Share

17. Membuat Jebakan

"Aku tahu. Jika aku kembali dan datang ke sana lebih awal, Putri Ahana mungkin akan merasa tidak nyaman. Aku harus memberinya waktu bicara banyak hal dengan ibu. Jika aku tidak datang ke sana, itu mungkin menyinggung perasaannya. Jebakan macam apa ini?" tanya Ibram seraya memijat pangkal hidungnya.

“Apa Anda menyesalinya? Menyesali keputusanmu menikahi saudara kembarku?” tanya Hanan.

“Aku tidak pernah menyesali keputusan apapun dari hidupku Adik ipar. Mulai sekarang kau tidak lagi diizinkan menyebut panggilan formal disaat seperti ini. Itu hanya jika ada orang lain. Di sini hanya ada ada aku, kau, dan Zain sahabatku. Tanyakan padanya apapun yang ingin kau ketahui tentangku,” ucap Pangeran Ibram berdiri dan kembali memandang keduanya bergantian, “Kita akan bicara besok, beristirahatlah!”

Pelayan yang sudah menunggu di gerbang taman berjalan memandu dan mengiringnya menuju ke kamar. Saat memasuki bagian istana dalam, tampak Manaf menunggunya di dekat tangga. Da

Rat!hka saja

Maaf ya baru bisa update sekarang, Ikuti terus rencana Pangeran Ibram menjalankan jebakannya. Happy reading...

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status