Share

PELAKOR

Pagi hari, Rangga sudah siap dengan jas nya dan Nugroho pun sudah siap ingin kembali ke korea.

Ketika Rangga sudah selesai makan dan bersiap-siap berangkat ke kantor, terdengar keributan dari luar rumah Rangga pun langsung keluar dan melihat apa yang terjadi, Ternyata itu adalah Luna

Nugroho dengan Ayra hanya diam saja. Mereka tidak ingin ikut campur dalam masalah pribadi Rangga.

Sementara Luna yang melihat Rangga keluar langsung memeluknya dengan erat

"Lepaskan!" Rangga menyentak tangan Luna dengan kasar

"Sayang, kenapa kamu kasar begini. Apa aku salah? Bukan kah kita akan menikah?" Luna sengaja meninggikan suaranya agar semua orang mendengar

"Menyingkir atau ku singkirkan dengan paksa" Rangga mulai marah

"Rangga, kamu tidak bisa bersikap seperti itu. Kamu sudah menandatangani surat perjanjian untuk menikah denganku. Jika tidak kamu akan tau apa yang Ayahku perbuat kepadamu" Luna mengancam

Kemudian Rangga mencoba mengingat kapan dia menandatangani surat perjanjian itu. Dia merasa ada yang aneh

"Saya akan berangkat ke kantor, jika kamu masih ingin disini silahkan" Kata Rangga dan pergi meninggalkan Luna

Luna yang merasa kesal di tinggal oleh Rangga memilih pergi dari sana.

Lalu Luna menyusun rencana yang lebih matang agar bisa menjadi Nyonya Nugroho, impian semua wanita.

Sementara Ayra menyusul Nugroho yang sedang berkemas.

"Ayah akan berangkat hari ini?" Tanya Ayra

"iya, Ayah akan kembali ke korea, pekerjaan Ayah banyak disana. Kamu jaga diri baik-baik ya. Ingat, apapun yang terjadi kamu harus mendampingi Rangga" Pesan Nugroho

"Baik Ayah, Ayra akan berusaha untuk bertahan dengan Rangga, Ayra akan pergi jika hanya Rangga yang meminta nya" Jawab Ayra

"Satu lagi, pelakor mungkin akan mencoba merusak hubungan kalian, berusahalah untuk mengusir mereka dari kehidupan Rangga. Dan raihlah hati Rangga agar dia bisa mencintaimu" Sambung Nugroho

"Baik Ayah, Ayah jaga diri baik-baik. Jika ayah kesepian hubungilah aku" Kata Ayra sambil tersenyum

"Sudah pasti menantuku, Ayah pergi ya" Pamit Nugroho

Dan Ayra pun langsung menyalimi nya.

Nugroho masuk ke dalam mobil untuk di antar ke bandara.

Nugroho melambaikan tangannya kepada Ayra, senyum Ayra yang tulus membuat Nugroho semakin menyayangi menantunya itu, Dia yakin Rangga akan jatuh cinta dengan kelembutan dan ketulusan Ayra.

Di kantor, Rangga memanggil Rendi dengan perasaan marah.

"Coba kamu cek isi perjanjian kerja dengan Tuan Andrew, Ayah Luna" Perintah Rangga

"Baik, Tuan" Rendi kemudian pergi membuka brankas yang berisi dokumen-dokumen penting perusahaan

"Tidak ada yang aneh dengan perjanjian ini Tuan. Isinya hanya tentang kerja sama dan sistem bagi hasil. Apakah ada yang mengganggu anda Tuan?" Tanya rendi

"Mengapa perempuan murahan itu menyebutkan tentang perjanjian nikah?" Rangga mulai berpikir

"Apakah pada saat pertemuan dengan Tuan Andrew bulan lalu Tuan menandatangi surat lainnya? Apa Tuan ingat sesuatu?" Tanya Rendi

"Saya tidak ingat apa-apa pada saat itu, saya mabuk berat. Apa kamu ingat kerjadian itu?" Tanya Rangga pada Asistennya

"Bukankah saat itu hanya ada Tuan, Tuan Andrew, Nona Luna dan ibu nya? Bukankah saat itu aku tidak di izinkan masuk?" Jelas Rendi

"Kamu benar, mereka telah menjebakku. Aku harus menemukan semua bukti kejahatan mereka agar mereka tidak memanfaatkanku" Rangga geram

"Saya akan suruh anak buah kita untuk menyelidikinya Tuan" Jelas Rendi

Rangga mengangguk dan Rendi meminta izin keluar untuk bertemu dengan Anak Buahnya Rangga.

Tak lama kemudian Luna masuk keruangan Rangga tanpa izin

"Sayang, kamu pasti lapar kan? Ayo kita makan" Ucap Luna menggoda Rangga

"Apa kamu tidak di ajarkan sopan santun? Tanya Rangga marah

Tiba-tiba rendi masuk diikuti oleh Ayra. Hari ini Ayra mengantarkan masakan kesukaan Rangga. Ayra terkejut melihat pemandangan yang ada di depannya sekarang dari belakang terlihat Luna sedang memeluk Rangga. Hati Ayra sedikit sakit, namun dia sadar jika dia tidak boleh mempunyai perasaan apapun kepada Rangga. Dia mengehela nafasnya, namun dia teringat pesan Ayah Rangga kalo dia harus menyingkirkan pelakor yang berencana mengacaukan rumah tangganya.

"Pemandangan yang sangat indah" Ayra memberanikan diri berbicara

Rangga yang melihat Ayra datang, langsung menyingkirkan tangan Luna dari bahunya.

Ayra memberanikan diri untuk maju dan menyalami Rangga. Dia tidak berani berbuat lebih tapi tidak di sangka Rangga malah memeluk Ayra. Itu sangat membuat Ayra menjadi gugup karena sejak menikah jangankan di peluk, di lirik aja jarang oleh Rangga.

"Kamu dengan siapa kesini, sayang?" Tanya Rangga dengan sangat lembut

Ayra membulatkan mata nya terkejut.

"Aku tadi diantar Pak Tono" Jawab Ayra

"Kamu belum makan kan? Aku bawakan makanan kesukaan kamu, Ayam bakar" Ayra melepaskan diri dari pelukan Rangga

Ayra berusaha menyembunyikan perasaan gugup nya di depan semua orang, dia hanya mengikuti drama yang di mainkan oleh Rangga.

Saat Ayra menata makanannya diatas meja, tiba-tiba Rangga memeluknya dari belakang dan berbisik

"Terimakasih telah membantuku dari masalah Luna, tapi saya ingatkan jangan berharap jika ini nyata" Ucap Rangga

Melihat semua itu membuat Luna sangat marah

"Kamu bisa berbahagia sekarang, tapi sebentar lagi aku pastikan kamu akan menangis darah karena Rangga meninggalkanmu dan memilihku" Luna keluar mengancam

Melihat luna pergi, Rangga melepaskan pelukannya dari Ayra dan kembali ke meja kerjanya.

"Untuk apa kamu kesini?" Tanya Rangga tanpa memandang

"Aku hanya ingin membawakan makanan untukmu" Jawab Ayra

"Lain kali kamu tidak perlu melakukan itu, kamu boleh pulang sekarang" Ucap Rangga tanpa memandang Ayra sedikitpun

Kemudian Ayra pun keluar dari ruangan Rangga, dia bersandar di dinding kantor Rangga dan mulai menangis.

Tiba-tiba ada seseorang orang yang memberikan sapu tangan kepadanya. Ayra mengangkat kepalanya dan melihat seseorang itu.

"Ambil lah, jangan menangis seperti ini Nona, Tuan akan semakin marah nanti" Ucap seseorang itu, tak lain dia adalah Rendi asistennya Rangga

"Terimakasih" jawab Ayra menerima sapu tangan itu

"Kamu masuk saja, nanti Tuan bisa marah. saya pergi dulu" ucap Ayra.

Rendi merasa prihatin dengan nasib Ayra. Jika di perhatikan Ayra adalah gadis yang baik dan juga cantik, Rendi pun heran mengapa Rangga tidak bisa membukakan hatinya untuk Ayra

Sedangkan Ayra menyandarkan kepala nya pada jendela mobil dan menatap kosong ke jalanan yang di laluinya. Tanpa di sadari Ayra tertidur pulas

"Nona, kita sudah sampai" Pak Tono berusaha membangunkan Ayra

"Oh maaf pak, saya ketiduran" Ayra baru tersadar

"Masuklah Nona, lebih baik istirahat di dalam" ucap Tono

Ayra kemudian turun dari mobil, dan langsung naik ke lantai atas. Hatinya sangat sedih, Lalu dia berendam untuk menenangkan pikirannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status