Share

bab 03

last update Last Updated: 2025-10-24 15:06:35

Alya sempat terdiam, matanya sedikit melebar karena terkejut mendengar ucapan Reihan barusan. Ia tidak menyangka pria itu akan mengusulkan hal seperti itu.

Namun selang beberapa detik, keterkejutannya perlahan mereda. Ia mulai memikirkan ucapannya dan memang, apa yang Reihan katakan ada benarnya. Jika pernikahan itu tersebar di kampus, apalagi dengan alasan yang memalukan, hidup mereka akan semakin sulit.

Alya menghela napas pelan, lalu mengangguk.

“Baik… saya mengerti,” jawabnya lirih.

Akhirnya, Alya kembali melangkah masuk ke kamar. Malam itu, rasanya pikirannya sangat campur aduk. Shock perkara dibegal dan hampir dilecehkan belum sepenuhnya pulih, tapi sudah harus menerima masalah baru.

Alya merebahkan tubuhnya yang masih lemah di ranjang sederhana itu. Sekarang, statusnya sudah berubah menjadi istri dosennya sendiri. Apa jadinya kalau orang-orang tahu ini.

Tak mau semakin pusing, Alya mulai memejamkan matanya. Berharap esok hari semua bisa lebih normal untuknya.

***

Pagi itu, Alya sudah rapi dan siap untuk pulang. Lagi-lagi, ia dipinjami baju oleh Reihan. Saat ia keluar dari kamar, ia mendapati Reihan berdiri di ruang tamu, seolah sudah menunggunya.

“Alya,” ucap Reihan pelan saat melihat Alya yang berjalan mendekat. “Maaf, sepertinya saya tidak bisa mengantarkanmu pulang. Saya baru saja mendapat panggilan dari kampus.”

Alya terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk. “Tidak apa-apa, Pak. Saya bisa pulang sendiri,” ujarnya sopan.

“Saya pesankan kamu taksi,” balas Reihan cepat.

Alya segera menggeleng. “Tidak usah repot-repot, Pak. Saya sudah cukup merepotkan Bapak dari kemarin.”

Namun Reihan menghela napas kecil dan berkata, “Tidak apa-apa. Saya hanya khawatir kejadian semalam terulang lagi.”

Alya tidak bisa membantah lagi saat Reihan memesan taksi untuknya. Setelah memastikan Alya berangkat dan aman menuju rumah, barulah Reihan bergegas pergi ke kampus.

***

Usai pulang, Alya bergegas kembali ke kampus hampir setengah berlari karena hari itu dia ada beberapa mata kuliah. Begitu sampai di ruang kelas, ia memilih duduk di pojok dengan wajah tertunduk, berharap tidak ada yang memperhatikan lebam kecil di sudut bibirnya.

Namun, ternyata Dina, teman Alya menyadari luka itu.

“Alya … muka kamu kenapa? Kamu dipukul orang?” bisik Dina pelan, sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Alya.

Alya menggelengkan kepalanya, tersenyum tipis dan berpura-pura santai. “Nggak, tadi aku jatuh terus kepentok.”

“Beneran? Udah diobati belum?” tanya Dina lagi.

“Udah kok,” jawab Alya singkat, meski jelas nada suaranya tidak meyakinkan. Namun, untungnya Dina percaya dengan ucapannya.

Sementara itu, Reihan yang sedang mengajar beberapa kali menghentikan penjelasannya hanya karena tanpa sadar melirik ke arah Alya.

Sampai Dina pun menyadari hal itu dan kembali berbisik pada Alya.

“Al, Pak Reihan kok dari tadi liatin ke arah kamu ya. Ada apa sih?” bisik Dina penasaran.

Alya cukup terkejut dengan ucapan itu. Ia langsung mengangkat wajahnya dan mendapati Raihan yang memang sedang memperhatikannya. Alya langsung mengalihkan pandangannya, pura-pura fokus pada catatannya.

“Hmm … kayaknya karena tugasku kemarin, Din,” alibi Alya setengah berbisik.

Beberapa hari yang lalu, memang ada tugas yang diberikan oleh Reihan pada kelas Alya. tentu saja ini bisa dipakai untuk beralasan.

“Eh? Kamu salah kah ngerjainnya? Atau belum kamu kumpulin?”

Alya menggeleng pelan. “Itu … aku telat ngumpulin. Udah ah, fokus, Din, takut Pak Reihan marah.”

Dina tampak masih ingin bersuara, tapi segera mengurungkan niatnya dan kembali fokus pada penjelasan Reihan.

Begitu kelas usai, Reihan melirik Alya sekilas. Sebelum ia meninggalkan kelas, ia berkata dengan tegas, “Alya, tolong ke ruangan saya.”

Alya yang sedang membereskan laptopnya sempat berhenti sejenak. Ia mengerjap bingung, tak mengerti alasan dosennya memanggilnya. Namun akhirnya ia mengangguk pelan.

“Baik, Pak.”

Saat itu, jelas Dina yang ada di samping Alya juga terkejut dan langsung berbisik, “Al, kayaknya dia bakal marah deh karena kamu telat kumpulin. Semoga aja gak ada yang salah sih sama tugasmu biar gak makin marah.”

Alya tersenyum tipis dan mengangguk pelan. “Aku pergi dulu ya.”

Alya langsung bergegas berjalan ke ruang dosen, tepatnya di ruang Kepala Program Studi. Sesampainya di ruang kerja Reihan, suasana menjadi hening. Hanya suara AC yang terdengar samar.

Reihan yang telah duduk di kursinya langsung menatap Alya begitu gadis itu masuk.

“Kenapa wajahmu?” tanyanya langsung.

Alya tersentak kecil. Nafasnya tercekat di tenggorokan. Refleks, ia menutup wajahnya dengan satu tangan.

“Tidak apa-apa, Pak…” jawabnya lirih, hampir tidak terdengar.

Reihan tidak puas dengan jawaban itu. Tatapannya lebih menelisik. “Semalam tidak ada luka di sudut bibirmu. Apa tadi ada yang memukulmu?”

Alya terdiam. Ia menunduk, kedua tangannya saling menggenggam erat di pangkuan. Bibirnya bergetar namun tidak ada suara yang keluar. Ia bingung harus menjawab apa.

“Orang tuamu marah?” tanya Raihan lagi, seolah tak sabar melihat diamnya Alya.

Alya langsung mengangkat pandangannya. Namun, bibirnya masih tertutup rapat, hanya saja matanya menunjukkan keterkejutan.

Memang benar, tadi Alya sempat berdebat kecil dengan ayahnya hingga membuatnya mendapat pukulan itu.

Reihan menghela napas panjang, lalu bangkit dari kursinya.

“Saya antar kamu pulang,” ucapnya mantap. “Sekalian saya akan menjelaskan semuanya pada orang tuamu.”

“Tapi, Pak saya masih ada satu kelas lagi setelah ini,” cegah Alya langsung. Bagaimanapun juga, ia masih belum siap jika Reihan bertemu orang tuanya dan mengungkap status pernikahan mereka.

“Kelas siapa? Nanti saya yang izinkan,” jawab Reihan cepat.

“Tapi, Pak …”

“Kamu bantah kepala prodi sekaligus suamimu, Alya?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bimbingan Malam Dengan Dosenku    Bab 7

    “M-men… menyentuh apa?” bisik Alya, rasa gugup membuat suaranya tercekat. Ia benar-benar tidak paham kenapa Reihan tiba-tiba menghentikannya dengan cara seperti itu.Reihan menatapnya dengan intensitas yang membakar. Matanya menyiratkan perjuangan batin yang dalam. Rahangnya masih mengeras, dan napasnya terdengar semakin berat. Lalu menggenggam kedua tangan Alya dan menariknya untuk menjauh dari area yang sudah Alya sentuh.“Kamu tidak perlu menggosoknya lagi,” kata Reihan, suaranya serak menahan gejolak. “Sudah saya bilang, tidak apa-apa.”Alya menggeleng cepat, rasa bersalah membuatnya keras kepala. “Tapi, nodanya, Pak. Saya tidak mau celana Bapak kotor. Kalau tidak dibersihkan sekarang, nanti… nanti nodanya susah hilang…”Tanpa sadar, ia kembali menunduk, dan tangannya sudah meluncur lagi ke area yang sama. Ia mengusapnya lagi, kali ini lebih fokus, berniat menghilangkan jejak kopi yang baru tumpah.Reihan memejamkan mata, menahan erangan yang hampir lolos dari bibirnya. Gadis ini

  • Bimbingan Malam Dengan Dosenku    bab 06

    Langit sudah mulai gelap ketika mobil yang dikendarai Reihan akhirnya berhenti di pelataran rumah besar itu. Lampu-lampu halaman memantulkan cahaya lembut pada bangunan megah tersebut, menciptakan bayangan tenang yang kontras dengan gejolak di hati Alya.Malam kian larut, namun Alya masih duduk termenung di tepi ranjang kamarnya. Pikirannya melayang jauh, mencoba mencerna apa yang baru saja mengguncang hidupnya. Semuanya terjadi begitu cepat, terlalu cepat, hingga kini ia bahkan masih sulit percaya bahwa statusnya telah berubah menjadi istri dari pria yang dulu hanya ia panggil “Pak Reihan” di ruang kelas.Di tengah lamunannya, suara ketukan terdengar pelan dari balik pintu.“Alya, saya boleh masuk?” suara Rehan terdengar dari luar, tenang namun penuh kehati-hatian.Alya tersentak kecil. Ia menarik napas panjang sebelum menjawab pelan,“Iya… silakan.”Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan Reihan yang sudah berganti memakai pakaian santai. Rambutnya masih sedikit basah, beberapa helai

  • Bimbingan Malam Dengan Dosenku    bab 05

    Salim terdiam sejenak mempertimbangkan ucapan istrinya, lalu mengangguk mantap. “Benar,” ucapnya tegas.Alya membeku, matanya membesar.“Ayah… tidak! Kami nggak ngapa-ngapain! Itu semua cuma salah paham warga! Kenapa malah minta uang ke Pak Reihan yang udah nolong Alya…?” Suaranya bergetar, terdengar lebih terluka daripada marah.“Maling mana ada yang ngaku, Alya…” gumam Sari pelan tapi menusuk, membuat Alya menunduk semakin dalam.Reihan menepuk bahu Alya lembut, mencoba menenangkannya. “Sudah… tidak apa-apa,” ucapnya pelan. Lalu ia menoleh ke Salim dan Sari. “Berapa yang kalian minta?”Sari langsung menjawab, cepat dan tanpa ragu. “Lima puluh juta.”Reihan terdiam. Ia menatap Alya sebentar, memperhatikan wajah gadis itu yang pucat, matanya memohon agar ia tidak menuruti permintaan itu.Alya menggeleng kecil, nyaris tidak bersuara. “Pak… jangan… ini nggak bener…”Namun Salim memotong, suaranya dingin, “Apa yang nggak bener? Kamu pikir bapak membesarkanmu supaya kamu bisa bikin malu

  • Bimbingan Malam Dengan Dosenku    bab 04

    Mendengar ucapan itu, Alya cukup terkejut. Status kepala prodi mungkin sudah tidak asing di telinga Alya. Tapi menyebut Reihan sebagai suaminya, jelas ini masih menjadi sesuatu yang aneh baginya.Namun, akhirnya Alya hanya bisa mengangguk pasrah. “Baik, Pak.”“Kamu tunggu di gang samping kampus ya, nanti saya lewat sana,” ujar Reihan lagi.Alya paham dengan arah ucapan itu. Kalau ia langsung naik ke mobil Reihan di parkiran, pasti akan banyak orang yang melihat. Itu jelas akan menimbulkan gosip.Alya mengangguk lagi dan langsung meninggalkan ruangan Reihan. Ia berjalan ke arah gang samping kampus untuk menunggu Reihan.Sambil menunggu Reihan, Alya meremas tali tasnya erat-erat. Angin siang itu memang terasa panas, tapi kedua telapak tangannya justru dingin.Perasaan Alya campur aduk antara takut dan khawatir. Ia takut saat ayahnya bertemu dengan Reihan dan tahu fakta soal pernikahan mereka, amarah ayahnya akan lebih besar dari pagi tadi. Selain itu, ia juga tidak siap menyeret Reihan

  • Bimbingan Malam Dengan Dosenku    bab 03

    Alya sempat terdiam, matanya sedikit melebar karena terkejut mendengar ucapan Reihan barusan. Ia tidak menyangka pria itu akan mengusulkan hal seperti itu.Namun selang beberapa detik, keterkejutannya perlahan mereda. Ia mulai memikirkan ucapannya dan memang, apa yang Reihan katakan ada benarnya. Jika pernikahan itu tersebar di kampus, apalagi dengan alasan yang memalukan, hidup mereka akan semakin sulit.Alya menghela napas pelan, lalu mengangguk.“Baik… saya mengerti,” jawabnya lirih.Akhirnya, Alya kembali melangkah masuk ke kamar. Malam itu, rasanya pikirannya sangat campur aduk. Shock perkara dibegal dan hampir dilecehkan belum sepenuhnya pulih, tapi sudah harus menerima masalah baru.Alya merebahkan tubuhnya yang masih lemah di ranjang sederhana itu. Sekarang, statusnya sudah berubah menjadi istri dosennya sendiri. Apa jadinya kalau orang-orang tahu ini.Tak mau semakin pusing, Alya mulai memejamkan matanya. Berharap esok hari semua bisa lebih normal untuknya.***Pagi itu, Alya

  • Bimbingan Malam Dengan Dosenku    bab 02

    Kini, di ruang yang luas itu, Reihan dan Alya duduk bersebelahan. Di hadapan mereka, seorang penghulu yang dipanggil secara mendadak oleh warga sudah bersiap memulai prosesi. Beberapa warga lain berdiri di sekitar mereka, menjadi saksi dari kejadian yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.Sebelumnya, penghulu telah meminta Alya dan Reihan menyerahkan kartu identitas sebagai syarat pernikahan.Alya hanya bisa duduk kaku. Kedua tangannya saling meremas erat, mencoba menahan ketakutan yang terus mengguncang hatinya. Ia baru saja mengalami nasib buruk, nyaris diperkosa oleh begal, dan kini ia malah dituduh berzina oleh dosennya sendiri. Semua terasa begitu tidak adil.“Apa… harus sampai seperti ini?” tanya Alya lirih pada Reihan yang duduk di sampingnya. Suara nya bergetar, hampir tak terdengar.Reihan menarik napas panjang sebelum menjawab, “Mau bagaimana lagi? Kita tidak punya pilihan lain. Percuma membela diri mereka tetap tidak akan percaya.”Penghulu itu kemudian menatap mereka.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status