Ayu berasal dari keluarga miskin yang bekerja sebagai guru Honorer bertemu dengan Anto pedagang kaya raya dari keluarga terpandang. Umur Anto ketika menikahi Ayu diambang kepala empat. Sejak kecil Anto selalu didikte oleh Ibunya dalam urusan jodohnya sekalipun. Dengan dalih bahwasanya anak lelaki tanggung jawab yang utama adalah ke orang tuanya; Anto tidak akan bisa menolak segala permintaan orang tuanya terutama ibunya meski dia tanpa sadar mengorbankan anak dan istrinya. Mampukah Ayu bertahan dalam rumah tangga yang penuh intrik ini??
View MoreAyu terperanjat kaget ketika tiba-tiba mamah Mertua nya datang mengunjunginya. Ayu tahu secara pasti maksud kunjungan ke rumahnya. Pasti tidak lain dan tidak bukan karena ingin mendiktenya.
"Katanya Anto sakit Yu?" Mamah Mertua Ayu membuka percakapan sambil menerobos masuk ke rumahnya.
"Jadi istri tuh ya Yu..harus bisa mengurusi suami. Lihat itu si Sinta..sesibuk apapun dia masih tetap bisa mengurusi keluarganya."katanya lebih lanjut.
"Tolonglah Yu..urusi Anto dengan baik; ibadah Yuuu...ibadah..." dengan tanpa mempedulikan bagaimana perasaan Ayu yang mendengar cercaannya; mamah Mertua tetap saja melancarkan aksinya.
Ayu bingung harus menjawab apa.Satu sisi dia merasa sebal dengan ucapan mertuanya yang sepertinya asal bicara; sisi lain dia ingin menerangkan apa yang sebenarnya terjadi.
18 tahun usia pernikahannya dengan Anto semestinya sudah cukup waktu untuk terjalin saling mengerti dan memahami ya..sifat dan sikap Ayu pun seharusnya mereka sudah benar-benar paham; dari awal menikahpun Ayu sudah berusaha jujur, apa yang ada pada dirinya, dari mana asalnya, siapa keluarganya dan sebagainya sudah semua Ayu beberkan kepada keluarga suaminya.
Waktu 18 tahun sepertinya terlewat begitu sia-sia. Ayu merasa tidak terjalin adanya saling pengertian yang dalam. Ayu seperti terjebak dalam lingkaran setan yang setiap saat bisa memberangusnya dan bisa menjebaknya ke dalam situasi dan kondisi yang siap menghancurkannya.
#######
Usia Ayu 28 tahun ketika dinikahi oleh Anto yang 11 tahun lebih tua darinya.
Usia yang cukup matang atau boleh dikatakan cukup dewasa untuk ukuran pernikahan di desa.
Pada umumnya teman-teman Ayu menikah di usia 23 tahun dengan usia suami yang terpaut 5 tahun dengannya..tapi sepertinya mereka enjoy-enjoy saja; kalau ada konflik pun akan mudah terselesaikan dengan baik. Tidak seperti yang selalu Ayu hadapi.
Masalah demi masalah sepertinya tidak pernah lepas dari rumah tangga Ayu-Anto..bahkan 12 hari setelah usia pernikahannya...masalah berat mulai melanda mereka..bahkan silih berganti dan tidak pernah ada habisnya.
Mulai dari demo karyawan yang menuntut upahnya dibayarkan segera padahal kondisi usaha Anto yang sedang diambang kehancuran, sampai konflik dengan om Badi yang menangani usaha Anto dan mulai terlihat kecurangannya.
Anto sosok laki-laki yang begitu penurut pada orang tuanya terutama ibunya. Baginya ucapan ibunya adalah HUKUM. A yang diucapkan oleh ibunya...A juga yang dikerjakan oleh Anto..Z yang tidak boleh dilakukan oleh Anto...Z pula yang dihindari Anto.
Sebetulnya kepatuhan Anto pada orang tuanya bagus ya..sesuai dengan tuntunan Agama yang dianutnya; tapi sepertinya kepatuhannya kepatuhan yang pada akhirnya tidak bisa diterima oleh nalar.
Seperti suatu contoh; suatu ketika terbukti kalau om Badi yang notabene adik kandung ibunya Anto melakukan kecurangan dengan memanipulasi data keuangan hingga usaha Anto diambang kebangkrutan. Tapi dengan dalil saling pengertian di antara keluarga; Anto diharuskan mengalah dan diam saja melihat bukti-bukti yang valid itu; dan Anto atas titah Ibunya tetap mempekerjakan Om Badi dalam pengelolaan usahanya.
"Kasihan To, kalau kamu memecat Om Badi...tanggungan keluarganya banyak; dari mana dia bisa menghidupi kesembilan anaknya kalau bukan darimu?" itu-itu saja alasan yang diberikan oleh Ibu mertua Ayu tiap kali Anto mengeluh tentang ketidakjujuran om-nya.
"Yakin saja To...kalau kamu ikhlas menolong saudara, pasti hidupmu akan lebih berkah." kata mertuanya lebih lanjut.
Bingung...sungguh membingungkan sikap Mamah mertua Ayu...terlebih setelah Papah mertua Ayu meninggal lantaran stroke yang 12 tahunan dideritanya; sikap Mamah mertua Ayu seperti bertambah arogan.
Ayu sebetulnya tidak begitu mempedulikan sikap mamah Mertuanya kalau tidak didukung sikap Anto suaminya yang sepertinya semakin hari justru semakin tidak mempunyai pendirian.Kalau saja Anto bisa dijadikan sandaran untuk hidup dan kehidupan Ayu dan 2 anaknya...Dia tentu tidak akan banyak mengeluh.
Selama 18 tahun menikah, Ayu tidak tahu persis berapa banyak pendapatan Anto dari hasil usahanya.
Anto begitu tertutup kalau mengenai uang hasil usahanya.
Setiap Anto pulang dengan membawa uang; buru-buru dia masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam,menghitung dan menyimpannya di suatu tempat yang tersembunyi.
Jatah harian buat Ayu dimulai dari sehari 5 ribu rupiah di awal menikahnya.
Dari honornya sebagai guru Wiyata Bakti yang hanya 100 ribu rupiah Ayu berusaha memenuhi kebutuhan hariannya. Uang 5 ribu rupiah dari Anto dia kumpulkan untuk membeli kebutuhan yang mendesak.
Kala itu Ayu Anto masih menumpang hidup di rumah Mamah Mertua yang merangkap kios tempat Anto memajang dan menjual produknya.
Yaaa... Anto adalah seorang wiraswastawan; pembuat dan penjual beraneka kerajinan tangan berbahan dasar karet .
Sebetulnya kalau boleh dikalkulasi...hasil dari berdagangnya saja bisa lebih dari cukup; belum lagi ditambah dengan pemasukan dari pesanan orang dari berbagai pelosok negeri; bisa dikatakan bisa membuat kaya raya kehidupan Anto dan Ayu yang kala itu belum dikaruniai anak. Tapi entah mengapa dari tahun ke tahun usaha Anto masih tetap sama bahkan cenderung menurun dan diambang kebangkrutan.
Kalau mau jujur Ayu katakan; sepertinya bakti suaminya ke Ibunya tidaklah berarti apa-apa...padahal ketika menikah pun menurut kebanyakan orang usia di atas 38 tahun merupakan umur yang sudah melewati ambang kewajaran atau bisa dikatakan perjaka tua.
Anto berani mengajak menikah Ayu pun karena desakan dari Om Gun yang merupakan kakak kandung dari Mamah mertua Ayu. Kala itu bertepatan dengan pernikahan adik kandung perempuan Anto; keluarga berkumpul termasuk Om Gun..disaat itulah Mamah Anto mengatakan mau menjodohkan Anto dengan anak kolega bisnisnya tetapi dia menolak karena sudah mempunyai pilihan hati sendiri walaupun saat itu umur perkenalannya dengan Ayu baru seumur jagung.
Dalam kondisi yang terdesak oleh keadaan itulah akhirnya Anto memberanikan diri mengutarakan keinginannya untuk melamar Ayu; permintaan itu langsung disetujui oleh om Gun yang langsung diiyakan oleh Mamah Anto. Padahal di waktu-waktu sebelumnya entah berapa wanita yang diperkenalkan oleh Anto kepada Ibunya tetapi tidak ada satupun yang disetujuinya terkecuali Ayu.
Boleh dikatakan pernikahan Ayu-Anto karena terdesak oleh keadaan; dan anehnya hanya Ayulah satu-satunya yang disetujui untuk dijadikan istri oleh Anto walaupun seiring berjalannya waktu sikap Mamah mertua ke Ayu laksana ke madu nya saja.
8 tahun usia pernikahan Ayu-Anto baru dikarunia anak; itu pun lantaran perjuangan yang sangat luar biasa bahkan sampai ke hal mistis sekalipun.
Boleh dikatakan rumah tangga Ayu-Anto tak lepas dari cobaan demi cobaan. Entah mengapa? Apa salah Ayu? Apa salah Anto? toh mereka sudah berusaha seikhlas mungkin menuruti keinginan Ibu kandungnya; meski kadang terasa berat dalam menjalaninya.
Boleh dikatakan semuanya sudah dilakukan Anto..bahkan tanpa sepengetahuan Mamah-nya, Sinta dan Suaminya selama ini membuka bisnis yang sama persis pun dengan cara yang menurut kebanyakan orang licik. Dia seenaknya saja membuat usaha dengan memakai brand usaha Anto tanpa seizinnya. Sama persis; dari macam produknya sampai merk dagangnya; hanya diganti nama dan nomor hp.nya. Itupun Anto diam saja; membiarkan adiknya berlaku curang cenderung licik itu dengan dalih karena hidup saling pengertian dengan keluarga...tanpa mempedulikan nasib istri dan kedua anaknya yang mulai beranjak dewasa.
Sungguh benar-benar tak mengerti Ayu dengan jalan pikiran Anto dan keluarga besarnya. Sepertinya dalil demi dalil saling pengertian antar keluarganyalah yang menjadi dasar perlakuan semena-menanya mereka. Apa yang mereka lakukan sepertinya legal dan sah-sah saja saja karena antar saudara sekandung. Bahkan ada yang berkata:
"Tidak ada mantan orang tua atau kakak adik; kalau mantan istri looo ada!"
*******
*****
Boleh dikatakan masa laluku lebih banyak merasakan kebahagiaan meski hidup dalam kesederhanaan. Saling pengertian, perhatian dan kasih sayang selalu diterapkan dalam kehidupan rumah tangga bapak dan ibu.Aku sebagai anak bungsu menjadi tumpuan kasih sayang dari kedua kakakku.Tak pernah sedikitpun keluargaku saling menyakiti baik berupa perkataan maupun perbuatan.Hingga kami sekeluarga sedari kecil hingga dewasa begitu merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya meski dalam segala keterbatasan ekonomi. Sungguh berbeda ketika sekarang hidup berumah tangga. Sepertinya harta dan kenikmatan duniawi yang selalu dikejar oleh keluarga suamiku. Kesedihan dan rasa benci serasa semakin mengakar di hati sanubariku, bahkan sampai ke kedua anakku Mereka seperti tidak mau mengakui keluarga ayahnya sebagai bagian dari kehidupannya. Pun begitu dengan mamah mertuaku, hari-hari terasa ada jurang pemisah antara kami. Aku laksana
Di zaman tahun 1990n adalah masa paling membahagiakan bagi Ayu,karena di masa itu walaupun hidup dalam kesederhanaan namun kebahagiaan lahir batin tetap didapat.Hidup dalam lingkungan keluarga sederhana namun penuh keharmonisan membuat Ayu berkembang menjadi pribadi yang menyenangkan. Meski tidak bisa terbilang cantik, namun banyak dari kalangan lelaki yang jatuh hati karena kepribadiannya.Namun kebanyakan laki-laki entah mengapa seringkali merasa jengah bila mulai berdekatan dengan Ayu. Seperti ada sekat yang selalu menghalangi bila mereka mulai lebih jauh saling mengenal.Seringkali pula muncul keraguan dalam diri Ayu bila ada pria yang mulai berusaha ingin menjalin hubungan yang lebih serius dengannya."Ay...sebenarnya banyak yang suka ke kamu lo..tapi sepertinya kamu kok tak acuh begitu sih?"suatu saat sahabat dekatnya bertanya.Ayu hanya mengedikkan bahu. Entah mengapa memang dia rasakan...dia sepertinya selalu en
Waktu terus bergulir, pelan namun pasti..bisnis suamiku kembali terpuruk karena pengambilalihan brand secara sepihak oleh Sinta dan suaminya. Aku semakin tidak habis pikir, yang ada dalam benakku aku merasa diperlakukan semena-mena dan hidup dalam ketidakadilan. Anto yang merintis bisnis dari nol dengan modal seadanya hingga bisa berkembang lantaran kerja kerasnya yang tak kenal waktu harus 'hancur' dalam sekejap hanya karena modal uang yang dimiliki Sinta dan suaminya begitu banyaknya. Aku kembali protes, berusaha mengeluarkan segala yang terasa begitu menyesakkan dadaku. "Gimana sih Mas...kok bisa begini?"tanyaku penuh emosi kepada Anto yang kulihat tetap tenang-tenang saja. “Aku sebagai istri kan juga berhak untuk menikmati dan mendapat nafkah lahir maupun batin dari suamiku! ucapku semakin tak terkendali. "Harusnya kamu proteslah Mas..itu kan bisnis kamu rintis
Aku sebenarnya kurang cocok waktu Anto memilih untuk menikahi Ayu karena menurutku dia tidak sepadan denganku. Dia hanya seorang guru honorer biasa, sementara anakku Anto pengusaha yang tergolong sukses. Karyawannya saja 16 orang, dengan pendapatan puluhan juta dalam satu harinya. Kenapa Anto malah memilih Ayu sebagai istrinya? Kenapa dia tidak memilih Irna saja? Padahal aku sudah begitu mengenalnya dan keluarganya. Aku sudah menjadi teman bisnis papa dan mamanya lama, saat mereka masih sama-sama kanak-kanak. Kalau saja Anto menerima jodoh yang aku sodorkan untuknya, aku pasti akan berusaha membahagiakannya. Harusnya anakku setidaknya lebih mengenal Irna yang mau aku jadikan istrinya, siapa tahu setelah mereka saling kenal akan ada kecocokan yang akhirnya bisa menjadikan mereka berjodoh. Menurutku Anto terlalu gegabah, belum lama mengenal Ayu sudah langsung melamarnya. Andai saja waktu itu Gun adikku juga tidak memaksanya untuk se
Matahari mulai menyembul menampakkan sinar cerahnya. Aneka burung bercicit merdu di dahan sebelah rumah. Minggu pagi, saat yang tepat untuk bermain bola. Anak-anak menguap perlahan. "Hoooaaahheeemm ..." Sambil nyengir, kulihat Arman dan Anto menutup mulutnýa yang menganga lebar ketika dia menguap tadi. Masih merasa enggan sepertinya anak lelakiku itu beranjak dari tempat tidurnya ketika tiba tiba aku memanggil-manggilnya "Bangun Nak...dibangunkan dari tadi koq yaaa...sudah siang ini...ayoo Subuhan dulu...habis itu mandi dan sarapan...!" Kulihat mereka melirik jam dinding di kamarnya. ..."Haaaah...jam 05:10...aku kesiangan ini...aku sudah janjian sama teman-teman koq yaa..."seringai Arman kaget kulihat. Gegas dia menyahut panggilan Ibunya...."Baiiik Bu..."sambil bangkit dan keluar dari kamarnya. Dia lupa kalau belum membereskan kamarnya yang berantakan bekas tidurnya tadi. "Hmmmmm...kebiasa aan..."kataku ketika menengok isi kamarnya
Aku menyesal telah membuat Ayu menjatuhkan pilihan untuk mau dinikahi Anto. Gara-gara aku sakit, Ayu tidak bisa bersikap untuk mengakhiri hubungannya sebelum masa pernikahannya. Aku sangat bersyukur Ayu begitu berbakti kepadaku dan memilih untuk membuatku bahagia dengan mau meneruskan pernikahannya dengan Anto. Penilaianku ternyata salah terhadap Anto. Aku kira dengan rajinnya dia beribadah di Masjid jadi jaminan dia akan menyayangi dan mencintai anakku dengan tulus. Ternyata dugaanku salah. Anto sepertinya tidak benar-benar menganggapnya sebagai bagian dari tanggung jawabnya. Padahal apa yang ditanam oleh ayahnya Ayu sungguh luar biasa. Beliau betul-betul begitu perhatian dan bertanggung jawab kepadaku dan anak-anaknya walaupun setiap hari rasa baktinya kepada Ibunya tidak pudar. Bahkan suamiku tercinta selalu bisa menempatkan diri dengan baik sebagai suami, ayah dan bahkan anak serta saudara bagi keluarganya. Tidak seperti Anto menantuku. Dari waja
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments