共有

Bab 2

作者: Liazta
last update 最終更新日: 2022-10-27 22:18:19

"Maafkan Hana, Hana sungguh tidak tau mengapa kak Berlin pergi. Tolong lepaskan rambut Hana bang, sakit sekali." Kepalanya terasa begitu sangat sakti dan pusing.

"Jangan berpura-pura polos." Daffin tertawa lepas. "Aku ingin melihat seperti apa sucinya dirimu. Bila ternyata kau sudah kotor,  besok pagi aku akan mempermalukanmu." Daffin tertawa lepas. Pria itu melepaskan tangannya di rambut Istrinya. Dengan sangat kasar, mendorong tubuh kurus Hana, hingga terjatuh ke lantai.

Tulang ekornya terasa sangat sakit, ketika suaminya mendorong tubuhnya dengan sangat kuat.

"Bang, Hana mohon, jangan lakukan ini. Biarkan Hana pergi ," Hana berkata dengan Isak tangisnya.

"Jangan harap." Daffin tersenyum dengan sudut bibir terangkat sebelah. Kaki pria itu berada di atas punggung istrinya hingga tubuh wanita yang berukuran mungil itu membungkuk kedepan. Ia menekankan kuat punggung istrinya dan memutar-mutar telapak kakinya yang masih memakai sepatu pantofel yang berbahan keras tersebut.

"Sakit bang," pekik Hana yang tidak dihiraukan suaminya. Ia meringis menahan rasa sakit ketika pria itu semakin menekan pijakannya hingga tubuhnya semakin membungkuk ke depan. Punggungnya terasa amat pedih saat suaminya memutar-mutarkan telapak kakinya.

"Panggil aku tuan! kau wanitaku, wanita pemuasku. Hahaha ...orang tuaku sangat bijaksana memberikan aku wanita pemuas. Kalau bukan karena ide mereka yang meminta aku menikahimu, mungkin aku tidak pernah terpikir untuk melakukan ini kepadamu. Aku sangat tidak menduga, ternyata apa yang diinginkan kedua orang tuaku akan menjadi mainan untukku. Menurutku, kau tidak sama buruknya dengan kakakmu. Kalian satu keluarga yang sudah bersekongkol. Kedua orang tua ku benar-benar bijaksana memberikan aku wanita pengganti." Daffin tertawa lepas. Pria itu tidak merasa kasian sedikitpun dengan istrinya yang sudah merintih kesakitan.

Bulu kuduknya berdiri saat mendengar perkataan suaminya. Ia hanya menangis merasakan kepedihan di hatinya. Apa yang dikatakan suaminya membuat hatinya begitu sangat sakit. Malam pertama yang selalu dikatakan orang malam yang terindah namun tidak untuk Hana. Wanita yang berusia 22 tahun itu itu harus merasakan awal dari penderitaannya.

Hana berangsur-angsur berdiri dari lantai ketika tangan suaminya dengan sangat keras menarik rambutnya. "Tolong ampuni saya! Saya minta maaf tuan! Izinkan saya untuk pergi." Hana memohon kepada pria tersebut. Usia pernikahannya yang baru hitungan jam, sudah tidak dihiraukannya. Ia siap diberi talak oleh suaminya saat ini juga. Berpisah mungkin lebih baik untuknya. Ia, masih bisa mencari kebahagiaan di luar sana dengan menyandang status janda. 

"Terlambat, Hana jika kau mau kabur. Penolakan yang kau lakukan sungguh terlambat! Kau harus menerima takdirmu menjadi wanita pemuasku. Kau tahu berapa banyak uang yang sudah aku habiskan untuk kakakmu, kan?" tanya Daffin. Pria itu menatap wajah istrinya dengan penuh kemarahan. Ia ingin melampiaskan semua rasa marahnya kepada wanita yang sudah menjadi istrinya.

Hana menggelengkan kepalanya. Meskipun Berliana, menjadi seorang artis terkenal, namun Hana tidak pernah menikmati uang yang dimiliki kakaknya.

"Tuan tolong kasihani saya, jangan perlakukan saya seperti ini!" Ia terus memohon. Sungguh, Hana tak sanggup menanggung perlakuan kasar ini.

Namun, Daffin tidak menghiraukan ucapan istrinya. Dibantingnya tubuh istrinya ke atas tempat tidur. Pria itu tidak melepaskan tangan Hana yang terikat. Perlahan, bibir milik istrinya itu dicium. Namun, ridak ada kelembutan sedikitpun yang diberikannya. Bahkan dengan sengaja, Daffin menggigit bibir istrinya, hingga bibir itu terluka. 

Hana menjerit kesakitan.  "Sakit! Bibir saya sakit, tuan."

Perempuan itu mulai menangis. Melihat itu, Daffin justru sedikit tersenyum, merasa puas menyaksikan penderita istrinya.

"Tolong jangan perlakukan saya seperti ini," Hana memohon kepada suaminya yang tidak merespons apapun.

 "Apakah dia, tidak memiliki belas kasihan sedikitpun untukku?" Hanya pertanyaan ini yang terucap di dalam hati Hana.

Tangisnya semakin terdengar kerasa ketika tangan lebar milik suaminya mendarat di pipinya. Dipandangnya langit-langit kamar yang berputar.

"Aku lupa, aku seharusnya tidak melakukan ini. Maafkan aku yang kehilangan kendali." Daffin tiba-tiba berkata sambil mengusap pipi istrinya yang memerah dan berjejak telapak tangannya. "Aku lupa, aku tidak boleh melakukan ini. Tamparanku akan berbekas dan akan menimbulkan kecurigaan. Tapi, bibirmu ini akan menjadi bukti untuk kedua orang tuaku. Biarlah mereka berpikir bahwa aku dan kamu memiliki peluang untuk bersama."

Daffin tersenyum tipis. Ia mau menerima Hana sebagai istri penggantinya karena ingin melampiaskan rasa sakit dihayatinya. Sebagai seorang laki-laki, ditinggalkan di saat hari pernikahan, sudah menjatuhkan harga diri dan martabatnya. Daffin masih mengingat pertanyaan dari para tamu, yang tidak ada henti-hentinya menanyakan mengapa pengantin wanitanya diganti.

Firasat Hana semakin buruk, saat melihat sikap suaminya. Terlebih, tiba-tiba mulutnya dibungkam dan tidak bisa bicara.

Tangan Daffin lalu mulai menjamah Hana. Kulit putih milik Hana, kini sudah berubah warna menjadi merah.

Hanya penyesalan yang ada di dalam hati Hana. Mengapa ia mau menerima pernikahan ini? Air matanya terus menetes, ketika mengingat pertemuan pertama dengan kedua mertuanya. Mereka sangat baik dan tidak sombong. Sikap kedua mertuanya, yang hangat dan penuh kasih sayang, yang membuat Hana tidak tega untuk menolak. Pada akhirnya, ia mau menerima menjadi pengantin kakaknya.

Hana hanya haus akan kerinduan dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Dia berharap kasih sayang itu akan didapatkannya dari kedua mertuanya. Namun, ternyata Hana hanya memiliki mimpi yang tinggi, mimpi yang tidak mungkin bisa didapatkannya.

"Kau suka?" Daffin bergumam.

Sayangnya, Hana menggelengkan kepala. Hanya air mata yang menjadi saksi kepedihan dan kehancurannya. 

"Apa, kau tidak suka?" geram Daffin tiba-tiba, "Bagaimana dengan ini?" 

Gerakan mendadak dari Daffin membuat Hana mengernyit sakit. Tubuhnya bahkan bergetar, hingga wajah Hana kembali merah.

Namun, pria itu tidak memiliki rasa kasihan sedikitpun kepadanya.

Apakah sebanding rasa sakit yang aku rasakan, dengan rasa sakit yang dia rasakan?" Pertanyaan ini hanya bisa diucapkan Hana di dalam hati.

Gigitan demi gigitan, tidak ada henti-hentinya dilakukan suaminya. Bahkan Daffin menggigit bagian dibawah pusarnya. Jejak gigitan itu terlihat jelas di kulitnya yang berwarna putih.

Hana hanya bisa pasrah menerima takdirnya. Apapun yang dilakukan oleh pria itu, ia sudah tidak menghiraukannya. Bahkan bila pria itu mengambil nyawanya saat ini, ia akan sangat bersyukur. Bisa bertemu dengan malaikat yang sangat di takuti semua manusia. Ditatapnya Daffin dengan penuh kebencian.

"Berhentilah menatapku seperti itu! Kau harus mempersiapkan diri karena penentuan nasibmu akan segera dimulai Hana." Daffin menyeringai tajam.

***

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (2)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
dalam kehidupan nyata,apa mungkin masih ada kisah sepwrti ini ?
goodnovel comment avatar
Sri muana Ana
baik.seneng bacanya sayang nya harus putus putus nunggu besok baca nya lagi kalau gk beli
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 264

    Hana hanya diam saat kalung indah itu melingkar di lehernya. "Abang, beneran ini?" Tanyanya yang masih tidak percaya. "Iya sayang, nanti kasih Abang bonus ya." Daffin tersenyum dan mengangkat 3 jarinya.Mata Hana terbuka lebar saat melihat tiga jari suaminya. "Maksudnya 3 ronde?" Wanita cantik itu bertanya dengan wajah serius."Iya dong sayang," jawab Daffin.Hana diam dan menelan air ludahnya. Namun wanita itu tidak mampu untuk menolak, berhubungan apa yang diberikan Daffin tidak sebanding dengan apa yang dia inginkan. "Jangankan 3, 10 aja Hana layani bang," kata Hana dengan candaan.Namun berbeda dengan tanggapan yang diberikan Daffin. Pria itu ternyata mengganggap apa yang dikatakan istrinya serius. "Kalau gitu sampai pagi ya sayang." Dengan sangat genit Daffin mengedipkan matanya.Hana diam dan menelan air ludahnya. Mengapa dia berkata seperti itu sehingga Daffin salah mengartikan. "Emang sanggup?" Dengan bodohnya Hana bertanya dan terkesan menantang sang suami. "Ya jelas sanggu

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 263

    Hana begitu sangat menikmati liburnya di kota Dewata Bali. Sesuai dengan apa yang di katakan Daffin, ini merupakan perjalanan bulan madu pertama mereka setelah menikah. Ia memiliki waktu berdua dengan sang suami. Sedangkan kedua anaknya diasuh nenek, kakek dan baby sitter nya. Mama mertuanya benar-benar memberikannya waktu untuk berbulan madu. Hana tersenyum malu-malu ketika melihat Daffin menatapnya. "Kalau ada si kembar pasti lebih asik," ucapnya untuk menghilangkan rasa canggung. Meskipun sekarang mereka sudah memiliki dua bayi kembar, namun tetap saja Hana merasa canggung jika Daffin menatapnya tanpa berkedip."I love you," jawab Daffin dengan menyelisikan jari telunjuk dan jempolnya.Hana tertawa ketika melihat tingkah suaminya. "Lain yang dibilangin lain yang dijawab," ucapnya yang tersenyum malu."Emangnya tadi bilangin apa?" tanya Daffin yang mengulum senyumnya."Andaikan ada si kembar disini, pasti asik." Hana kembali mengulang ucapannya."Mana boleh si kembar datang kesini.

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 262

    Udara yang tadi terasa dingin kini sudah berangsur menghangat dan matahari sudah mulai mengeluarkan panas paginya yang menyehatkan.Hana masih sangat nyaman dengan duduk di tepi pantai bersama bersama dengan Daffin. Dengan sangat manja menyandarkan kepalanya di bahu sang suami."Sayang, Abang mau ke kamar, ambil si kembar. Kalau nunggu bangun, takutnya nanti terlalu siang dan keburu panas." Daffin tersenyum dan mengusap kepala istrinya."He... He.... Tahu aja kalau Hana lagi malas berdiri," ucapnya dengan tersenyum. Sejak tadi ia begitu malas untuk beranjak dari duduknya. Duduk di tepi pantai, melihat air omba yang saling berkejaran, membuat hatinya tenang. Dalam waktu sebentar saja permasalahan yang selama ini menghimpit dadanya berangsur-angsur terlupakan."Mami si kembar malasnya level tinggi." Daffin tersenyum dan beranjak dari duduknya. Panas pagi seperti ini sangat dibutuhkan oleh kedua anaknya, karena itu mereka sudah berniat untuk menjemur si kembar setiap pagi, selama berad

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 261

    Udara pagi terasa sangat segar ketika masuk ke lubang hidung dan mengisi paru-parunya. Hana berulang kali menarik napas yang panjang dan menghembuskan secara berlahan-lahan. Pagi ini dia menikmati segarnya udara pagi di tepi pantai. Matahari yang mulai terbit, menambah indahnya suasana pagi ini.Daffin menggenggam tangan istrinya. Pria berwajah tampan itu tersenyum ketika melihat rona bahagia yang terpancar di wajah ibu dua anak tersebut. "Nanti kalau si kembar sudah bangun pasti dia senang ya lihat pantai." Hana tersenyum. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Kiandra dan juga Keyzia saat melihat keindahan pantai seperti sekarang. "Pasti minta masuk ke dalam air." Daffin tertawa. Baru saja membayangkan saja sudah membuat ia gemas sendiri. Si kembar sudah sangat pintar bermain. Apalagi jika diajak bermain air. Biasanya bayi kembar itu tidak akan mau keluar dari dalam air dan mami mereka akan kesulitan ketika membujuk kedua bayi kembarnya agar mau berhenti berendam. Daffin bis

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 260

    Berliana mendongakkan kepalanya ke atas dan memandang langit yang sudah semakin gelap. Mungkin sebentar lagi hujan akan kembali turun. Angin yang berhembus kencang, membuatnya sedikit takut. "Mama, tenanglah di sini. Mau seperti apapun mama, aku akan tetap selalu menyayangi mama. Mama, aku pamit pulang, Aku juga akan pergi meninggalkan Indonesia, dalam waktu 3 bulan ini. Jadi mungkin aku tidak datang ke sini untuk melihat mama. Tapi aku janji, aku akan langsung ke sini, setelah aku kembali dari Korea. Aku akan menuruti semua yang mama katakan. Aku juga sudah mendapatkan identitas baru. Aku sudah tidak menjadi Berliana lagi." Diusapnya air mata yang mengalir deras. Semua kisah hidupnya, semua cerita indah tentang kebersamaannya dengan sang mama, akan disimpan di dalam memori ingatannya. Berliana sudah mendapatkan kabar dari pria yang membantunya membuat identitas baru. Pria itu mengabarkan bahwa identitas barunya sudah selesai. Itu artinya, ia sudah bisa pergi meninggalkan Indonesia.

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 259

    "Selamat tidur anak ganteng mami." Hana tersenyum dan mencium pipi bulat Keandra kiri dan kanan. Ia juga mencium bibir kecil bayi laki-laki tersebut.Selamat tidur sayang mami yang cantik jelita." Hana tersenyum dan mencium pipi kiri dan kanan, bayi cantiknya. Di mata ibu dua anak itu, anak-anaknya makhluk yang paling sempurna. Keandra yang terlihat begitu tampan dan Keyzia yang tampak begitu sangat cantik. "Kenapa ya, kalau cium adek nggak pernah ada puasnya. Mami ngerasa selalu aja kurang." Hana tersenyum sambil menatap wajah cantik putrinya. Meskipun kedua anaknya sudah tidur, namun Hana tetap saja berbicara, seakan kedua bayi itu mendengar apa yang dikatakannya. Ia kembali mencium kening dan juga puncak kepala bayi yang berambut tebal tersebut. "Abang Kean, jangan nakal ya sama adek. Jangan digigit kuping, jangan disedot hidung dan juga pipi adek ya." Hana tersenyum memandang Keandra. Sebenarnya ia ingin memisahkan tempat tidur kedua bayi itu, namun jika tidur ditempat tidur ter

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status