Share

Bab 6. Perbincangan antar ipar

Seiring berjalannya waktu Aryo sama sekali tak pernah mencoba memikirkan gadis pujaannya dulu itu. Sekuat tenaga ia menepis semua perasaan yang kembali hadir menyeruak. Sejak Aryo mengatakan kepada adiknya jangan pernah membahas masa lalu kakaknya itu. Yuri menuruti ucapan sang kakak. Namun, di dalam hatinya tetap bergelayut segala pertanyaan, kenapa wanita yang dia panggil Mbak Ira itu sama sekali tak mengenalinya?

Sudah seminggu lebih dari saat Wulan meminta suaminya untuk menikahi Indira. Sejak saat itu dia memutar otak agar kali ini Aryo tak bisa menolak permintaannya. Rencananya harus berhasil. Seketika dia teringat Yuri. Mungkinkah adik iparnya bisa membantu?

Wulan mengajaknya untuk berbelanja ke Mall sembari menemani anak-anak ke tempat bermain. Dia sudah meminta izin kepada Aryo kalau siang ini akan mengajak adiknya untuk menemani dia.

Setelah berbelanja kebutuhan bulanan. Wulan mengajak Yuri untuk menunggu anak-anak selesai bermain sambil memesan makanan di sebuah Cafe. Awalnya dia ragu ketika akan mengutarakan keinginannya kepada sang adik ipar. Namun, demi suaminya dia akan mencoba agar Yuri bisa membantu.

“Ri, ada sesuatu yang ingin Mbak katakan sama kamu.” Wulan mencoba memulai pembicaraan mereka. Hatinya deg-degan saat ini.

“Ada apa, Mbak? Apa hal penting? Kenapa aku merasa Mbak Wulan akan mengatakan sesuatu yang serius?” Wulan tersenyum, sedangkan Yuri menunggu apa jawaban kakak iparnya.

“Kamu mau ‘kan kalau bantu Mbak buat ngeyakinin Mas Aryo untuk ... menikah lagi.”

“Apa?!” Yuri membelalakkan matanya. Dia sungguh tak percaya dengan segala ucapan Wulan. Bagaimana mungkin ada seorang istri yang menginginkan madu untuk dirinya.

“Apa aku enggak salah dengar, Mbak? Bagaimana mungkin Mbak Wulan menginginkan Mas Aryo menikah lagi?”

Wulan menggeleng sambil tersenyum. “Terbuat dari apa hati Mbak Wulan ini,” batin Yuri.

“Apa mbak sedang sakit parah? Jujur Mbak!”

Yuri ingin tahu alasan kakak iparnya itu menginginkan kakaknya menikah lagi. Apalagi sampai mengutarakan maksud itu kepadanya. Tiba-tiba terlintas alasan itu, mungkinkah Wulan sedang memiliki penyakit kronis?

“Enggak, Ri. Mbak sehat-sehat saja.”

“Lantas, apa alasan Mbak Wulan mengatakan itu? Apa Mbak Wulan enggak bahagia menikah dengan Mas Aryo? Apa kakakku itu selingkuh? Biar aku yang marahi dia, Mbak. Beraninya mengkhianati istri sesempurna Mbak Wulan.” Yuri mulai tersulut emosi ketika menebak alasan yang sempat terlintas di pikirannya.

“Bukan, Ri. Mas Aryo suami yang baik dan setia. Bahkan, ini semua Mbak yang atur dan menginginkannya.”

“Tapi kenapa, Mbak? Setahuku pernikahan kalian terlihat baik-baik saja. Bahkan, aku sampai iri dengan kemesraan Mbak dan Mas Aryo.”

“Mbak hanya ingin Mas Aryo bahagia.” Terdapat getaran di setiap ucapan Wulan. Mungkinkah itu hanya keterpaksaan? Sebenarnya apa alasan Wulan menghadirkan Indira dalam kisah Rumah Tangga mereka?

“Bukannya memang Mas Aryo sudah bahagia dengan Mbak?” Yuri masih tak mengerti dengan permintaan kakak iparnya ini. Dia masih belum bisa mencerna pembicaraan mereka. Sungguh hal ini sungguh membuatnya terkejut. Bahkan, mungkin mustahil ada istri yang meminta suaminya menikah lagi seperti Wulan.

Wulan menggenggam tangan Yuri. Seulas senyum terbit dari bibirnya.

“Mbak enggak bisa mengatakan alasannya sekarang. Setelah kamu melihat siapa wanita yang Mbak pilih nanti. Kamu pasti akan mengerti alasannya.”

Sejak pembicaraan mereka itu. Yuri sama sekali tak bertanya lagi. Bahkan, selama menunggu anak-anak selesai bermain lalu pulang pun tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Dia benar-benar penasaran seperti apa wanita yang mati-matian kakak iparnya itu perjuangkan agak menjadi madunya.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status