Share

9. Hari Pertama Bekerja

"Eh?"

Merasa gerak-geriknya diawasi, Nulla menoleh ke arah Kevan. Dia menyipitkan matanya.

"Kamu?!"

Nulla berdiri. Dia berjalan dengan angkuh menuju Kevan yang masih berdiri memperhatikannya.

"Kamu ngapain di sini? Ngelamar kerja?"

Nulla merasa ada yang aneh dengan kehadiran sang mantan pacar.

"Akuー"

"Kamu ngelamar office boy?" Nulla menyunggingkan senyum. "Emm, kamu habis masuk gorong-gorong, ya? Kucel banget, sih!"

Seperti biasa, Nulla tidak memberikan Kevan kesempatan untuk menjelaskan. Nulla mengangkat kedua bahunya sebagai tanda jijik. Dia juga menatap Kevan sinis.

"Maaf, Bu Nulla. Janganー"

"Nggak apa-apa, Bu Maudy," sahut Kevan memotong kalimat Maudy. Dia terlihat begitu santai menanggapi Nulla. "Saya udah kenal sama Bu Nulla. Nggak ada masalah kok."

Ziyad menepuk bahu Maudy seraya berbisik, "Ikuti aja permainan Tuan!"

Maudy cepat tanggap. "Kalau begitu, tunggu sebentar ya, Bu Nulla! Nanti saya akan panggil saat meeting akan mulai." Maudy cepat-cepat mengalihkan pembicaraan.

"Oke. Apa Pak Gibran belum datang?"

Detik itu juga, Gibran datang bersama dua staf laki-laki.

"Ada apa ramai-ramai begini?" tanya Gibran tegas.

Semua orang menoleh kepada Gibran, tak terkecuali Kevan.

Kedua mata Gibran melotot. "Kamu ngapain masih di sini?" tanyanya sewot. "Sana kerja! Ganggu mood aja!"

"Aーanu ... aku ...." Kevan ragu-ragu.

"Pak Gibran kenal orang ini? Dia office boy baru, ya? Atau baru mau ngelamar pagi ini?"

Nulla begitu penasaran dengan kehadiran Kevan. Terlebih, Gibran mengenalnya.

"Nggak, saya nggak kenal," bantah Gibran. "Tadi saya lihat dia di lobi. Mungkin dia mau wawancara kerja sama perempuan ini."

Gibran menggeleng seraya menunjuk Maudy. Kemudian, dia berseru, "Ayo ke ruang meeting sekarang! Manajer umum akan datang sebentar lagi."

Gibran berjalan melewati Kevan. Dia dengan sengaja menyenggol bahu Kevan.

"Minggir!" perintahnya.

Kevan segera merapat ke dinding membiarkan Gibran melewatinya. Begitu juga dengan Ziyad dan Maudy.

"Pak Gibran!" panggil Nulla. Dia bergegas mendekati Gibran. "Apa Bapak yakin, manajer umum yang baru akan menyetujui proposal saya?"

"Saya akan pastikan hal itu. Percayalah! Tapi, jangan lupa bagian saya!"

"Beres itu, Pak," sahut Nulla.

Mereka menghilang di balik dinding. Kevan pun tersenyum.

"Dasar bodoh!" seru Kevan sambil tersenyum tipis.

"Tuan, ayo ke ruangan Anda!" ajak Maudy. "Sebelum ikut meeting, ada baiknya Anda merapikan diri dan memahami berkas meeting."

Kevan mengangguk. "Oke."

Mereka berbelok ke kanan, lalu masuk ke sebuah ruangan besar berhias lukisan. Dekorasi interior yang elegan membuat Kevan takjub.

"Astaga! Ini ruangan kantorku? Bagus banget."

Kevan berjalan menuju meja kerjanya. Dia lantas duduk di sana.

"Gimana, Tuan? Nyaman nggak duduk di kursi itu?" tanya Ziyad. "Kalau nggak nyaman, saya akan minta Maudy ganti kursinya."

"Nggak usah," tolak Kevan sambil tersenyum. "Ini aja udah cukup, Ziyad."

"Kalau gitu, silakan baca-baca dokumen yang tadi, Tuan!" seru Maudy mengingatkan.

"Oh iya, Maudy ...." Tiba-tiba saja Kevan teringat sesuatu.

"Ya, Tuan?"

"Tadi kamu bilang, ada dua relasi yang akan meeting pagi ini. Siapa aja?"

Maudy mengangguk. "Benar, Tuan Muda. Pagi ini, kita akan meeting dengan perusahaan Darwin Group dan Wijaya Corp," jawab Maudy.

Ziyad berdiri di sisi kiri Kevan. Dia berkata, "Anda bisa memilih presentasi dari mereka yang menurut Anda paling bagus dan sesuai dengan kriteria perusahaan kita."

"Darwin Group?!" Kevan terkejut saat mendengar nama perusahaan yang sangat dikenalnya.

Ziyad dan Maudy saling pandang. Mereka menunggu Kevan melanjutkan bicaranya.

"Ada apa dengan Darwin Group, Tuan?" Ziyad bertanya.

Kevan tersenyum tanpa sadar. Dia sedang mengingat anak majikannya. 'Aku bahkan nggak tahu kabar Cia sejak kemarin,' keluhnya di dalam hati.

"Apapun presentasi nanti, aku akan pilih Darwin Group," ujar Kevan yang berhasil membuat Maudy dan Ziyad tercengang. "Putuskan hubungan kontrak kerja dengan Wijaya Corp!" serunya kemudian.

"Anda bahkan belum membaca dokumen itu, Tuan ...."

Maudy berkata untuk memastikan agar keputusan Kevan tidak keliru.

"Lakukan aja, Maudy!"

"Baーbaik, Tuan," jawabnya pasrah.

Bersamaan dengan itu, ponsel Kevan bergetar. Dia segera mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jas.

"Hmm? Bima?"

Kevan terkejut begitu membaca nama pengirim pesan singkat di layar ponselnya. Tidak mau menunggu lama, Kevan membuka chat dari pria bernama Bima.

Bima: Kevan, Nona Cia drop lagi. Dia nyariin kamu.

Bima: Udah lihat foto Nona Cia yang aku kirim? Dia nggak berhenti mimisan, Van.

Kevan sedih ketika melihat foto anak dari majikannya terbaring di tempat tidur.

Kevan menghela napas. "Kamu pucat banget, Cia," katanya pelan.

Ziyad dan Maudy saling pandang. Keduanya mengangkat bahu.

"Ziyad, apa kamu bawa pesanan aku?" Kevan berdiri. Dia merapikan pakaiannya.

"Ya, Tuan. Saya udah siapkan semuanya," jawab Ziyad. "Apa Anda akan menggunakannya sekarang?"

Kevan mengangguk. Dia menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan.

"Maudy, handle pekerjaan hari ini. Kirimkan hasilnya ke email-ku!"

Usai memberi perintah kepada sang sekretaris, Kevan menatap Ziyad.

"Kita pergi sekarang!" ajaknya. Dia melangkah menuju pintu ruangannya.

"Sekarang?!" Ziyad terlihat panik. Dia menyusul Kevan dengan langkah panjang.

"Beritahu Omar untuk menyiapkan helikopter di atap!" perintah Kevan lagi.

"Tunggu, Tuan! Anda mau ke mana? Apa nanti sore Anda nggak balik kantor?"

Kevan mengangkat tangan tinggi-tinggi. Sedangkan Ziyad berjalan sambil menoleh ke belakang.

"Kami nggak akan balik kantor, Maudy. Kamu selesaikan pekerjaan dengan baik!" teriak Ziyad..

Kevan berjalan menuju lift yang tertutup rapat. Dia ragu seketika.

Ziyad menepuk bahu Kevan dan berkata, "Semua akan baik-baik aja, Tuan. Bukankah Anda harus cepat-cepat pergi? Lawan rasa takut itu!"

Kevan menarik napas. Dia memejamkan mata sejenak mencoba menghadirkan sosok wanita yang dirindukannya. "Cia, I miss you so much ...."

"Cia? Siapa dia, Tuan? Apa dia pacar Anda?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Anisa Salsabila P
ishh sebel! nula lagii nula lagii
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status