Share

2. Broken Home

Beberapa hari setelah resmi cerai, Amanda membawa kedua putrinya kembali ke rumah mereka yang dulu. Ya, rumah yang sangat kecil dan sederhana. Elying dan Evelyn pun tidak masalah tinggal di rumah yang berukuran sedang.

Amanda pun kembali bekerja di kantornya dulu. Wanita itu memang sudah diminta untuk kembali bekerja di kantor tersebut. Atasan yang meminta untuk kembali bekerja. Richie Hart, atasan Amanda memang sangat memperhatikan keadaan keluarganya, apalagi sebelum Amanda menikah. Elying dan Evelyn kembali bersekolah seperti biasa.

Beberapa bulan setelah itu, semua berjalan seperti semula. Namun, sedikit ada yang berbeda dari Evelyn. Evelyn sering terlihat murung dan melamun. Setiap pulang dari sekolah dia kerap sekali langsung masuk ke dalam kamar dan mengurung diri. Entah apa yang terjadi padanya. Hal ini sering membuat Amanda khawatir.

Sang Ibu, Amanda memang sudah mulai sibuk dengan pekerjaannya. Sebagai seorang wanita karier yang mulai meniti kariernya dari awal. Dia ingin mengulangi apa yang belum dia capai dulu sebelum menjadi menikah.

Perubahan dari Evelyn membuat Elying curiga. Gadis yang sedang beranjak dewasa itu terus memantau sang adik, Evelyn. Disaat Ibunya mulai sibuk dengan dunianya. Disini peran Elying mulai terlihat. Evelyn yang mulai sedikit aneh membuat sang Kakak mulai sedikit mencari tahu.

Pagi itu Evelyn tampak duduk termenung di sebuah bangku kayu yang ada di sekolahnya. Pandangannya kosong, entah dia yang dia pikirkan. Dia tampak seperti orang linglung. Sesaat setelah itu, seorang murid perempuan mendekatinya dan duduk di samping Evelyn.

"Eve ..." panggilnya. Evelyn hanya menoleh sebentar, setelah itu dia kembali lagi menatap ke depan.

"Bagaimana?" tanya anak perempuan yang bernama Marion, "Apakah enak menjadi anak broken home?" imbuhnya bertanya.

Evelyn kembali menatap Marion. Tatapannya sungguh membuat Mario bergidik ngeri. Tiba-tiba, tangan Evelyn menarik rambut Marion sangat kuat. Evelyn menariknya hingga Marion berteriak histeris. Seketika sekolah pagi itu gempar karena teriakan Marion. Para murid pun berusaha memisahkan mereka berdua, bahkan sampai para guru ikut turun tangan.

Akhirnya setelah mereka dapat dipisahkan, Evelyn dan Marion dibawa ke ruang kepala sekolah. Saat itu, Marion berusaha membela dirinya sendiri, sedangkan Evelyn tampak diam tak bersuara sedikit pun. Hukuman pun diberikan pada mereka berdua. Terlebih pada Evelyn. Evelyn saat itu sama sekali tak membela dirinya sendiri, bahkan sampai hukuman diberikan pada Evelyn, dia pun tetap diam seribu bahasa.

Kabar hukuman skor dari sekolah untuk Evelyn sampai juga di telinga Amanda, Ibunya. Sepulang dari kantor, Amanda yang melihat Evelyn duduk dengan pandangan kosong menatap jendela. Amanda mendekati Evelyn, membelai rambutnya. Evelyn hanya diam tidak merespon.

"Eve, Ibu minta maaf jika akhir-akhir ini sangat sibuk. Sampai Ibu tidak memperhatikanmu juga Elying," jelas Amanda.

Evelyn tidak merespon sama sekali, dia masih sama, hanya diam seribu bahasa. Amanda semakin dibuat khawatir olehnya, wanita itu takut jika Evelyn depresi.

"Eve, bicaralah pada Ibu. Kenapa kau diam terus? Jangan membuat Ibumu takut dan khawatir!"

Amanda, memegang bahu Evelyn dan menarik menghadapkan tubuh Evelyn berhadapan dengan dia. Kedua tangan Amanda menangkup wajah Evelyn.

"Kenapa kau diam? Lihatlah mata Ibu, Eve!" seru Amanda.

Evelyn menatap manik mata sang Ibu. Terlihat sangat berbeda tatapan itu.

"Aku ingin tinggal bersama dengan Nenek!" ujar Evelyn.

"A-apa?!"

"Aku ingin tinggal bersama dengan Nenek!" Evelyn mengulang ucapannya. Amanda terdiam.

"Ibu mendengarnya 'kan. Aku ingin tinggal bersama dengan Nenek!"

Kembali Evelyn mengulang dan menekan kata-kata tersebut. Tangannya melepaskan tangkupan tangan sang Ibu. Lalu, dia beranjak pergi meninggalkan Ibunya. Bersamaan dengan itu, Elying yang baru pulang melihat sebagian adegan tersebut.

"Ibu ...." panggilnya.

Amanda menoleh ke arah Elying, kemudian duduk kembali ke sofa. Sesaat setelah itu tangan kanannya memijit-mijit pelipisnya. Elying melangkahkan kakinya mendekati sang Ibu, lalu dia duduk di samping Ibunya.

"Ibu, aku rasa Evelyn dalam keadaan tertekan. Dia belum pernah bertindak kasar seperti itu, apalagi sampai menjambak rambut," jelas Elying.

Amanda menoleh menatap putri sulungnya. Dia merasa sangat bersalah pada kedua putrinya. Sejak resmi bercerai dengan Anthony, Amanda memang banyak menyibukkan dirinya dengan pekerjaan di kantor.

"Evelyn menjadi bahan ejekan di sekolahnya. Yang aku dengar hari ini, dia menjambak teman sekelasnya, karena kesalahannya itu Evelyn mendapatkan hukuman!" papar Elying. Elying bangkit dari duduknya.

"Aku rasa lebih baik Ibu mengantarkan Evelyn ke tempat Nenek. Aku tidak masalah hidup terpisah dengan Eve, mungkin dengan seperti itu Evelyn bisa kembali seperti semula," tambah Elying.

"Ta-tapi I-ibu--"

"Kalau Ibu sayang denganku atau Eve, Ibu pasti tahu apa yang terbaik buat kami!" Elying pergi meninggalkan Ibunya.

Semua berjalan begitu saja. Bukan masalah apa, tapi tiap anak-anak itu mempunyai mental yang berbeda-beda. Tidak ada seorang anak yang menginginkan orang tuanya bercerai. Tapi jika memang hal itu tidak bisa dipertahankan lagi, jalan satu-satunya memang berpisah. Namun, terkadang perubahan sikap yang dialami oleh anak yang berasal dari keluarga broken home disebabkan oleh kurangnya kasih sayang dari salah satu orang tua.

Dampak psikologis. Setiap keluarga yang mengalami broken home biasanya akan berdampak pada anak-anaknya. Orang Tua tidak pernah memikirkan konsekuensi dari tindakan yang mereka lakukan. Dampak paling utama yang akan melekat sampai anak tersebut dewasa adalah dampak psikologis. Seorang anak dapat berkembang dengan baik jika kebutuhan psikologisnya juga baik. Anak yang mengalami broken home memiliki ketakutan yang berlebihan, tidak mau berinteraksi dengan sesama, menutup diri dari lingkungan, emosional, sensitif, temperamen tinggi, dan labil.

Mungkin itulah yang terjadi pada Evelyn sekarang. Anak yang baru berusia 10 tahun harus melihat Ayah dan Ibunya berpisah, dan dia harus mengalami bullyan di sekolahnya. Hal ini sangat berpengaruh besar pada mental seorang anak, Evelyn menjadi sangat malas dan tidak ada semangat. Mengakibatkan dia tidak mempunyai minat berprestasi.

Keadaan seperti itu bisa merusak jiwa anak, sehingga dalam proses pembelajaran di sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak disiplin, selalu membuat keonaran dan kerusuhan, hal ini dilakukan karena anak-anak itu cuma ingin mencari simpati pada teman-temannya atau pada para guru. Suasana dan keadaan keluarga itu sendiri yang mau tidak mau menentukan bagaimana dan sampai dimana hal yang dialami dan dicapai oleh anak-anak.

Broken home adalah kurangnya perhatian keluarga atau kurangnya kasih sayang orang tua, sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal, dan susah diatur.

Amanda menatap Elying sampai dia hilang dibalik pintu kamarnya. Setelah itu dia merenung kembali.

Apakah aku salah mengambil langkah ini? Tapi aku benar-benar sudah tidak kuat jika harus terus bertahan. Aku benar-benar sakit hati dan kepercayaan-ku pada Anthony sudah benar-benar hilang! Batinnya dalam hati.

Tak terasa air matanya kembali mengalir membasahi pipinya. Antara dia merasa sangat bersalah pada anak-anaknya, dan dirinya yang sudah tidak kuat menjalani rumah tangga dengan Anthony. Satu-satunya jalan, mungkin harus membawa Evelyn pada Neneknya. Mungkin dengan begitu, Evelyn akan kembali seperti semula. Kini, Amanda memang tak punya pilihan lain lagi, sepertinya memang dia harus menitipkan Evelyn pada Neneknya.

Semua keputusan yang dia ambil semuanya memang sudah dia pikirkan matang-matang, termasuk perpisahannya dengan Anthony dan juga kembalinya dia bekerja sebagai wanita karier. Satu-satunya yang ada dalam pikiran Amanda adalah membesarkan kedua anak-anaknya, agar mereka bisa lebih baik dari dirinya. Akan tetapi, mungkin seterusnya Elying-lah yang akan dia utamakan, karena Evelyn akan tinggal dengan Neneknya. Tapi bukan berarti Amanda lepas tanggung jawab pada Evelyn. Ini hanya untuk sementara sampai Evelyn kembali seperti semula.

"Saat ini mungkin Eve sangat tertekan hidup denganku. Mungkin dengan dia tinggal dengan Neneknya, dia bisa melupakan sedikit demi sedikit."

Amanda mengusap air matanya, lalu dia meraih tasnya dan melangkah masuk ke dalam kamarnya. Menutup kamarnya dan menyandarkan tubuhnya di pintu kamarnya. Rasa sakit itu kembali wanita itu rasakan.

Sepertinya tidak begitu ngefeel šŸ˜… see ya on next chapter.

To be continue,

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Marrygoldie
kasihan anak korban broken home itu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status