Share

Bukan Menantu Idaman
Bukan Menantu Idaman
Penulis: Wahyu Soejitno Putri

Bab 1 Tak Mengerti

Ayu terperanjat kaget ketika tiba-tiba mamah Mertua nya datang mengunjunginya. Ayu tahu secara pasti maksud kunjungan ke rumahnya. Pasti tidak lain dan tidak bukan karena ingin mendiktenya.

"Katanya Anto sakit Yu?" Mamah Mertua Ayu membuka percakapan sambil menerobos masuk ke rumahnya.

"Jadi istri tuh ya Yu..harus bisa mengurusi suami. Lihat itu si Sinta..sesibuk apapun dia masih tetap bisa mengurusi keluarganya."katanya lebih lanjut.

"Tolonglah Yu..urusi Anto dengan baik; ibadah Yuuu...ibadah..." dengan tanpa mempedulikan bagaimana perasaan Ayu yang mendengar cercaannya; mamah Mertua tetap saja melancarkan aksinya.

Ayu bingung harus menjawab apa.Satu sisi dia merasa sebal dengan ucapan mertuanya yang sepertinya asal bicara; sisi lain dia ingin menerangkan apa yang sebenarnya terjadi.

18 tahun usia pernikahannya dengan Anto semestinya sudah cukup waktu untuk terjalin saling mengerti dan memahami ya..sifat dan sikap Ayu pun seharusnya mereka sudah benar-benar paham;  dari awal menikahpun Ayu sudah berusaha jujur, apa yang ada pada dirinya, dari mana asalnya, siapa keluarganya dan sebagainya sudah semua Ayu beberkan kepada keluarga suaminya.

Waktu 18 tahun sepertinya terlewat begitu sia-sia. Ayu merasa tidak terjalin adanya saling pengertian yang dalam. Ayu seperti terjebak dalam lingkaran setan yang setiap saat bisa memberangusnya dan bisa menjebaknya ke dalam situasi dan kondisi yang siap menghancurkannya.

#######

Usia Ayu 28 tahun ketika dinikahi oleh Anto yang 11 tahun lebih tua darinya.

Usia yang cukup matang atau boleh dikatakan cukup dewasa untuk ukuran pernikahan di desa.

Pada umumnya teman-teman Ayu menikah di usia 23 tahun dengan usia suami yang terpaut 5 tahun dengannya..tapi sepertinya mereka enjoy-enjoy saja; kalau ada konflik pun akan mudah terselesaikan dengan baik. Tidak seperti yang selalu Ayu hadapi.

Masalah demi masalah sepertinya tidak pernah lepas dari rumah tangga Ayu-Anto..bahkan 12 hari setelah usia pernikahannya...masalah berat mulai melanda mereka..bahkan silih berganti dan tidak pernah ada habisnya.

Mulai dari demo karyawan yang menuntut upahnya dibayarkan segera padahal kondisi usaha Anto yang sedang diambang kehancuran, sampai konflik dengan om Badi yang menangani usaha Anto dan mulai terlihat kecurangannya.

Anto sosok laki-laki yang begitu penurut pada orang tuanya terutama ibunya. Baginya ucapan ibunya adalah HUKUM. A yang diucapkan oleh ibunya...A juga yang dikerjakan oleh Anto..Z yang tidak boleh dilakukan oleh Anto...Z pula yang dihindari Anto.

Sebetulnya kepatuhan Anto pada orang tuanya bagus ya..sesuai dengan tuntunan Agama yang dianutnya; tapi sepertinya kepatuhannya kepatuhan yang pada akhirnya tidak bisa diterima oleh nalar. 

Seperti suatu contoh; suatu ketika terbukti kalau om Badi yang notabene adik kandung ibunya Anto melakukan kecurangan dengan memanipulasi data keuangan hingga usaha Anto diambang kebangkrutan. Tapi dengan dalil saling pengertian di antara keluarga; Anto diharuskan mengalah dan diam saja melihat bukti-bukti yang valid itu; dan Anto atas titah Ibunya tetap mempekerjakan Om Badi dalam pengelolaan usahanya.

"Kasihan To, kalau kamu memecat Om Badi...tanggungan keluarganya banyak; dari mana dia bisa menghidupi kesembilan anaknya kalau bukan darimu?" itu-itu saja alasan yang diberikan oleh Ibu mertua Ayu tiap kali Anto mengeluh tentang ketidakjujuran om-nya.

"Yakin saja To...kalau kamu ikhlas menolong saudara, pasti hidupmu akan lebih berkah." kata mertuanya lebih lanjut.

Bingung...sungguh membingungkan sikap Mamah mertua Ayu...terlebih setelah Papah mertua Ayu meninggal lantaran stroke yang 12 tahunan dideritanya; sikap Mamah mertua Ayu seperti bertambah arogan.

Ayu sebetulnya tidak begitu mempedulikan sikap mamah Mertuanya kalau tidak didukung sikap Anto suaminya yang sepertinya semakin hari justru semakin tidak mempunyai pendirian.Kalau saja Anto bisa dijadikan sandaran untuk hidup dan kehidupan Ayu dan 2 anaknya...Dia tentu tidak akan banyak mengeluh.

Selama 18 tahun menikah, Ayu tidak tahu persis berapa banyak pendapatan Anto dari hasil usahanya.

Anto begitu tertutup kalau mengenai uang hasil usahanya.

Setiap Anto pulang dengan membawa uang; buru-buru dia masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam,menghitung dan menyimpannya di suatu tempat yang tersembunyi.

Jatah harian buat Ayu dimulai dari sehari 5 ribu rupiah di awal menikahnya.

Dari honornya sebagai guru Wiyata Bakti yang hanya 100 ribu rupiah Ayu berusaha memenuhi kebutuhan hariannya. Uang 5 ribu rupiah dari Anto dia kumpulkan untuk membeli kebutuhan yang mendesak. 

Kala itu Ayu Anto masih menumpang hidup di rumah Mamah Mertua yang merangkap kios tempat Anto memajang dan menjual produknya.

Yaaa... Anto adalah seorang wiraswastawan; pembuat dan penjual beraneka kerajinan tangan berbahan dasar karet .

Sebetulnya kalau boleh dikalkulasi...hasil dari berdagangnya saja bisa lebih dari cukup; belum lagi ditambah dengan pemasukan dari pesanan orang dari berbagai pelosok negeri; bisa dikatakan bisa membuat kaya raya kehidupan Anto dan Ayu yang kala itu belum dikaruniai anak. Tapi entah mengapa dari tahun ke tahun usaha Anto masih tetap sama bahkan cenderung menurun dan diambang kebangkrutan.

Kalau mau jujur Ayu katakan; sepertinya bakti suaminya ke Ibunya tidaklah berarti apa-apa...padahal ketika menikah pun menurut kebanyakan orang usia di atas 38 tahun merupakan umur yang sudah melewati ambang kewajaran atau bisa dikatakan perjaka tua. 

Anto berani mengajak menikah Ayu pun karena desakan dari Om Gun yang merupakan kakak kandung dari Mamah mertua Ayu. Kala itu bertepatan dengan pernikahan adik kandung perempuan Anto; keluarga berkumpul termasuk Om Gun..disaat itulah Mamah Anto mengatakan mau menjodohkan Anto dengan anak kolega bisnisnya tetapi dia menolak karena sudah mempunyai pilihan hati sendiri walaupun saat itu umur perkenalannya dengan Ayu baru seumur jagung.

Dalam kondisi yang terdesak oleh keadaan itulah akhirnya Anto memberanikan diri mengutarakan keinginannya untuk melamar Ayu; permintaan itu langsung disetujui oleh om Gun yang langsung diiyakan oleh Mamah Anto. Padahal di waktu-waktu sebelumnya entah berapa wanita yang diperkenalkan oleh Anto kepada Ibunya tetapi tidak ada satupun yang disetujuinya terkecuali Ayu.

Boleh dikatakan pernikahan Ayu-Anto karena terdesak oleh keadaan; dan anehnya hanya Ayulah satu-satunya yang disetujui untuk dijadikan istri oleh Anto walaupun seiring berjalannya waktu sikap Mamah mertua ke Ayu laksana ke madu nya saja.

8 tahun usia pernikahan Ayu-Anto baru dikarunia anak; itu pun lantaran perjuangan yang sangat luar biasa bahkan sampai ke hal mistis sekalipun.

Boleh dikatakan rumah tangga Ayu-Anto tak lepas dari cobaan demi cobaan. Entah mengapa? Apa salah Ayu? Apa salah Anto? toh mereka sudah berusaha seikhlas mungkin menuruti keinginan Ibu kandungnya; meski kadang terasa berat dalam menjalaninya.

Boleh dikatakan semuanya sudah dilakukan Anto..bahkan tanpa sepengetahuan Mamah-nya, Sinta dan Suaminya selama ini membuka bisnis yang sama persis pun dengan cara yang menurut kebanyakan orang licik. Dia seenaknya saja membuat usaha dengan memakai brand usaha Anto tanpa seizinnya. Sama persis; dari macam produknya sampai merk dagangnya; hanya diganti nama dan nomor hp.nya. Itupun Anto diam saja; membiarkan adiknya berlaku curang cenderung licik itu dengan dalih karena hidup saling pengertian dengan keluarga...tanpa mempedulikan nasib istri dan kedua anaknya yang mulai beranjak dewasa. 

Sungguh benar-benar tak mengerti Ayu dengan jalan pikiran Anto dan keluarga besarnya. Sepertinya dalil demi dalil saling pengertian antar keluarganyalah yang menjadi dasar perlakuan semena-menanya mereka. Apa yang mereka lakukan sepertinya legal dan sah-sah saja saja karena antar saudara sekandung. Bahkan ada yang berkata:

"Tidak ada mantan orang tua atau kakak adik; kalau mantan istri looo ada!"

        *******

                  *****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status