Share

Lost Control

“Axe.” 

Aku kembali mengetuk pintu kamarnya. Sejak insiden di dapur tadi, pria itu sama sekali tidak keluar kamar. Dia sungguh seperti gadis perawan yang sedang marah karena permintaannya tidak dituruti. Bahkan sudah dua kali aku berdiri di depan pintu kamarnya dan dia sama sekali tidak berniat membukakan pintu untukku.

Sebenarnya bisa saja aku menekan knop pintu untuk memastikan keadaannya, ntah pintunya terkunci atau tidak. Cuma kalimat terakhir darinya waktu kami berada di roof top masih terngiang – ngiang. Aku tidak boleh lancang, statusku di matanya hanya seorang penghangat ranjang.

“Axe.”

Masih belum ada jawaban. Oh, ayolah. Sekarang sudah hampir jam tujuh malam. Apa Axe ingin melewatkan makan malam dan tak ingin meminum obatnya?

“Aku akan masuk kalau kau tidak mau membukakan pintu untukku,” ancamku meski tak ada balasan sama sekali.

Apa yang Axe lakukan di dalam hingga tak meresponku?

Tak mau me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status