BP 20. Rindukan Aku
Tiga hari menjadi istri Zayn membuatku bisa melihat sisi lain Zayn yang biasanya dingin dan selalu membuat jarak denganku. Setelah menikah aku melihat Zayn menjadi laki-laki yang hangat dan penuh perhatian. Tadinya kupikir karena dia terpaksa menikahiku karena Bu Teguh yang memintanya, dia akan terus bersikap dingin atau bicara ketus padaku. Atau dia akan menyiksaku karena telah membuatnya berpisah dengan kekasihnya seperti yang kubaca dalam novel-novel. Untungnya dia memperlakukanku dengan baik seakan aku adalah orang yang sangat berharga baginya. Hal itu membuatku terharu dan makin berterima kasih padanya.Hal itu juga membuat rasa kagumku padanya semakin meningkat.
Hari keempat setelah kami menikah, Zayn bersiap untuk bertolak ke Eropa. Dia akan melakukan perjalanan dinas selama satu bulan. Itu juga salah satu alasan Zayn menyegerakan pernikahan kami, agar dia lebih tenang meninggalkan aku sebagai istrinya. Ini memang bukan kali pertama Zayn pergi
Bukan Pahlawan 20 Selama Zayn mengadakan perjalanan bisnid keluar negeri, aku menjalankan aktivitasku sebagai bidan desa seperti biasanya. Zayn kerap menelponku untuk menayakan keadaanku dan janin yang ada dalam perutku meski ada perebedaan waktu belasan jam di antara kami. Aku tahu dia sengaja menelpon di siang hari agar tak mengganggu waktu tidurku. Zayn juga akan bercerita apa saja yang dia lakkukan di sana atau apa yang dilihatnya dia juga bertanya apa yang kuinginkan dan aku menceritakan banyak hal yang aku lakukan di sini. Kadang aku tak percaya laki-laki yang selama ini aku kenal dingin dan irit bicara itu terdengar begitu hangat dan cerewet. Sebulan kemudian Zayn Kembali dari perjalanan bisnisnya, dia membawakanku dan keluarga Abisatya banyak barang mewah dan makanan. Baju, tas, sepatu, aksesoris merek terkenal dan mahal, serta berbagai makanan khas negara-negara Eropa terutama coklat. Aku tentu saja senang dengan semua pemberiannya begitu juga kedua orang tua Zayn dan adik
Aku sedang merias wajahku saat Zayn keluar dari pintu kamar mandi dengan handuk yang melilit sebagian tubuhnya. Rambutnya yang basah tempat masih mengalirkan beberapa tetes air ke tubuhnya membuatnya terlihat sangat seksi. Sejenak aku terpaku dan terpesona pada tubuh indahnya begitu pas untuknya. Dada bidang yang terlihat kekar serta otot perut yang terlihat roti sobek di atas handuk yang dikenakannya.Aku berusaha menahan nafasku untuk meredakan debaran dadaku yang tiba-tiba saja bergetar dengan cepat. Aku segera mengalihkan tatapanku sebelum Zayn menyadarinya. Aku tidak boleh terpesona padanya karena dia milik orang lain, meski saat ini kami terlibat hubungan sebagai suami istri.Aku menggigit bibir sambil merapikan jilbabku dan memasang Bros di dada. Setelah itu aku menghembuskan nafas secara kasar saat melihat bayangan Zayn di cermin di depanku. Aku mengeluh dalam hati, kenapa dia begitu tampan dan mempesona seperti tokoh utama pria dalam cerita-cerita novel terjemahan.Sulit seka
Bukan Pahlawan - PrologAyana Maheswari seorang Bidan yang bertugas di sebuah desa di lerang sebuah gunung. Suatu malam setelah menolong seorang ibu yang mengalami perdarahan setelah melahirkan diperkosa oleh orang tak dikenal. Padahal dia akan menikah tiga bulan lagi dengan tunangan yang sangat dicintainya, Rizwan. Untungnya Rizwan bisa menerima kejadian itu meski sikapnya pada Ayana mulai berubah.Ayana menjadi sangat putus asa ketika mendapati dirinya hamil akibat perkosaan yang dilakukan orang yang tak diketahui siapa bahkan pihak kepolisian pun tidak bisa menemukan pelaku karena saat kejadian tidak ada saksi dan dia juga dibuat tidak sadar karena dibius.Hubungan Ayana dan Rizwan pun berantakan karena Rizwan tidak mau menerima kehamilan Ayana. Rizwan memutuskan hubungan pertunangan mereka dan membatalkan rencana pernikahan mereka yang sudah di depan mata kalau Ayana tidak menggugurkan bayi yang ada di dalam kandungannya.Ayana berada dalam dilema. Me
Bukan pahlawan 1 Malam Kelam Aku baru saja turun dari sepeda motor keluarga pasien yang mengantarku pulang dari puskesmas tempatku bekerja setelah merujuk seorang ibu yang mengalami perdarahan setelah melahirkan tadi pagi. Suasana di sekitarku gelap gulita karena listrik mati. Tidak ada penerangan apapun setelah keluarga pasien tadi pergi dari hadapanku. Aku merasa sedikit merinding karena aku hanya sendirian di rumah ini. Rumah yang juga berfungsi sebagai PKD atau Poliklinik Kesehatan Desa ini memang agak terpisah dari rumah-rumah penduduk yang lain. Rumah ini berada di perbatasan dusun di pinggir jalan desa. Rumah terdekat berjarak kurang lebih lima ratus meter dari rumah kutempati. Aku mengira ini sudah jam dua belas lebih, sebuah rasa takut tiba-tiba saja menyergapku saat hembusan angin dingin menerpa tubuhku. Biasanya aku tak pernah punya rasa takut walau selarut apapun aku pulang dari rumah pasien tapi malam ini aku merasa aneh, mung
Bukan Pahlawan 2 Aku memasuki kamar mandi dibimbing oleh Bu Teguh karena kakiku masih terasa lemas dan juga rasa nyeri yang menyengat di selangkanganku membuatku sangat sulit melangkah. “Terima kasih, bu,” kataku setelah sampai di dalam kamar mandi, aku segera duduk di atas di atas closet dengan lemah setelah bu Teguh meninggalkanku sendiri di tempat ini. Aku menatap ember yang telah terisi air hangat yang sudah disiapkan mbok Seni untuk aku pakai mandi. Uapnya yang panas menerpa wajahku. Dengan perlahan aku membuka bajuku dan aku langsung berteriak saat melihat begitu banyak tanda merah di tubuhku. Aku tak ingat kejadian tadi malam tapi melihat banyaknya kiss mark di sana, aku menjadi ngeri membayangkan apa yang dilakukan bajingan itu padaku tadi malam. “Ay, kenapa?” Bu Teguh mengetuk pintu kamar mandi dengan cemas. Aku segera menutup mulutku dengan tangan dan menangis tertahan, aku tidak mau Bu Teguh makin cemas dengan keadaannku. Aku segera
Bukan Pahlawan 3 Entah berapa lama aku tertidur, aku terbangun karena mendengar suara-suara di sekelilingku. Aku membuka mataku perlahan dan menyadari kalau saat ini aku aku tengah berada di kamarku di rumah milik Teguh Adisatya dan suara-suara yang kudengar adalah milik Zayn dan Risya. Aku tak tahu kapan mereka kapan mereka memgbawaku ke tempat ini, mungkin saat aku pingsan setelah Bu Teguh membantuku memakai pakaian. Aku menjerit dan pingsan saat aku merasa melihat darah di spreiku padahal mbok Seni sudah menggatinya. Bu Teguh telah pamit untuk keluar sebentar tadi karena itu di kamar ini hanya ada kami bertiga. “Kita harus membawanya ke Puskesmas, Zayn. Kasihan Nana, biar dia mendapatkan pemeriksaan untuk visum,” suara Risya menyerbu gendang telingaku. Risya adalah kekasih Zayn yang juga anak kepala Desa di tempat kerjaku. Mereka sudah lama berpacaran dan rencananya akan menikah satu atau dua tahun lagi menungg
Bukan Pahlawan 4 Ayana Maheswari Namaku Ayana Maheswari, sudah tiga tahun ini aku bertugas di desa , sebuah desa yang terletak di lereng gunung. Desa ini terdiri dari lima dusun dengan jumlah penduduk terbanyak sekecamatan. Desa ini adalah desa yang paling tinggi di banding desa lain yang ada di kecamatan. Sudah tidak ada lagi desa lain di atas desa yang kutemui. Selama ini aku tinggal bersama dengan keluarga Bu Teguh di rumah mereka yang terhitung mewah untuk ukuran warga desa sini sebelum aku menempati rumah yang juga berfungsi sebagai PKD sejak enam bulan yang lalu. Sebenarnya Bu Teguh dan keluarganya agak keberatan aku menempati PKD meski ada mbok Seni yang menemaniku. Mereka berharap aku tetap tinggal di rumah mereka meski aku melakukan pelayanan di PKD. Dulu sebelum PKD selesai di bangun dan diresmikan, aku melakukan melakukan pelayanan di kantor PKK desa tapi setelah PKD diresmikan pihak pemerintah desa berharap aku mau menemp
Bukan Pahlawan 5 Zayn Raynar Abisatya Siapa yang tak mengenal Zayn Raynar Abisatya, aku yakin semua orang di desa kami tahu siapa Zayn Raynar Abisatya bahkan mungkin di desa-desa lainnya. Zayn adalah sosok anak muda yang sukses dengan usaha yang dirintisnya. Ya, dia adalah pemilik Rendezvous Café yang sangat terkenal dan sudah memiliki banyak cabang di berbagai kota. Rendezvous Café didirikan Zayn saat dia masih kuliah lima tahun yang lalu, awalnya Zayn membuka café itu di kita tempat dia kuliah bersama dengan beberapa teman kuliahnya. Dalam beberapa tahun café itu berkembang dengan cepat dan menjadi tempat nongkrong anak muda nomor satu di kota itu. Zayn kemudian mulai membukanya di beberapa kota lain yang ada di sekitarnya dan mendulang sukses yang sama. Orang-orang mungkin mengenal Zayn sebagai anak tertua dari Teguh Abisatya, orang terkaya di desaku tinggal dan bekerja, Selain itu dia juga sangat tampan sehingga menja