Share

Pernyataan Mengejutkan

Ambil napas dulu, hehehe.

"Ali, minta perhatian semua orang!" Nyonya Elisa maju beberapa langkah lalu berhenti tiba-tiba, Hart yang masih berdiri di sana menghalangi jalan.

Ali segera menarik tubuh Hart, menjauhkan dari hadapan Elisa. hal itu sontak menyadarkan Hart dari lamunan dan segera mengatur kembali posisi berdirinya.

Dengan suara yang lantang, Ali mulai menarik perhatian orang-orang, "selamat malam para hadirin sekalian, mohon perhatiannya sebentar. Nyonya Veronica akan menyampaikan beberapa hal untuk kita."

Perhatian setiap orang di ruang itu langsung tertuju pada Elisa, wanita berusia 60-an yang masih terlihat bugar.

Ia mulai berbicara, diawali dengan ucapan selamat datang, ungkapan terima kasih dan beberapa lelucon basa-basi sebelum akhirnya mengumumkan keberhasilan perusahaan mereka.

"Perusahaan keluarga kami akhirnya berhasil menempati posisi kedua sebagai pemegang saham terbesar Altar Group," ungkapnya penuh kebanggaan yang disambut tepuk tangan meriah semua orang.

"Kalian pastinya sudah tahu kebiasaan keluarga kami, yaitu gemar membeli seseorang yang kemudian dijadikan sebagai budak." Hart semakin merasa ada yang tidak beres setelah mendengar pemaparan Elisa.

Lalu Elisa berbalik sedikit dan menunjuk ke arah Hart, "Pria ini ... budak baru kami, dia milik salah satu cucuku. Kalian boleh melakukan apa saja terhadapnya, tapi dengan izin Liana, pemiliknya," ungkapnya.

Hart dapat melihat tatapan setiap orang yang mengarah padanya, tatapan merendahkan, tatapan yang memandang hina.

"Silakan nikmati pestanya," kata Elisa mengakhiri.

Beberapa tamu mulai menghampiri nyonya besar itu, memberi ucapan selamat dan menjilat.

Sementara Hart yang masih terpukul dengan ucapan Elisa hanya bisa menatap Liana dan menahan amarah.

"Apa maksud ucapan wanita tua itu, Ali?" tanya Hart dengan mata menyala.

"Tolong jaga kata-katamu, Hart! Wanita itu bisa membunuhmu jika mendenggar ucapanmu," bisik Ali satu-satunya tempat bagi Hart untuk mendapatkan jawaban.

"Ikut aku," ajak Ali.

Begitu berbalik, seseorang yang tiba-tiba ada di sana menghentikan langkah mereka.

"Budak Liana cukup menarik juga, tampan dan ... tubuhnya bagus." Wanita itu mulai meraba tubuh Hart.

"Heii, apa yang kau lakukan!" Bentak Hart menyingkirkan tangannya.

"Awwhh," rintihnya manja.

"Nona Viana, mohon maafkan dia," pinta Ali membungkuk meminta ampun untuk Hart.

"Kau kasar, ya. Aku suka pria kasar. Siapa namamu?" Tampaknya Viana tidak mempermasalahkan perlakuan kasar Hart padanya.

"Rainer Hart," jawab Hart yang mulai menjaga sikapnya, ia tak ingin Ali mendapat masalah karena dirinya.

Veronica Arviana, wanita berusia 35 tahun, tapi masih tampak seperti gadis 18 tahun. Semuanya karena perawatan yang mahal.

Viana adalah adik kandung ibu Liana, wanita ini juga memimpin salah satu perusahaan milik keluarga Veronica. Perusahaan yang ia pimpin tidak memperkerjakan leki-laki satu orang pun, semua karyawannya adalah wanita.

Viana tidak pernah punya niat untuk menikah semenjak hatinya disakiti oleh seorang lelaki. Wanita itu juga memiliki budak, beberapa orang budak sebagai mainannya, tentu saja semuanya lelaki tampan dan masih muda.

"Hart? Rusa jantan." Viana membisikkan makna nama Hart tepat di telinga pemuda itu, bisikan lirih seakan mendesah dengan kedua telapak tangan menempel pada dada Hart.

"Hei kau, ke mari!" Viana memanggil salah satu pelayan yang membawa minuman untuk para tamu.

"Maaf, Nona. Kami minta izin untuk keluar sebentar," pinta Ali yang terlihat panik, tapi permohonannya ditampik dengan tangan lentik Viana.

Entah kenapa Ali terlihat panik.

Setelah mengambil segelas minuman pada nampan yang dibawa pelayan, Viana langsung menuangkan minuman itu di atas kepala Hart.

"Kalian semua lihatlah, budak hina ini berani menggodaku!" Teriakan tuduhan Viana menarik perhatian semua orang.

Hart ingin meronta, tapi dengan sigap Ali menangkap tangannya sebelum diayunkan. Ali menatap mata Hart, memberinya isyarat agar tetap tenang.

"Setelah melihat sikap kurang ajar budak ini, minuman kalian pasti terasa menjijikkan. Tuangkan saja ke wajahnya dan ganti dengan yang baru." Viana kembali berteriak, menatap benci ke arah Hart.

Orang-orang mulai bergantian menumpahkan minuman ke arah Hart, atau menuangkan langsung di atas kepala pemuda malang itu sambil tertawa.

"Aku mohon, jangan melawan." Ali berbisik pada Hart saat ia ikut menuangkan minuman padanya. Hanya itu cara agar ia bisa mendekati Hart tanpa dicurigai.

Setelah mendapatkan peringatan dari Ali, Hart hanya bisa diam dengan semua penghinaan yang ia terima. Hart tidak ingin bertindak bodoh, hal yang mungkin semakin merugikan dirinya dan Ali.

Lalu, ke mana Liana?

Wanita itu ada di sudut ruangan, duduk di kursi mini bar, menikmati pemandangan penghinaan terhadap Hart dengan sebotol anggur yang didatangkan langsung dari luar negeri. Bukannya menghentikan mereka, ia justru menjadikan hal itu sebagai tontonannya.

"Lepaskan pakaianmu!" perintah Viana menunjuk wajah Hart.

"Huh?"

"Kau tidak dengar? Aku bilang lepaskan pakaianmu, sampah!" bentak Viana murka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status