Share

20

Bahkan besok paginya, Keke belum bisa mengembalikan Mood-nya. Masih ada yang mengganjal di hatinya, tapi dia tak mampu meluapkan. Semalam dia susah tidur, sementara Bujang tidur lelap seperti kerbau.

Bujang meminta Keke mengantar kopi dan kue ke gudang. Keke sempat membuat goreng pisang setelah subuh, cukup untuk pengganjal perut.

Luqman baru saja sampai, dia sempat menyapa Keke sebelum mengambil pahat. Keke menyahut tapi tak seramah biasanya, hal itu menimbulkan pertanyaan bagi Luqman.

"Jang, istrimu kenapa? Wajahnya cemberut seperti baju kusut." Luqman memandang punggung Keke yang telah menghilang di balik pintu rumah panggung.

"Tidak tau, dari kemaren begitu," sahut Bujang santai. Sesekali dia mengambil gelas kopinya dan menyesapnya sedikit. Tangannya terus bekerja.

"Kau harus banyak belajar, Jang. Keke itu ibaratkan anak remaja yang kau harus pandai-pandai dengannya. Menghadapi perempuan itu memang sulit."

Bujang memandang Luqman sekilas, kemudian fokus lagi pada kuas cat di tang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Ludia Fitriani
baru baca JD masih penasaran
goodnovel comment avatar
Mar Yati
suka. coba bujang lebih agresip jangan kaku perempuan itu ingin di perhatikan
goodnovel comment avatar
Wakit Nurhuda
ya ampun orang yg bikin ribut ada didepan mata apa gak tambah bikin pengen gamuk itu.........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status