Share

18. Akan Menunggu

Beberapa  detik  kemudian, pakaian berat yang dikenakan Ahana terlepas. Menyisakan pakaian berbahan sutra biru muda degan hiasan bunga yang disulam. Satu persatu Ibram melepaskan hiasan di rambut istrinya dan sengaja menjatuhkannya di lantai kayu.

Ahana kembali bernapas lega karena Ibram beranjak ke arah jendela. Degup jantungnya yag tidak menentu tadi perlahan stabil. Matanya menatap lantai kamarnya yang cukup berantakan penuh dengan perhiasan. Baju luarannya, selendangnya dan riasan rambutnya pun tergeletak begitu saja di lantai.

“Akkhh!!”

Ahana kembali memekik saat Ibram memadamkan lilin di dekat jendela. Ahana yang terkejut menjatuhkan kalung yang baru saja ia lepas. Kamarnya sudah menjadi lebih gelap dari sebelumnya.

“Yang Mulia, kenapa mematikan lilin yang itu? Itu lilin yang paling terang di kamar ini. Bukankah ini sedikit gelap?” cicit Ahana mulai gugup. Ia harus meralat pikirannya tadi jika suaminya itu masih sam

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status