Share

Bab 3. Pertemuan

Author: EL Dziken
last update Last Updated: 2023-11-10 13:18:42

Ayu duduk dalam gelisah. apakah dirinya harus bahagia atau bersedih.

Kini, dirinya duduk di sebuah ruang tamu yang sangat megah. Rumah Desi bak istana sultan.

Tak lama, seorang lelaki muda berparas tampan,dengan tubuh atletia.. Keluar dan berjalan beriringan dengan Desi. Wajah Desi yang tersenyum dari tadi membuat Ayu membalasnya dengan senyuman pula.

"Tuh , ada Ayu, Mas ....."

"Oh, ya. wah, sudah lama Yu?" tanya Pras, tanpa canggung sama sekali.

"Baik," jawab Ayu kemudian, berdiri, dan menyambut uluran tangannya. Jabatan tangannya cukup kuat menganggap tangan Ayu.

Prastyo, memandang Ayu dan tersenyum ramah.

"Sepertinya, kita harus main ke rumah ibunya Ayu, sayang." cakap Pras tiba-tiba.

"Oh, tentu saja. nanti aku atur waktunya, ya, begitu Ayu. nanti bilang pada Ibu. aku dan suami mau sowan ke rumah ibumu."

Ayu hanya mengangguk dan menundukkan kepalanya. Sebuah polemik bagi Ayu, tapi. tak mungkin bisa mundur.

***

"Apa kau sudah gila, Yu?!" Ibu bertanya dengan nada tinggi.

"Maafkan Ayu Bu, aku pun tak tahu. untuk berkata tidak. rasanya berat sekali. Desi sudah banyak membantu hidupku dulu Bu." Isak Ayu tak tahan, akhirnya menangis juga..

"Makanya punya suami itu dijaga, malah menghamili pembantu!" hardik ibu mulai mengungkit kesalahanku.

"Bu, jangan pautkan hal itu. toh nyatanya aku sudah lakukan hal terbaik sebagai istri. aku saja yang salah ambil dia menjadi pembantu , Bu." Ayu membela dirinya sendiri.

Ibunya terdiam, ada rasa kecewa , "Kau sudah dewasa, nyatanya saat kau dicerai oleh suamimu , kau tak bilang pada ibu. yang akhirnya kau tak punya apa-apa."

"Bu ...."

"Mungkin ini , memang takdirmu. yang ibu takutkan, dengan suamimu saja kau tak bisa hamil, lalu .... apa sekarang kau bisa hamil ?"

"Aku sehat Bu, tidak mandul." Ayu merasa tersinggung atas kata-kata ibunya. tapi memang benar, bagaimana kalau benar, aku tak bisa hamil? pikir Ayu dilematis.

"Bu ...." Ayu memegang tangan ibunya, dan mengecup punggung tangannya takzim.

"Maafkan aku Bu, selama ini aku belum menjadi anak yang berbakti. maafkan aku Bu?" Ayu sudah menangis sesenggukan.

Ibu Ayu langsung menarik tangan anaknya, dan balik memeluk anaknya erat.

"Semoga takdirmu, bisa membuatmu bahagia, ibu selalu mendoakan yang terbaik. tapi bila ini adalah jodohmu yang kedua. mau apa lagi."

"Bu, ibu mengijinkan?"

ibunya mengangguk dan mengusap air mata di wajah anak semata wayangnya. Hidupnya yang hanya mengandalkan uang dari pensiunan suaminya yang sudah meninggal, mengharapkan hidup lebih nyaman lagi, ibunya pun paham, anaknya hanyalah tamatan sekolah tingkat atas saja. Untuk bekerja pun pasti hanya bisa jadi buruh di pabrik.

***

Malam ini adalah kunjungan Desi dan Suaminya. Desi membawa banyak makanan dan buah-buahan untuk bingkisan. Ayu merasa tidak enak hati. Rasa yang tak bisa diungkapkan. Ibunya hanya bisa pasrah saja., Desi menceritakan banyak hal pada ibu Ayu.

"Maafkan aku, Nak Desi, Bila Ayu bisa, membantu keinginanmu, ibu hanya bisa merestui saja. tapi, apakah?"

"Aku akan menikahi Ayu secara sah, Bu. menjadi istri ke duaku. Aku berjanji tidak akan pilih kasih pada Ayu, ataupun Istriku, Desi. mereka akan mendapatkan hak yang sama." Prasetyo berkata dengan tegas di hadapan ibu. Ayu hanya diam, tangannya masih dipegang erat oleh Desi.

"Benar, Bu. aku sebagai istri pertama akan membimbing Ayu," Desi berkata sambil melirik Ayu dan tersenyum.

Ayu kembali memandang ibunya, ada rasa nyeri dalam hatinya. Andai ibu tak setuju, pasti Mas Pras akan mundur. Tapi ini, Ibu justru iba pada Desi. Perasaan sebagai seorang wanita, Bagaimana tersiksanya Desi saat menjalankan tugasnya sebagai istri juga setelahnya, yang membuatnya dirinya harus merasakan sakit yang teramat sakit.

Lalu? bagaimana dengan aku? batin Ayu. Orang hanya melihat luarnya saja, karena baru saja keluar dari rasa dera kehidupan, di cerai suami tanpa mendapatkan harta gono-gini, bahkan kalah dengan Harni yang sudah hamil duluan, tapi benarkah itu anak Bram? aku aja–, ups , Ayu saja belum hamil selama dua tahun pernikahan dengan Bram.

Lalu, apakah bila iya, menikah dengan suami Desi yang menikahi nya hanya ingin punya anak, lah kalau sama, Ayu belum kunjung jua hamil? apakah kebaikan Desi akan tetap sama? atau malah aku akan disiksa sebagai istri kedua yang juga nggak bisa hamil? pikir Ayu penuh dilema.

"Ayu! kau ini dipanggil malah melamun." kata ibunya sambil mencolek lengan Ayu.

Ayu kaget dan tersenyum sambil menunduk.

Tak menyadari dari tadi mata Pras selalu mencuri pandang pada Ayu.

Jangan jatuh cinta! jangan! teriak hati Ayu.

Desi tahu gelagat Ayu, sambil tersenyum, dirinya bangkit dari duduknya, menarik tangan Ayu, dan mendudukkan sahabatnya itu di samping kiri suaminya, dirinya juga duduk di samping kanan suaminya.

"Bagaimana, Bu apakah kami sudah pantas?" tanya Desi pada ibu Ayu.

Sungguh Desi membuat Ayu malu, dia segera pindah dari sisi suami Desi.

Desi malah tertawa, "Nanti kau akan terbiasa, bukan kah begitu Mas Pras?"

Pras , suami Desi, hanya senyum tersamar, dan mengangguk dengan cepat.

"Iya ..."

Ayu semakin tak bisa berkata-kata lagi.

Gila! emang gila rencana Desi ini.

ibu hanya memandang mereka terlihat lengkung di bibirnya walau terlihat dalam keterpaksaan.

Malam, makin larut, dan Desi juga suaminya pamit undur diri. Ayu tak bisa berbuat lebih.

tiba-tiba,

"Bila ini sudah menjadi takdirmu, mau apa lagi, mungkin ini jalan terbaik dari Allah, Nak."

***

'Aku mau bertemu empat mata' Akhirnya Ayu beranikan diri untuk membuat janji pada Pras.

'Baik, aku jemput, ya.'

Pras membalas chat tersebut.

Tak lama, sebuah mobil berhenti di depan rumah Ayu.

Mereka pun pergi ke suatu tempat, Ayu tahu ini adalah hal yang salah.

"Aku ingin bicara."

"Bicaralah, Ayu. aku mendengarkan, " kata Pras sambil terus menatap Ayu.

wanita cantik ini merasa jengah saat lelaki di depannya menatapnya begitu.

"Aku aku ingin adanya sebuah perjanjian, bila dalam tujuh bulan aku belum hamil berarti kau boleh menceraikan aku."

Pras menatap Ayu dan tersenyum. "Ada lagi?"

"Aku tak akan jatuh cinta padamu, begitu juga dirimu, maaf aku tak mau menyakiti hati Desi, mengapa tidak kau cari wanita lain saja." geram Ayu.

"Tapi aku maunya, kamu, Ayu. Desi sudah banyak menceritakan kisah hidupmu, aku pun tahu siapa kamu."

Ayu merasa tersudutkan atas kata-kata Pras, berarti dia tahu kalau , Ayu sering mendapat bantuan uang dari Desi.

Sialan, batin Ayu. maksud hati, agar pernikahan ini tidak terjadi, tapi malah ....

"Kau mau apa? katakan, aku akan penuhi semua keinginanmu."

Ayu masih terus memandang lelaki tirus di depannya ini. Memang wajah tampannya akan membius wanita manapun, tapi Ayu sama sekali tak suka dengan suami Desi ini.

"Kau mau rumah?"

"Tidak."

"Berarti deal kan, kita tak ada masalah apa-apa, kau sayang dengan sahabatmu kan?"

lagi-lagi, Ayu dibuat tak bisa berkata-kata lagi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 76. Kemarahan Ayu

    "Ayu! Tunggu!" teriak Desi mengejar sosok yang yang tampak memperhatikan kerumunan di jalan utama.Ayu langsung berhenti melangkah dan mencari sumber suara yang memanggilnya. Dilihatnya Desi setengah tergesa mendekatinya.Plak! Sebuah tamparan tiba-tiba mendarat di pipi Ayu. Wanita itu kaget atas perlakuan kurang ajar dari Desi."Kembalikan Tegar padaku!" cecarnya dengan emosi. "Dia sudah menjadi anakku, ingat aku punya surat adopsinya!"Ayu memandang sengit pada Desi, ia masih memegang pipinya yang terasa perih akibat tamparan dari Desi.'Kau! Apa kau tak malu, bodoh kok ngga sembuh-sembuh! Semua surat yang Mamimu buat itu palsu, tersebut surat adopsi Tegar! Dan semua itu tak ada gunanya lagi! Paham! Tegar tetap anakku, kau tak berhak atas semua tentang Tegar!" Ayu lebih garang, ia tak pedulikan beberapa orang sudah mulai mengerubunginya.Adu mulut dengan Desi menjadi tontonan gratis. Desi semakin kalap mendengar penuturan Ayu. Ia merasa dijatuhkan harga dirinya. Apa lagi sudah terbo

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 75. Mami Tertangkap

    Mami sudah mulai ketar ketir, karena pemberangkatannya sepertinya akan bermasalah. Ia sudah siapkan beberapa surat penting dan beberapa kartu yang akan diperlukan nanti, tapi tiba-tiba ... "Ibu Suharti betul ? ikutlah bersama kami," Sebuah suara wanita berpakaian preman segera merangkul pundak Mami dengan cepat memborgol tangan Mami. Mami sudah tidak bisa berkutik lagi, Mami ditangkap petugas imigrasi. Sementara itu, beberapa petugas sudah mengerumuni sebuah mobil yang sudah ringsek. Beberapa warga yang kaget dengan suara letusan mirip senapan itu pun mencari sumber letusan. karena mereka pikir ada sebuah insiden di area pembuangan sampah terakhir ini. Tubuh Pras ditemukan sudah kaku, ada benturan keras di dada dan kepalanya, tak ada tanda kekerasan , sepertinya petugas menganggap pengemudi sedang mabuk dan keluar jalur masuk dalam kubangan jurang pembuangan. Evakuasi mobil cukup sulit karena banyaknya sampah dan penonton yang heboh pada peristiwa tersebut. *** Desi me

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 74. Perselisihan Pras Dan Budiman

    Mami pergi bersama Pras, kali ini benar-benar akan melakukan sesuatu yang semua orang tak menyangkalnya. Mami minta di antar ke beberapa perusahaan, Pras mengantar hingga usai. Kemudian mereka menuju sebuah kawasan elite, menuju sebuah rumah yang sudah mereka beri tanda.Sementara itu Budiman terus menguntit kemanapun mereka pergi, sasaran utama lelaki itu adalah koper yang ada di tangan Pras."Pras! Tunggu di sini, mami mau ambil sesuatu ingat! Jangan telat jemput mami lagi ke sini. Pergilah, jangan sampai mobil Desi diketahui seseorang."Pras mengangguk dan langsung meluncur lagi. Mami segera keluar mobil dan menggenakan masker dan sebuah rambut pasangan yang ia sediakan dalam tasnya. Lalu berjalan mengendap mendekati sebuah mobil mewah yang terparkir depan rumah bertingkat. Tak disangka Mami melakukan hal tersebut, yaitu memutus slang rem dari bawah mobil dan mengiris beberapa kabel otomatis! Pras kali ini pergi ke sebuah tempat yang cukup sepi ia akan menyimpan uang dalam koperny

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 73. Sebuah Kabar Yang buruk

    Kasus ini semakin melebar, Singgih menjadi penasaran apa sebenarnya dibalik semua ini. Dengan cepat dirinya menelusuri keluarga Desi yang selama ini ia kenal sebatas kenal saja. Dari nama Ayahnya, ibunya hingga bisnis yang katanya berbasis utama ada di Swiss. Sempat kesulitan juga Singgih menemukan keterangan tentang mereka. "Rita, panggilkan Tommy ke sini, aku ada perlu dengannya." Singgih menyuruh Rita asistennya memanggil anak buahnya yang jago dalam mencari hal seperti ini.Tak lama terdengar pintu diketuk dari luar."Masuk!" Seru Singgih. Mereka pun kini terlibat dalam sebuah pembicaraan serius.***Tampak Santi terlihat melamun di atas balkon, dan didekati Ayu. Wanita itu menyentuh pundak Santi."Kenapa, San? Apa yang kau pikirkan?"Sedikit terkejut dan Santi berdiri dan langsung memeluk Ayu."Ada apa? " Ayu balas memeluk adik angkatnya ini."Aku tak tahu harus bagaimana kak, mau cerita tapi aku takut."Ayu tertegun dan langsung menyuruhnya duduk."Ada apa sebenarnya , Santi? A

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 72. Penyusup

    Bab 72. Budiman menyalakan sebatang rokoknya di depan sebuah kios kecil di pinggir trotoar. Matanya terus saja mengawasi sebuah mobil mewah yang sudah melintas semenit yang lalu. Mengingat nomor plat tersebut dan langsung pergi dengan sepeda motornya.Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Kini saatnya ia harus laporan pada majikannya. Motor melaju ke arah jalan Halmahera, jalanan cukup ramai, tapi rumah megah di pinggir jalan raya itu mudah dicapainya dalam waktu dalam setengah jam saja."Bos, ada berita bagus nih, dan apa rencana sudah fiksi?" tanya Budiman di sebuah ponselnya.Tak lama dirinya turun dari sepeda motor dan membuka pagar yang masih terkunci dari dalam, dengan lihainya jarinya sudah bisa mencongkel grendel dari pagar besi itu. Memasukkan motornya dan menutup pintu pagar kembali.Lelaki itu sesaat mematikan rokok yang sudah tinggal beberapa centi saja, membuang sembarang pada taman yang sedikit tak terawat."Selamat pagi bos!" Suaranya lantang menyapa penghuni r

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 71. Budiman Yang Licik

    Malam ini Ayu sedang duduk di beranda teras menatap malam yang penuh bintang, walaupun badannya penat seharian bertamasya tapi dirinya tak bisa memejamkan matanya. Pikirannya melambung entah kemana."Sayang, kenapa?" tanya Singgih seraya memeluk istrinya dari belakang. Tercium bau segar sabun mandi dari tubuh suaminya. Ayu tersenyum dan mengelus bagian belakang suaminya yang sudah mencium tengkuk leher wanita ayu itu."Apa yang kau pikirkan?" Pertanyaan ulang Singgih lontarkan lagi.Ayu menggelengkan kepalanya, "tidak ada apa-apa, aku cukup bahagia, aku sedang menikmati tenang dan nyamannya malam ini. Udara malam ini dingin tapi menyejukkan," jawab Ayu. Singgih pun duduk menjejeri istrinya."Kau betah bukan? Tinggal di kawasan ini?"Ayu mengangguk pelan dan menyandarkan kepalanya di lengan suaminya."Ini impianku selama ini, ingin punya rumah di kawasan elite ini, dengan keluarga yang aku sayangi."Ayu masih terus tersenyum saat Singgih terus bercerita tentang rencana-rencana masa dep

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status