cepat. Dan doa dari keluarga juga sangat di butuhkan untuk membuat kondisi Tuan menjadi lebih baik" Jelas dokter

Ayra hanya bisa mengangguk, dia akan membuat Rangga sadar dan pulih kembali.

Malam itu Ayra berdoa agar Rangga bisa sembuh. Dia sudah tidak peduli dengan istirahatnya, dan selera makan nya pun tiba-tiba semenjak Rangga koma.

Rendi sudah meminta Ayra untuk pulang dan istirahat dirumah dan dia yang akan menggantikan. Tetapi Ayra menolak dia masih ingin menunggu Rangga sampai sadarkan diri.

Kemudian Rendi pun menerima telpon dari salah satu anak buah nya Rangga

"Kami mendapatkan informasi dari orang yang menembak Tuan bahwa ia suruhan Tuan Andrew" Katanya

"Untuk apa Tuan Andrew mencelakai Tuan? Bukankah dia ingin Tuan dan Nona Luna menikah, saya merasa ada yang janggal disini". Jelas Rendi

"Kami juga berpikir seperti itu Tuan, jika memang Tuan Andrew menginginkan Tuan Rangga, mengapa harus membunuhnya" Ucap anak buahnya heran

"Jika begitu, kalian terus cari bukti yang akurat. Keselamatan Tuan dan keluarganya adalah Nomor satu" Jelas Rendi

"Baik Tuan" Jawab anak buahnya

Rendi merenung dia mencoba berfikir siapa yang telah membuat kekacauan ini, dia tidak akan pernah memberi ampunan kepada orang ini.

Kembali ke ruangan Rangga, Rendi melihat Ayra tertidur sambil duduk di brankar tempat Rangga berbaring.

"Kamu sangat cantik, dan baik seharusnya Tuan bersyukur mempunyai istri sepertimu" Gumam Rendi

Melihat ada yang sedang berdiri didekatnya, Ayra membuka matanya

"Rendi, sejak kapan kamu berdiri disitu?" Tanya Ayra

"Baru saja Nona, istirahatlah disana, biar aku yang menjaga Tuan" Ucap Rendi menunjukan sofa

"Aku sudah tidur sebentar, sepertinya itu sudah cukup" Kata Ayra

"Nona, sudah seminggu kamu hanya menunggu Tuan, kamu pergi hanya saat ke kamar mandi atau ingin beribadah saja. Lebih baik istirahat sebentar. Kesehatanmu juga penting, nanti jika ada apa-apa dengan Tuan saya panggilkan Nona" Pinta Rendi

"Baiklah, aku istirahat sebentar" Ayra akhirnya memilih berbaring di sofa

Dan malam itu Ayra tidur di sofa dengan sangat nyenyak.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status