Share

Bab 109

Penulis: Ayesha
Ucapan Gavin belum sempat selesai, Brielle sudah mendorong pintu ruang rapat dengan keras.

Bam!

Pintu ruang rapat terbuka lebar, membuat semua orang di dalam terkejut. Di kursi utama, Raka pun menatapnya dengan raut heran atas kemunculannya yang tiba-tiba.

"Keluar. Aku ada hal yang mau kutanyakan padamu." Tatapan Brielle penuh amarah, langsung mengunci sosok Raka.

Para manajer yang sedang rapat saling memandang dan bertanya-tanya siapa wanita ini. Dari mana datangnya keberanian untuk bicara seperti itu pada Raka?

"Kamu siapa? Nggak lihat kami sedang rapat?" sergah manajer keuangan lebih dulu.

"Iya! Nggak tahu aturan ya? Ini sedang rapat!" sambung pria lain berusia 40-an.

Brielle menatap mereka dingin. "Aku istrinya. Aku ada urusan dengannya."

Kalimat itu membuat semua orang di ruangan terdiam sejenak. Wajah manajer keuangan langsung berubah, buru-buru tersenyum canggung. "Pak Raka, kalau begitu kami pamit dulu." Lalu dia menoleh ke Brielle sambil tersenyum sopan, "Maaf, Bu."

Manajer pr
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 166

    Mata Brielle sedikit memerah mendengar suara serak Emily yang nyaris menangis. Dia hanya bisa berkata pelan, "Nenek, maafkan aku. Kami memang sedang mengurus perceraian.""Brielle, kalau kamu merasa tertekan atau diperlakukan nggak adil, bilang sama Nenek. Biar Nenek yang menegurnya. Jangan cerai, Nak." Emily mencoba membujuk."Nenek, nggak perlu bujuk aku lagi. Kami sudah sampai di titik ini. Tolong jaga kesehatan Nenek baik-baik. Aku pasti akan sering pulang menjenguk Nenek," Brielle menenangkan."Tenanglah. Sekalipun kalian benar-benar bercerai, Nenek nggak akan membiarkan Raka memperlakukanmu dengan buruk," ujar Emily dengan sungguh-sungguh."Nenek, nggak usah terlalu khawatir soal urusan kami," Brielle kembali membujuk.Sementara itu, Farel masih terus meneliti detail soal pembagian harta dalam perceraian ini. Walaupun surat perjanjian sudah ditandatangani, masalah aset belum bisa diputuskan dengan pasti sampai sekarang.Setelah menutup telepon, Brielle teringat dengan kartu bank

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 165

    Lastri menghela napas. "Nyonya, Tuan itu sebenarnya ayah yang baik."Tak bisa dipungkiri, sejak Anya lahir, Raka memang selalu menjadi ayah yang baik."Bibi, tolong siapkan makan malam," ucap Brielle singkat sebelum naik ke atas menemani putrinya.Belakangan ini, Brielle meluangkan lebih banyak waktu untuk Anya. Dalam dekapan kasih sayang ibunya, ditambah seringnya Harvis datang menemaninya, Anya hidup dengan sangat bahagia.Tepat pukul delapan pagi ini, Brielle berencana pergi sebentar ke vila milik Raka untuk membawa pulang piano agar bisa menemani putrinya berlatih. Dia terlebih dulu mengirim pesan untuk memastikan apakah Raka ada di rumah dan apakah dia boleh datang untuk memindahkan piano itu.Raka membalas.[ Boleh. ]Brielle pun datang ke vila bersama para pekerja angkut. Sesampainya di depan pintu, matanya langsung menangkap sebuah mobil Ferrari merah yang terparkir di halaman. Dari pelat nomornya, jelas itu adalah mobil milik Devina.Kening Brielle berkerut.Perceraian bahkan

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 164

    Meskipun surat perjanjian cerai sudah ditandatangani, karena masalah pembagian harta, akta cerai belum bisa diproses. Jawaban yang diberikan Farel adalah, setidaknya butuh waktu enam bulan untuk menyelesaikan urusan ini.Jadi untuk sekarang, Brielle hanya bisa berpisah rumah dengan Raka.Setengah jam kemudian, Brielle melihat mobil mewah milik Raka sudah terparkir di depan rumahnya. Itu seharusnya adalah tempat mobilnya sendiri. Namun karena sudah terisi, dia terpaksa memarkirkan mobil di hotel terdekat, lalu berjalan pulang.Begitu mendorong pintu masuk, dia langsung mendengar tawa ceria putrinya, bercampur dengan suara riang Gaga.Brielle melangkah ke ruang tamu. Di sana, Raka duduk di sofa, sementara Anya sedang asyik membuka kotak mainan barunya di lantai."Nyonya sudah pulang, ya. Malam ini Tuan akan makan malam di sini. Saya pergi sebentar ke pasar," kata Lastri sambil berjalan keluar.Brielle buru-buru menahannya. "Nggak usah, masak saja dengan bahan yang ada."Tidak perlu repot

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 163

    Harvis juga ingin memisahkan keduanya. Sebab, pria yang tengah memeluk Brielle itu adalah seniornya sendiri, Noah.Namun, Noah hanya memberikan pelukan sekadar tanda sopan santun. Dari diri Brielle pun terpancar keramahan yang tetap menjaga batas.Noah menatap Brielle lekat-lekat dan sorot matanya penuh pengamatan. "Awalnya aku membayangkanmu cuma seorang gadis cantik, tapi ternyata kamu jauh lebih cantik dari bayanganku."Brielle menatap Noah, lalu tersenyum ramah. "Selamat datang, terima kasih sudah datang untuk bertukar ilmu.""Itu kehormatan bagi kami."Brielle lalu menoleh ke arah Lambert. Tadi di panggung Brielle tidak sempat menyapanya. Kini melihat Lambert belum pergi, Brielle melemparkan senyum manis. Lambert pun membalas dengan anggukan dan senyum ramah.Devina kebetulan menangkap interaksi itu. Sebuah dugaan dalam hatinya kini semakin jelas. Sudut bibirnya terangkat tipis. Sepertinya, ada seseorang yang akan merasa cemburu.Raka bersama Devina, Jay, dan Lambert kemudian meni

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 162

    Brielle kemudian mengambil spidol fluoresen, lalu mulai memasuki inti presentasinya hari itu. Dia membalikkan badan, lalu menggunakan spidol penanda untuk menunjuk bagian yang dia jelaskan, tetapi tetap menjaga sikap sopan dengan sesekali menghadap audiens.Teori-teori ilmiah yang rumit, seakan menjadi sesuatu yang alami dan mudah di tangannya. Suaranya jernih dan indah, tetapi mengandung wibawa dan kekuatan yang membuat orang tak berani meremehkannya.Di bawah panggung, belasan anggota tim tamu dari luar negeri mendengarkan dengan penuh perhatian. Beberapa bahkan langsung membuka laptop dan mencatat di tempat.Banyak orang yang hadir sebenarnya tidak benar-benar mengerti penjelasan Brielle, misalnya para mahasiswa di bagian belakang. Untungnya, meskipun Brielle berbicara dalam bahasa Inggris, layar proyeksi menampilkan terjemahannya sehingga mereka bisa mengikuti.Tatapan Raka tampak dalam dan sulit ditebak, sementara Lambert dan Jay mendengarkan dengan mudah sekaligus merasa kagum. M

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 161

    Brielle mengarahkan pandangannya dan melihat Devina mengenakan setelan modis yang tetap memancarkan kesan seksi, dengan rambut panjangnya terurai ke belakang. Dia berjalan di depan, sementara Jay mengikuti di belakangnya.Devina menengadah sekilas ke arah panggung. Saat melihat Brielle, entah itu karena terkejut atau nyaris tersandung, langkahnya tampak goyah. Ketika dia hendak duduk, tubuhnya limbung sejenak lalu terjatuh ke dalam pelukan Raka.Lengan Raka segera terulur untuk melingkari pinggangnya dan menopang bahu Devina agar tidak jatuh.Jay juga buru-buru duduk. Dengan bantuan Raka, Devina berhasil menstabilkan diri. Dia menyibakkan rambut panjang di pelipis, lalu tersenyum manja bercampur genit pada Raka sebelum menoleh ke arah Brielle di atas panggung.Dalam tatapan matanya, terselip kilatan puas yang hanya bisa dipahami Brielle.Devina baru saja datang, sehingga dia tidak tahu mengapa Brielle berada di panggung. Dia berpikir, mungkin Brielle telah bergabung dengan tim kerja da

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status