Share

Debat

Pagi hari, ketika Nun menghampiri Pak Sabar di angkringan ketoprak, dia tidak mendapati Alif.

"Tumben," pikirnya. Namun, dia tidak sudi menggubris rasa kehilangan yang muncul begitu saja di hatinya. “Nun berangkat, ya, Pak!” Dia mencium tangan Pak Sabar seraya menyabet bungkusan ketoprak pesanan teman-temannya.

“Iya, hati-hati!” ucap Pak Sabar. “Eh, Nun ... ini sebungkus lagi buat calon menantu Bapak!”

“Alif?” tanya Nun. “Dia kan enggak ada, Pak.”

“Ada. Tuh!” Bapaknya menunjuk Nun.

“Jangan bilang ‘di hatimu’ deh, Pak!” Nun melengos.

“Itu ... di seberang!” jelas Pak Sabar. Ternyata yang dia tunjuk adalah seberang jalan yang tepat dibelakangi Nun.

Gadis itu menoleh. Dipicingkannya mata. Alif tampak sedang ngobrol dengan seseorang. Mata Nun membulat sempurna saat identifikasinya berujung kesimpulan. Itu Kafka.

“Tadi Al

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status