Home / Romansa / Bos angkuh itu ternyata ayah anakku / Bekerja jadi OB demi sang ibu.

Share

Bekerja jadi OB demi sang ibu.

Author: Tetesan air
last update Last Updated: 2022-09-01 01:12:27

Dua bulan telah berlalu, Zeira menjalani hari-harinya seperti biasa. Dulu sewaktu sekolah, ia bekerja dari pukul 1 siang hingga pukul 10 malam. Tetapi selama 2 bulan ini, ia mulai bekerja pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore.

Zeira sebenarnya sudah merasa nyaman bekerja di sana, dan upah yang ia terima sudah cukup lumayan. Namun kondisi ibunya yang semakin memburuk, membuat Zeira harus mencari perkejaan yang lebih bagus dan gajinya lebih tinggi, agar ia bisa membawa ibunya berobat ke rumah sakit.

Pagi ini Zeira sedang bersiap-siap, karena sebentar lagi sahabatnya Susan datang menjemput.

Tin...

Zeira berlari ke luar rumah ketika mendengar suara klakson mobil. Ia yakin kalau itu pasti Susan, dan dugaannya memang benar.

"Hay Ra?" Sapa Susan dari dalam mobil.

"Hay, maaf ya, aku sudah merepotkan kamu." Zeira merasa tidak enak karena meminta Susan menemaninya untuk mengantar lamaran kerja.

"Santai saja, aku tidak merasa direpotkan kok. Lagipula kita sudah lama tidak bertemu, jadi aku sudah sangat sangat dan sangat merindukan kamu," jawab Susan sambil tersenyum manis.

"Oh iya, kamu melamar sebagai apa di sana?" lanjut Susan.

"Sebagai OB," jawab Zeira dengan santai.

Susan sedikit terkejut. "Ha....OB?" ucapnya.

"Iya, emang kenapa Susan?" 

"Kamu berhenti bekerja dari pabrik roti, lalu melamar di perusahaan sebagai OB! Kan ini enggak lucu Zeira," protes Susan.

Di pabrik roti Zeira sudah diangkat sebagai kasir, terus kenapa dia berhenti hanya untuk menjadi OB di perusahaan? Itulah yang ada di dalam pikiran Susan saat ini.

"Susan, aku memiliki alasan untuk berhenti dari pabrik roti dan bekerja menjadi OB. Di pabrik roti aku memang sebagai kasir, tapi gajinya hanya 3 juta setiap bulan. Sedangkan menjadi OB aku digaji 5 juta setiap bulan. Itulah alasanku lebih memilih bekerja menjadi OB." Zeira menjelaskan semuanya kepada Susan.

"Iya sih, secara kan perusahaan Angkasa Grup adalah perusahaan besar. Bahkan dia memiliki cabang di beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia, dan Prancis," timpal susah.

Sambil berbincang-bincang tanpa terasa mereka sudah tiba di depan sebuah bangunan tinggi berlantai 40. Di sinilah Zeira ingin melamar sebagai OB.

Saat ia tiba di lantai 25, Zeira melihat banyak orang yang sedang mengantar lamaran dan antri untuk interview. 

"Maaf Mbak, surat lamarannya diberikan kepada siapa ya?" tanya Zeira kepada seorang wanita. 

"Mbak mau melamar sebagai apa?" Wanita itu balik bertanya.

"Sebagai OB mbak," jawab Zeira sambil tersenyum manis.

Wanita itu langsung memperhatikan Zeira dari ujung kaki hingga ujung rambut. *Ini anak benar mau jadi OB?* tanya dalam hatinya.

Wanita itu tidak percaya kalau Zeira melamar sebagai OB. Secara body Zeira tinggi 165 senti meter, kulitnya putih mulus, rambutnya panjang, hidung mancung dan wajahnya cantik.

"Bisa aku lihat berkasnya dulu?" lanjut wanita itu.

"Oh, bisa mbak." Zeira menyerahkan map biru yang ia bawa dari rumah, kepada wanita itu.

Setelah lima menit hening, wanita itu kembali membuka mulut. "Ow..kamu sudah pernah bekerja di pabrik roti ya? Berarti kamu bisa masak?" ucapnya setelah memeriksa surat lamaran Zeira.

"Iya mbak, saya sudah 3 tahun bekerja di sana. Dan Alhamdulillah saya sudah bisa membuat kue, mengolah berbagai macam kopi. Saya juga bisa masak makanan rumahan."

Zeira memang pintar masak, ia mewarisi kepintaran ibu dan ayahnya dalam memasak. Dulu sewaktu ayahnya masih hidup! Mereka memiliki restoran.  Tetapi restoran itu tutup 4 tahun yang lalu karena kehabisan modal untuk biaya pengobatan ayahnya.

"Wao, itu sangat bangus. Kalau begitu mbak Zeira mulai besok sudah bisa bekerja."

Mata Zeira membulat, bibirnya tersenyum lebar. Ia sangat bahagia diterima bekerja di sana. "Benarkah? Terima kasih ya mbak." 

Setelah selesai interview, Zeira langsung meraih ponsel dari saku celana. Ia segera menghubungi ibunya dan memberitahu kalau dia diterima. Tentu Maria juga ikut bahagia di seberang sana.

..................

Suara nyaring ponsel membangunkan Zeira di pagi hari. Wanita cantik keturunan Belanda dan Sunda itu selalu memasang alarm setiap hari, agar tidak terlambat bangun dan bisa tepat waktu tiba di tempat kerjanya. 

Sebelum ia berangkat bekerja, Zeira terlebih dahulu menyiapkan makanan untuk ibunya. Sebab Maria sudah tidak sanggup lagi melakukan perkejaan rumah, wanita paruh baya itu hanya bisa berdiri dan berjalan ke kamar mandi.

"Ibu saya pergi dulu ya?" pamit Zeira kepada Maria. Ia mencium punggung tangan ibunya serta keningnya.

Tepat pukul 7, Zeira sudah tiba di perusahaan Angkasa Grup. Ia mengenakan celana jeans panjang berwarna hitam dan kemeja berwarna putih. Sikap ramahnya membuat orang-orang disekitarnya mudah dekat dan senang kepadanya.

"Wah, kopi buatan kamu benar-benar enak. Pak bos pasti menyukainya." Puji Saddam.

"Terima kasih Pak," ucap Zeira dengan hormat.

Tentu dia harus hormat kepada Saddam, sebab pria tampan itu menjabat sebagai manajer. Dia adalah karyawan kepercayaan sang bos besar yaitu pemilik perusahaan Angkasa Grup.

Beberapa orang yang mencoba kopi buatan Zeira, semuanya mengatakan enak. Mereka memuji keahlian wanita cantik itu dalam mengolah kopi. Bahkan tidak banyak diantara mereka memberikan saran, agar Zeira membuka usaha, seperti kafe atau tongkrongan.

Namun apalah daya, ia tidak memiliki uang untuk modal. Jangankan untuk modal! Untuk makan sehari-hari saja susah. Tetapi Zeira bersikap manis dan tersenyum untuk merespon ucapan teman kerjanya. Zeira sama sekali tidak menunjukkan kesusahan atau masalah yang ada dalam hidupnya saat ini.

Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 5 sore, di mana para karyawan satu persatu sudah meninggal kantor, begitu juga dengan Zeira. Wanita cantik itu kembali ke rumah dengan menaiki motor metik peninggalan ayahnya.

Tetapi saat baru masuk dari pintu, Zeira merasa sesuatu yang aneh. Ia bergegas masuk ke dalam kamar mandi, dan menumpahkan sesuatu yang mendorong dari perut lalu ke luar melalui mulut.

Zeira bolak balik masuk kamar mandi karena muntah. Entah mengapa perutnya terasa kembung dan mual.

"Ra, Zeira," panggil Maria.

"Iya Ibu," sahut Zeira dari dalam kamar mandi.

"Kamu kenapa sayang? Apa kamu sedang sakit ?" tanya Maria, karena dari tadi ia sudah mendengar suara mual-mual. 

Zeira ke luar dari kamar mandi, ia menuntun ibunya melangkah ke ruang tamu.

"Aku enggak apa-apa Bu," ucapnya untuk menenangkan Maria.

"Tapi dari tadi ibu mendengar kamu mual-mual sayang!"

"Mungkin aku masuk angin Bu, nanti minum tolak angin pasti sembuh," jawab Zeira. 

"Kalau begitu pergilah ke Apotik membelinya." Perintah Maria dan langsung dituruti oleh Zeira.

Zeira meraih kunci motor dari atas meja, lalu pergi menuju Apotik. Tetapi saat diperjalanan, Zeira tiba-tiba mengigat kalau selama dua bulan ini ia tidak datang bulan. 

"Ya Tuhan, mungkinkah hanya sekali melakukan langsung hamil?" Zeira bertanya dalam hati.

"Ah....tidak mungkin. Aku tidak mungkin hamil," ucapnya lagi.

=============

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Agnes Odjan
semoga berakhir dg bahagia
goodnovel comment avatar
Leo
mantap awan ceritanya.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Kesadaran dan hukuman.

    Zeira mengerutkan kening, ia bingung kenapa Anjas memanggil wanita itu, Bella. Sedangkan selma ini Zeira mengenalnya sebagai imel."Apa kabar Nyonya Zeira?" sapa Mark, sambil menyodorkan tangannya."Saya baik, bagaimana dengan bapak?" Zeira menjabat tangan Mark, ia juga balik bertanya."Saya baik," balas Mark.Setelah melepaskan tangannya dari Mark, Zeira menyodorkan tangannya kepada Bella. Namun Bella tidur menyambut tangan Zeira, ia justru menarik tangan wanita cantik itu, lalu memeluknya sambil menangis."Maafkan aku Zeira, aku benar-benar minta maaf," ucap Bella di sela-sela tangisan.Zeira melepaskan pelukannya dari Bella, "Hey, kamu kenapa minta maaf?" ucapnya.Tentu Zeira bertanya demikian! Menurutnya, ia tidak pernah ada masalah dengan wanita yang ada di hadapannya saat ini. Karena Zeira tidak tahu, kalau wanita itu adalah Bella. Sebab Bella sudah mengubah seluruh wajahnya dengan melakukan operasi plastik."Aku mohon maafkan aku Zeira, aku telah banyak melakukan kesalahan terh

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Karena aku ingin menikmati tubuhnya.

    "Hentikan." Sentak Zeira dengan nada yang lebih tinggi.Ia berusaha mendorong tubuh Saddam sekuat tenaga. Tetapi apalah daya, tubuhnya jauh lebih kecil daripada Saddam."Diam Zeira." Geram Saddam.Ia mulai kesal dengan sikap Zeira yang berontak, dengan kasar tangannya mencengkram kedua pipi Zeira."Kamu adalah istriku, sudah kewajibanmu untuk melayaniku," ucap Saddam dengan tegas. "Jadi, biarkan aku menikmati tu....." Tiba-tiba seseorang menarik Saddam dari belakang, sehingga pria tampan itu tidak melanjutkan kata-katanya.Pak....puk...pak... Beberapa pukulan mendarat di wajah Saddam."Aku yang akan menikmati tubuhmu pengkhianat." Suara bariton itu membuat Zeira berhenti menagis. Tadinya ia meringkuk di atas tempat tidur sambil berurai air mata, tapi kini kepalanya terangkat setelah mendengar suara yang tidak asing di telinganya."Ma....ma...mas Anjas," ucapnya dengan bibir gemetar.Zeira sama sekali tidak bergerak dari tempat tidur, ia mengucek mata untuk memperjelas penglihatannya

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Nikmati saja Zeira.

    Mark melangkah mendekati Bella, "Maaf, tapi saya tidak mengenal anda." Wajah Bella terlihat sedih, bahkan kedua sudut matanya mengeluarkan cairan bening. Kondisinya saat ini membuatnya tidak bisa melakukan apapun. .......................Satu bulan telah berlalu, kondisi Bella kini semakin membaik. Terapi yang ia lakukan setiap hari membuat jari tangannya sudah bisa bergerak.Begitu juga dengan Mark, pria keturunan Jerman itu selalu datang menemui Anjas. Ia berusaha mengingatkan Anjas tentang masa lalunya, bahkan ia memberikan apartemennya untuk tempat tinggal Anjas dan Bella, selama mereka di sana. Mark sebenarnya ingin sekali terbang ke Indonesia untuk menemui Zeira lagi, tetapi pekerjaannya yang begitu penting tidak bisa ia tinggalkan. "Um...hum..." Bella menggumam saat melihat Mark muncul dari pintu.Mark yang mengerti maksud Bella, lantas menghampirinya, sedangkan Anjas bergegas menuju kamar."Ada apa Bella? apa kamu inginkan sesuatu?" Tanya Mark.Bella mengangguk, matanya ia

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Untuk apa dia datang kemari?

    Mark sudah memohon, tetapi security tidak juga mengizinkannya untuk masuk. Akhirnya Mark kembali ke hotel."Saya terima nikahnya dan kawinnya Zeira Kirana binti Barata, dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai." "Sah...sah...sah..."Kini Zeira resmi menjadi istri Saddam, ia hanya menjabat tangan suaminya tanpa menciumnya. Begitu juga dengan sebaliknya, Saddam tidak mencium kening Zeira, sebab istrinya itu menghindar.Air mata tidak berhenti ke luar dari matanya, begitu juga dengan Susan. Ia sangat mengerti bagaimana perasaan kakaknya saat ini. Tetapi walaupun demikian, Susan tetap mengucapkan selamat dan mendoakan semoga rumah tangga kakaknya bahagia dan harmonis.Waktu menunjukkan pukul 5 sore, saat Saddam masuk ke kamar. Ia melihat Zeira duduk di kursi sambil menghadap ke arah kolam renang melalui jendela."Hem..." Saddam sengaja berdehem agar Zeira menyadari kedatangannya.Namun Zeira sama sekali tidak merespon, tatapan wanita cantik itu tetap saja tertuju ke arah kolam renang

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Tolong pak, aku harus bertemu dengan nyonya Zeira.

    "Selamat pagi." Suara dari seberang sana."Selamat pagi, apa ini dengan kantor Wijaya Grup?" Ucap Mark."Iya, ini dengan kantor Wijaya Grup. Saya bicara dengan siapa?" Tanya dari seberang sana."Ini saya Mark, klien pak Anjas. Apa saya bisa bicara dengan Ibu Zeira?""Maaf pak, ibu Zeira tidak ada di kantor." Balas dari seberang."Kalau begitu apa saya bisa meminta nomor ponselnya? ada yang ingin saya sampaikan tentang pak Anjas." "Tu....tu....tu...tu...." Tiba-tiba panggilan terputus. Mark mencoba menghubunginya kembali, namun tidak bisa terhubung."Pasti ada yang tidak beres," ucap Mark. Ia bangkit dari kursi dan pergi meninggalkan rumah sakit.Sementara di tempat lain, Saddam langsung melakukan tindakan agar Mark tidak bisa menghubungi nomor kantor. Ia juga berusaha menghubungi nomor Bella untuk memberitahu tentang Mark. Tetapi sayang, panggilnya tidak terhubung. Bagaimana terhubung, Bella saat ini sedang koma di rumah sakit, sedangkan ponselnya tinggal di hotel.Tepat pukul 5 sor

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Dokter, apa ini benar-benar istri pak Anjas?

    Keputusan Zeira untuk menikah dengan Saddam sudah bulat. Namun ia meminta pernikahan mereka hanya di laksanakan di kantor KUA tanpa adanya resepsi."Kak, apa kamu sudah yakin?" Tanya Susan.Saat ini kedua wanita cantik itu sedang duduk di taman sambil menemani Azka bermain."Sudah." Jawab singkat Zeira.Susan menarik napas dalam-dalam. "Jika kakak belum yakin! kakak berhak untuk menolaknya. Cobalah bicara dengan papah." "Tidak Susan, aku tidak mau terjadi sesuatu yang buruk kepada papah." Bantah Zeira."Kakak, jangan memaksakan diri hanya untuk sesuatu. Aku tahu kamu sangat menyayangi papah, itu sebabnya kamu setuju untuk menikah dengan Saddam. Tapi percayalah kak, pernikahan kamu dan Saddam tidak ada hubungannya dengan penyakit papah.""Tapi San.....""Tidak ada tapi-tapian, berpikirlah karena masih ada waktu satu bulan lagi." Setelah mengatakan itu, Susan langsung pergi.Sementara di tempat lain, Bella dan Anjas sudah berada di dalam pesawat. Keduanya terbang menuju Inggris untuk m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status