Home / Rumah Tangga / Bukan Inginku Menikah Denganmu / Bab 6. Meninggalkan panti asuhan.

Share

Bab 6. Meninggalkan panti asuhan.

Author: Oot
last update Last Updated: 2022-07-12 14:28:36

“Greta?! Ayo, buruan! Pak Kirno sudah stand by di bawah.” Nadya sedikit berteriak memanggil putri bungsunya yang tak kunjung turun dari kamarnya yang ada di lantai dua. Siang ini mereka akan menjemput Kemilau, seperti janji mereka kepada Sulis kemarin. Semakin cepat pernikahan itu terlaksana, semakin cepat pula harta warisan Jordhy pindah nama menjadi milik mereka.

Suara derit pintu terdengar dari atas. Lalu disusul derap langkah tergesa menuruni tangga. Itu sudah pasti Greta.

“Duh, Ma. Kayak yang penting banget sih pergi ke sana? Sampai aku diburu-buru gini.” Wanita berusia tiga puluh itu ngedumel sambil memasang anting di kedua telinganya. Kini dia berhadapan dengan Nadya yang sudah menunggunya di ruang tamu.

“Kita harus berjuang, Gre. Ini cuma sebentar kok. Ayo.” Nadya berdiri dan berjalan ke arah pintu utama. Greta mengekor saja tanpa berkata-kata lagi. Kedua antingnya sudah menempel sempurna di daun telinga. Clutch yang dia jepit di ketiak kini berpindah ke telapak tangan.

Kirno, supir pribadi Nadya sudah menunggu di sisi kiri mobil. Tepatnya di pintu jok belakang dimana nyonya besar dan nona muda akan duduk seperti biasa. Kirno membuka pintu sambil mempersilakan Nadya dan Greta masuk.

“Ke panti asuhan sejahtera ya, Kir. Kamu sudah tau ‘kan?” Nadya mengulangi lagi instruksinya setelah dia dan Greta duduk dengan nyaman di kursi belakang tunggangan mahal tersebut.

“Baik, Nyonya. Sudah, Nyonya.”

“Oke.”

Nadya dan Greta lalu tenggelam dalam pembicaraan seputar profesi kedokteran Greta yang sedang hiatus. Nadya memberi ultimatum supaya putrinya segera kembali bekerja.

“Seperti yang Sheza bilang kemarin, nanti kamu lupa kalau kelamaan berhenti, Gre.” Begitu kata Nadya.

“Iya, Ma, nanti aku pikirkan.” Greta menjawab dengan malas-malasan. Dia sendiri masih belum bisa mengatasi rasa trauma yang kini mendominasi dalam dirinya. Ayahnya sakit dan dia dipercaya untuk mengobati almarhum. Tapi ayahnya malah pergi di tangannya sendiri. Bagaimana bisa dia tetap bekerja dengan perasaaan bersalah yang selalu menghantui?

Perjalanan mereka memakan waktu satu jam lamanya. Saat pak Kirno benar-benar berhenti, anak-anak panti sudah berkumpul di depan teras. Begitupun dengan Sulis, perempuan yang mereka temui kemarin siang.

“Kir, kardus snack yang di bagasi tolong dikeluarin semua ya.” Nadya mengingatkan. Tadi pagi, dia meminta salah seorang maid untuk membeli beberapa jenis makanan ringan dalam jumlah banyak untuk dibagikan ke anak-anak panti. Ingat ‘kan? Nadya dan Greta harus bersandiwara dengan berpura-pura baik kepada mereka?

Saat Nadya dan Greta turun dari mobil, Sulis langsung melempar senyum untuk menyambut. Dia yang berjalan duluan untuk menghampiri ibu dan anak tersebut.

“Maafkan kalau kami datang kesiangan, Bu. Jalan ke sini lumayan macet.” Nadya tersenyum saat mengutarakan alasannya.

“Tidak masalah, Bu. Kebetulan Kemilau-nya sudah selesai berkemas. Tinggal dijemput saja.”

Nadya mengangguk. Lalu kedatangan Kirno dengan dua kardus makanan ringan di tangannya membuat anak-anak panti berbisik kesenangan.

“Buat anak-anak,” jelas Nadya dengan senyum manis di wajahnya.

Dan saat Kirno bolak-balik sampai enam kali, Sulis menjadi kebingungan.

“Duh, ini banyak banget, Bu. Jadi ngerepotin Ibu dan Non.” Sulis tidak nyaman menerima buah tangan yang sangat banyak itu. Namun Nadya menyentuh lengan Sulis dan berucap ‘tidak apa-apa’.

“Kalau begitu, sebentar saya panggilkan Kemilau, Bu. Mari masuk dulu.”

Sulis membawa Nadya dan Greta masuk ke ruangan yang kemarin. Setelah itu dia meninggalkan kedua wanita itu untuk memanggil Kemilau ke kamarnya.

Suara pintu diketuk membuat kaki Kemilau terpaksa bergerak dari kasur. Dia sudah putus asa. Ibu Sulis sama sekali tidak ingin mendengar suara hatinya. Iming-iming keluarga Saskara yang baik menjadi alasan bu Sulis untuk mendukung dia menerima perjodohan ini.

Seperti dugaan Mila, Sulis lah yang mengetuk pintu.

“Calon mama mertua kamu sudah datang, Mil. Ayo.”

Wajah Mila langsung berkerut. Rasanya seperti anak yang dipaksa berpisah dengan orang tua, di saat anak belum siap untuk pergi. Mila langsung memeluk Sulis dan menangis lagi seperti kemarin-kemarin.

“Bu, please. Aku nggak menginginkan ini. Sama sekali. Bisa nggak aku di sini aja, Bu?” Dan gadis kecil itu masih berusaha ingin kabur dari kenyataan ini. Perutnya mulas, jantungnya berdebar tidak tenang karena dia akan memasuki sebuah realita yang sama sekali tidak pernah dia inginkan. Meski dia sangat penasaran tentang penelusurannya kemarin, ternyata tetap berat jika harus meninggalkan panti asuhan hanya untuk sebuah pernikahan paksa.

Sulis tak kuasa menahan air matanya. Selama tiga hari kemarin dia masih berusaha berpikir jauh. Ini semua untuk kebaikan Kemilau. Mila pantas mendapatkan hidup yang lebih layak. Itu saja yang Sulis pegang. Tapi, hatinya juga terluka melihat Mila menangis seperti ini. Dia juga tidak ingin melepas anak baik ini jika bukan demi masa depannya.

“Maafkan ibu, Mil. Maafkan Ibu.”

Tangisan Kemilau semakin pecah. Sepertinya Sulis pun tidak punya kuasa untuk melepaskan dia dari ikatan perjodohan ini. Dia sudah tau apa yang disembunyikan Sulis darinya dan itu membuat Kemilau benar-benar sedih. Bahkan sedih pun tidak bisa menggambarkan perasaannya sekarang. Hancur, mungkin.

Lima menit lamanya mereka berpelukan dalam diam. Sampai tangis Kemilau berhenti dan tersisa isakan kecil.

“Ibu sayang kamu, Mil. Justru karena Ibu mikirin masa depan kamu, makanya Ibu terima perjodohan ini.”

Kemilau semakin mengeratkan pelukannya.

“Kalau ada apa-apa, kamu kabarin ibu ya, Nak?”

Rasanya, sepuluh menit pun belum cukup untuk perpisahan ini. Kemilau seperti ingin berada dalam pelukan Sulis saja. Tidak ingin kemana-mana. Tapi Nadya dan Greta tidak mungkin menunggu terlalu lama.

“Bu … kalau Mila nggak betah, bisa balik sini ‘kan, Bu?” tanya gadis itu dengan polos. Air matanya kembali menetes.

“Harus seijin suami kamu, Nak. Ibu yakin, nak Radin bakal bisa jadiin kamu sebagai ratu dalam keluarga Saskara.”

Meski tidak ikhlas dan rela, akhirnya Kemilau mengikuti langkah Sulis yang membawanya keluar dari kamar, menuju ruang tunggu dimana Nadya dan Greta berada. Sesungguhnya hatinya sangat berat meninggalkan panti asuhan yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama lima tahun terakhir. Kemilau ingin menangis meraung-raung ketika melewati ruang tamu dimana adik-adiknya sedang berkumpul menikmati cemilan yang entah dibawa oleh siapa.

“Halo, Mila.” Nadya berdiri dari kursinya melihat Kemilau dan Sulis muncul di depan pintu. Greta juga mengikuti. Nadya tersenyum manis sambil mengulurkan kedua tangannya ke arah Kemilau.

“Kamu pasti berat ya meninggalkan tempat ini?” tanya Nadya penuh simpati.

Kemilau bengong, diam di tempat. Ada yang aneh.

“Kamu akan terbiasa. Percayalah. Wasiat suami tante nggak mungkin keliru. Kamu adalah perempuan tepat yang almarhum pilih untuk mendampingi anak tante, Radinka.”

Greta juga ikut-ikutan mengusap punggung Kemilau. Mereka benar-benar berusaha membuat perempuan belia ini luluh dan masuk dalam perangkap mereka.

“Kamu yang kuat ya, Mil? Aku ada kok. Kita bakal jadi teman dan kakak adik.”

Kemilau hanyalah gadis polos yang hatinya masih mudah berubah-ubah. Di saat dia melihat kebaikan Nadya dan Greta, kesedihannya sedikit berkurang. Ketakutannya pun demikian. Sepertinya ucapan bu Sulis benar. Perjodohan ini tidak akan terlalu menyeramkan karena calon mama mertua dan kakak iparnya tidak seburuk yang dia kira. Tapi, yang jelas, ada hal yang harus Kemilau cari tau tentang keluarga ini. Dan tentang peristiwa kebakaran itu.

“Kalau kamu sudah siap, kita akan berangkat sekarang.”

Anggukan Kemilau membuat semua orang yang ada di dalam ruangan itu bernapas lega, terutama Sulis. Akhirnya dia bisa melepaskan Mila dengan ikhlas.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bukan Inginku Menikah Denganmu   Extra part (Spoiler Season 2)

    Selama dua tahun terakhir, Bali dan segala isinya adalah momok yang sangat menakutkan bagi seorang Radinka Kevan Saskara. Setelah Mila meninggalkannya di tempat itu dengan cara yang tragis, dia berjanji tidak akan pernah menginjakkan kaki di sana lagi. Hidupnya benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat. Radinka kembali ke setelan pabriknya. Dingin dan tak tersentuh. Selama dua tahun memegang pemerintahan di Saska, dia berhasil menaikkan omset tahunan lima kali lipat dari jaman kejayaan ayahnya. Kepergian Mila membuatnya tidak punya pilihan selain fokus pada Saska. Radinka harus mengakui, kata-kata Mila sangat benar tentang Saska adalah tanggung jawabnya. Setelah dipikir-pikir kembali, alangkah bodohnya dia saat berniat melepaskan Saska demi hal lain yang belum tentu layak untuk diperjuangkan. Seperti Mila salah satunya. Hingga sekarang, sama sekali tidak ada kabar dari perempuan itu. Radinka juga tidak berusaha untuk mencari tau keberadaannya. Hati yang sudah membatu, membuat

  • Bukan Inginku Menikah Denganmu   Bab 101. Kembali utuh (Tamat)

    Tidak hanya Radinka yang merasakan hati bagai tersayat-sayat. Kemilau juga sama. Sepanjang penerbangan ke London dia tidak berhenti menangis. Mengorbankan hidupnya ke dalam tangan Amar yang bahkan tidak dia kenal dengan baik, adalah satu hal besar yang sesungguhnya tidak ingin dia lakukan. Tapi dia tidak berdaya ketika Amar dan Adam selalu menerornya lewat pesan. Mengancam akan benar-benar menjatuhkan Saska jika dia tidak bersedia ikut ke London.Mila bahkan tidak tau apa tujuan sepasang orang tua ini membawanya ke sana. Bukankah itu tindakan yang terlalu berani? Sepanjang perjalanan Kemilau tidak bersuara. Sedikitpun tidak berkenan menjawab pertanyaan Amar dan Pratiwi. Hingga akhirnya mereka tiba di tempat tujuan, Mila masih betah dengan segala kebungkamannya.“Tersenyumlah. Karena itu membuatmu jauh lebih cantik.” Pratiwi mencoba menghibur cucunya. Namun jelas itu tidak penting. Kemilau tidak membutuhkannya. Yang ada di pikirannya sekarang adalah Radinka. Entah bagaimana kabar pria

  • Bukan Inginku Menikah Denganmu   Bab 100. Bagai uap air.

    “Aku pengen jalan-jalan.” Mila sesumbar membuat permohonan saat Radika sedang memakai baju tidurnya. Wanita itu memeluknya dari belakang dan mencium tengkuknya dengan agresif.“Jalan-jalan ke mana, Baby?”“I don’t know. Mungkin Bandung, atau Bali lagi?”Radinka memutar tubuhnya dengan senyum yang sudah terlukis di wajah. “Kamu … mau honey moon sesi kedua?”Mila balas tersenyum lebar dan mengangguk dengan semangat. “Aku sumpek dengan semua yang terjadi belakangan. Pengen menghirup udara segar.”“Bali? Kapan?”“Bebas. Kamu bisa ijinin aku ke kampus ‘kan Sayangg?” Mila memohon manja.“Baiklah. Saya juga akan mengatur jadwal cuti lagi di kantor. Bagaimana kalau kita berangkat besok lusa?”Lagi-lagi anggukan di kepala Mila membuat Radinka begitu yakin kalau Mila sudah memilihnya. Lusa berarti sudah melewati batas perjanjian dengan Amar. Kalau Mila sendiri yang meminta untuk jalan jauh, itu artinya Radin sudah bisa tenang.Dan Bali akan menjadi tempat yang akan Radinka benci seumur hidupnya

  • Bukan Inginku Menikah Denganmu   Bab 99. Terselesaikan dengan baik.

    Nadya dan Greta sudah menanti kepulangan Radinka dan Kemilau. Meski dulu sempat tidak menyukai Mila, sekarang kedua orang itu justru tidak berharap Mila lebih memilih keluarga Amar. Sungguh nyata Allah adalah maha pembolak-balik hati. Saat Radin dan Mila muncul di ambang pintu, senyum di wajah Nadya langsung terkembang. Entah bagaimana bisa melihat sosok Kemilau ada di rumah ini terasa lebih baik dari pada tidak.Nadya menepuk kursi di sebelahnya, seperti memberi kode kepada Mila agar perempuan muda itu duduk di antara dia dan Greta. Dan Radinka membiarkan istrinya menuruti sang mama."Kami sungguh-sungguh meminta maaf." Nadya membuka pembicaraan. Memang inilah yang harus mereka bahas sekarang. Sebelum mereka kembali melanjutkan hidup dengan normal."Iya, Ma. Aku mengerti."Nadya mengambil kedua tangan Kemilau dan dia genggam begitu erat. "Maafkan semua perbuatan kami di awal-awal pernikahan kalian. Kami sungguh malu dan sangat menyesal."Lagi-lagi Kemilau harus menangis. Terpaksa. I

  • Bukan Inginku Menikah Denganmu   Bab 98. Kita.

    Setelah percintaan panas itu selesai, Mila menepati janji untuk menceritakan semuanya kepada Radinka. Mulai dari foto yang dia lihat di ruang kerja Adam, hingga obrolan Adam dan Sastri yang dia dengar kemarin siang. Kemudian tentang obrolan dia dengan Ibu Sulis saat di kampus, yang membuat dia sedikit curiga kepada Deva. Mila tidak mengurangi atau menambahi apapun. "Kenapa kamu lebih percaya kepada mas Adam dan mba Sastri? Bukan kepada saya? Kenapa kamu memilih untuk menyembunyikan ini, Sayang? Seandainya dulu kamu jujur saat saya bertanya tentang kedua orang tua kamu, mungkin urusannya tidak harus sampai sejauh ini." Kini Radinka sedang berada dalam pelukan Mila. Dia benar-benar ingin dimanja. Dia ingin Mila membelai rambutnya, wajahnya, semuanya. "Aku minta maaf. Aku masih egois dengan pemikiranku sendiri. Aku mengira ini bukanlah perkara besar. Maafkan aku." Mila tidak punya pilihan kata lain. Dengan lembut dia menyugar rambut Radinka dan melabuhkan kecupan panjang di setiap inc

  • Bukan Inginku Menikah Denganmu   Bab 97. Mau anak.

    *Sebelumnya maaf kalau ada typoMobil Radinka bergerak dengan cepat meninggalkan pelataran rumah Adam. Hasrat ingin melampiaskan rindu terhadap Kemilau begitu menggebu-gebu di dalam dirinya. Tangan yang tak berhenti tertaut melambangkan betapa dia sangat takut perempuan itu meninggalkan dia. Radinka sudah berjanji akan melakukan segala cara agar Kemilau memilih untuk bertahan di sisinya. Tidak perlu mempertimbangkan Amar dan keluarganya yang penghianat itu.“Sayang, aku kangen.” Mila tak sungkan-sungkan mengutarakan isi hatinya sambil meremas jemari Radin yang besar.“Kamu pikir saya enggak, hm? Kamu berhutang penjelasan tentang semuanya. Kenapa saya harus mengetahui ini dari orang lain, bukan dari kamu sendiri.”Mila menggigit bibir. “Aku akan menceritakan semuanya nanti. Dari awal.”“Better like that, Baby. Karena saya merasa bodoh ketika mengantar kamu ke kampus, lalu kamu pergi lagi tanpa sepengetahuan saya. Saya mencari kamu ke mana-mana tapi tidak ada yang tau kamu di mana. Saya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status