Share

Bab 32

Fara melangkah tergesa memasuki pekarangan rumah Lusy yang tampak sepi. Tapi Fara bisa menebak jika sahabatnya itu pasti berada di rumah karena jendela rumahnya terbuka lebar meskipun pintunya tertutup rapat. Lusy tinggal sendirian selama ini. Jadi dia pasti akan menutup jendela dan pintu rumahnya jika dia pergi keluar rumah.

Sampai di teras, Fara terdiam sejenak. Dia seolah sedang berusaha menenangkan dirinya agar tak meledak di depan sahabatnya itu. Sahabat? Pantaskah jika masih disebut sahabat? Sebab dia telah menikam dari belakang. Dia seolah membunuh, tapi tanpa diakhiri dengan sebuah kematian. Hanya hancur, remuk berkeping-keping tak berbentuk.

Fara menghela napas panjang, lalu mengetuk pintu rumah Lusy dengan perasaan tak menentu. Ditunggunya beberapa saat hingga terdengar suara Lusy yang menyahuti dari dalam. Fara pun menegakkan tubuhnya seolah ingin menunjukkan betapa tegarnya dia. Wajahnya serius dan tatapan matanya tajam menatap wajah Lusy yang menyemb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status